Monday 24 August 2015

Menikmati Keindahan Gili Trawangan dan Menanti Duyung di Pulau Buton

Salah satu tempat favorit saya untuk berwisata adalah Pulau Lombok, terutama Gili Trawangan. Saya pernah menceritakannya di blog ini. Diantaranya adalah Taman Narmada dan Gili Trawangan. Bahkan saya pernah menuliskan cerpen bersetting Pulau Lombok yang kemudian diterbitkan bersama dengan beberapa penulis terkenal Indonesia, seperti Pipiet Senja, Gola Gong, dll. Cerpen dengan judul : Pudar Kabut Gunung Rinjani.


Pada kunjungan pertama ke Pulau Lombok saya menggunakan transportasi laut dari pulau Bali, kapal ekspres bertarif dollar. Pada kunjungan berikutnya kembali saya berangkat dari Bali dengan pesawat Merpati Nusantara Airlines. Karena Lombok NTB saat ini menjadi salah satu destinasi tujuan wisata international, sudah dapat dipastikan banyak maskapai penerbangan yang mendarat di Lombok International Airport, pelabuhan udara yang masih gress ini terdapat maskapai penerbangan (Dari Jakarta) : Garuda , Batik dan Lion.

Flight saya dari Bali ke Lombok

Flight saya dari Jakarta - Surabaya, kemudian lanjut dengan perjalanan darat Surabaya - Banyuwangi - Bali

Kini saya memiliki destinasi wisata yang ingin saya kunjungi untuk berwisata berikutnya.Nah destinasi yang ingin saya kunjungi berikutnya adalah : Pulau Buton Sulawesi Tenggara. Kenapa saya ingin sekali mengunjungi Pulau Buton. Baca deh penuturan saya ini :D

Sumber foto Google

Tinggal di kota sudah dapat dipastikan akan menjumpai jalanan beraspal hitam. Kemanapun kita pergi di kota Jakarta maka aspal tidak dapat lepas dari kehidupan kita. Tetapi di tengah kesibukan aktifitas  kita di kota besar masih ingatkah kita akan pelajaran SD dahulu? Pelajaran IPS atau Geografi berulangkali menjelaskan bahwa daerah penghasil aspal terbesar di Indonesia adalah Pulau Buton. Bahkan Pulau Buton adalah penghasil aspal terbesar di dunia (600 juta ton!) Wohooo…keren yak!?

Ada apalagi di Pulau Buton selain tambang aspal? Check yuk list yang membuat saya ingin ke sana!

[Wisata Sejarah & Budaya} Benteng Keraton Buton. Dibangun pada zaman penjajahan Portugis yang di tahun 2006 tercantum dalam Guiness Book of Record sebagai Benteng Terbesar di Dunia. Luas area benteng  adalah 23,375 hektar dengan panjang 2,7 kilometer yang menurut kabar terlintas bahwa ini yang nomor 2 tembok terpanjang di dunia setelah Tembok Raksasa di China. Benteng ini terbuat dari tumpukan karang yang direkatkan dengan putih telur dan batuan kapur. Dari sini kita dapat melihat kecantikan pemandangan Pulau Buton dari ketinggian dan menuju Masjid Agung Wolio yang berusia 300 tahun

[Wisata Budaya & Laut/Pantai] Desa Wabula di pesisir laut dengan penduduk 3000 jiwa dan jumlah rumah yang berdiri 400 – 500 rumah. Bentuknya adalah Rumah panggung , di bawah rumah tersebut jika siang hari digunakan untuk menenun kain oleh perempuan-perempuan penduduk tersebut. Kain tersebut dapat kita beli, dengan harga dari Rp 150 ribu/kain. Desa Wabula ini berada di pesisir pantai putih. Pernah berlangsung Pesta Adat Wabula dengan pertunjukan yang unik bernama : Pedole – Dole yakni memandikan 100 Balita dalam upacara tersebut. Wadooow seru banget tuh! Yang pasti di desa ini kita yang suka wisata pantai dan budaya (anthropologi) nggak bakalan “rebut” pengen cepet-cepet pulang. Kalau mau ke Pusat Kebudayaan Wolio dan Masjid Quba.

• [Wisata Laut] Pantai Nirwana yang banyak berpendapat seperti di nirwana. Pantai berpasir putih sepanjang 1 kilometer, terdapat gua karang dengan kedalaman 70 – 80 meter. Bagi yang suka diving, disinilah salah 1 tempat yang dapat digunakan untuk diving.

[Wisata Gunung/Hutan] Air Terjun Tirta Rimba . Terletak 6 kilometer sebelah Barat Bau Bau tepatnya di Kelurahan Lakologou Kecamatan Wolio. Air terjun ini berada dalam kawasan hutan lindung.

[Wisata Pantai/Kuliner] Pantai Lakeba. 7 kilometer dari Bau Bau.Di daerah ini kita dapat membeli kue tradional Pulau Buton, yakni : Kasumi dan Tuli Tuli

[Wisata Gunung/Hutan] Samparong. 13 kilometer dari Bau Bau Kecamatan Sorawolio. Sebelum sampai di air terjun yang memiliki ketinggian 100 meter dengan pemandangan sekitarnya yang menakjubkan maka kita akan menelusuri sawah dan kebun penduduk serta hutan tropis yang cukup lebat.

[Kuliner] Seafood adalah salah 1 kuliner yang asyik di pulau ini, bahkan di Jakarta saja jika teman saya yang berasal dari Bau Bau Pulau Buton datang maka saya akan menyambut Ikan Terbang dan beberapa jenis ikan lainnya dari pulau ini…hahaha…Selain itu kita dapat berkunjung ke CafĂ© Outdoor, tempat hangout paling gaul di Bau Bau. Namanya Talalikua di Pasar Wajo. Kalau di Talalikua jangan terlewatkan “Saraba” alias Susu Jahe Khas Buton beserta gorengan yang bumbu-nya berbeda dengan daerah lain. Dapat juga nongkrong di Pujaserata di alun-alun Betoambari.

  [Lain-Lain] Mau wisata ke Goa? Kita dapat ke Lakasa, Ntiti atau diving di Gua Moko (Gua Bawah yang memiliki keramik berumur ratusan tahun). Air  kemudian juga mandi di Pemandian Alam Bungi.

[Menanti Duyung] Tahun 1776 Peneliti Kelautan Muller menyatakan bahwa laut di kawasan Indonesia Timur merupakan kawasan laut yang paling banyak dilalui oleh Ikan Duyung. Paling banyak dilalui oleh Ikan Duyung ini adalah laut di Desa Lasalimu Pulau Buton, terbanyak bulan Februari dan Juli. Bukan suatu hal yang mustahil jika icon Indonesia bertambah dengan Ikan Duyung ini selain Komodo, Badak Jawa dan beberapa satwa lainnya. Super duper kaya raya sekali ya Indonesia?
TRANSPORTASI : Dari Jakarta  naik pesawat terbang Makassar atau ke Kendari. Dari Makassar atau Kendari kita dapat terbang ke Pulau Buton dengan penerbangan transit. Bisa juga dengan kapal ferry, tetapi memerlukan waktu 13 jam dari Makassar dan 5 jam dari Kendari. Maskapai Jakarta – Kendari adalah : Lion Air, Sriwijaya, Wings Air dan Garuda. Saya berencana memilih tiket penerbangan Garuda agar direct, tanpa transit. Sssst, ada #TiketGratisAirpaz loh :) Untuk lebih jelas mengenai tiket pesawat ke Kendari, bisa di-check dan booking di airpaz.com/id

http://blog.airpaz.com/id/lomba-menulis-airpaz-tulis-keinginanmu-menangkan-10-tiket-pesawat-gratis-keliling-nusantara/