Salah satu tempat favorit saya
untuk berwisata adalah Pulau Lombok, terutama Gili Trawangan. Saya pernah
menceritakannya di blog ini. Diantaranya adalah Taman Narmada dan Gili Trawangan. Bahkan saya pernah menuliskan cerpen bersetting Pulau Lombok yang
kemudian diterbitkan bersama dengan beberapa penulis terkenal Indonesia,
seperti Pipiet Senja, Gola Gong, dll. Cerpen dengan judul : Pudar Kabut Gunung
Rinjani.
Pada kunjungan pertama ke
Pulau Lombok saya menggunakan transportasi laut dari pulau Bali, kapal ekspres
bertarif dollar. Pada kunjungan berikutnya kembali saya berangkat dari Bali dengan pesawat Merpati Nusantara Airlines. Karena Lombok NTB saat ini menjadi
salah satu destinasi tujuan wisata international, sudah dapat dipastikan banyak
maskapai penerbangan yang mendarat di Lombok International Airport, pelabuhan
udara yang masih gress ini terdapat maskapai penerbangan (Dari Jakarta) :
Garuda , Batik dan Lion.
Flight saya dari Bali ke Lombok |
Flight saya dari Jakarta - Surabaya, kemudian lanjut dengan perjalanan darat Surabaya - Banyuwangi - Bali |
Kini saya memiliki destinasi
wisata yang ingin saya kunjungi untuk berwisata berikutnya.Nah destinasi yang
ingin saya kunjungi berikutnya adalah : Pulau Buton Sulawesi Tenggara. Kenapa
saya ingin sekali mengunjungi Pulau Buton. Baca deh penuturan saya ini :D
Sumber foto Google |
Tinggal di kota sudah dapat
dipastikan akan menjumpai jalanan beraspal hitam. Kemanapun kita pergi di kota
Jakarta maka aspal tidak dapat lepas dari kehidupan kita. Tetapi di tengah
kesibukan aktifitas kita di kota besar
masih ingatkah kita akan pelajaran SD dahulu? Pelajaran IPS atau Geografi
berulangkali menjelaskan bahwa daerah penghasil aspal terbesar di Indonesia
adalah Pulau Buton. Bahkan Pulau Buton adalah penghasil aspal terbesar di dunia
(600 juta ton!) Wohooo…keren yak!?
Ada apalagi di Pulau Buton selain
tambang aspal? Check yuk list yang membuat saya ingin ke sana!
• [Wisata Sejarah & Budaya}
Benteng Keraton Buton. Dibangun pada zaman penjajahan Portugis yang di tahun
2006 tercantum dalam Guiness Book of Record sebagai Benteng Terbesar di Dunia.
Luas area benteng adalah 23,375 hektar
dengan panjang 2,7 kilometer yang menurut kabar terlintas bahwa ini yang nomor
2 tembok terpanjang di dunia setelah Tembok Raksasa di China. Benteng ini terbuat
dari tumpukan karang yang direkatkan dengan putih telur dan batuan kapur. Dari
sini kita dapat melihat kecantikan pemandangan Pulau Buton dari ketinggian dan
menuju Masjid Agung Wolio yang berusia 300 tahun
• [Wisata Budaya &
Laut/Pantai] Desa Wabula di pesisir laut dengan penduduk 3000 jiwa dan jumlah
rumah yang berdiri 400 – 500 rumah. Bentuknya adalah Rumah panggung , di bawah
rumah tersebut jika siang hari digunakan untuk menenun kain oleh
perempuan-perempuan penduduk tersebut. Kain tersebut dapat kita beli, dengan harga
dari Rp 150 ribu/kain. Desa Wabula ini berada di pesisir pantai putih. Pernah
berlangsung Pesta Adat Wabula dengan pertunjukan yang unik bernama : Pedole –
Dole yakni memandikan 100 Balita dalam upacara tersebut. Wadooow seru banget
tuh! Yang pasti di desa ini kita yang suka wisata pantai dan budaya
(anthropologi) nggak bakalan “rebut” pengen cepet-cepet pulang. Kalau mau ke
Pusat Kebudayaan Wolio dan Masjid Quba.
• [Wisata Laut] Pantai Nirwana yang
banyak berpendapat seperti di nirwana. Pantai berpasir putih sepanjang 1
kilometer, terdapat gua karang dengan kedalaman 70 – 80 meter. Bagi yang suka
diving, disinilah salah 1 tempat yang dapat digunakan untuk diving.
• [Wisata Gunung/Hutan] Air Terjun
Tirta Rimba . Terletak 6 kilometer sebelah Barat Bau Bau tepatnya di Kelurahan
Lakologou Kecamatan Wolio. Air terjun ini berada dalam kawasan hutan lindung.
• [Wisata Pantai/Kuliner] Pantai
Lakeba. 7 kilometer dari Bau Bau.Di daerah ini kita dapat membeli kue tradional
Pulau Buton, yakni : Kasumi dan Tuli Tuli
• [Wisata Gunung/Hutan] Samparong.
13 kilometer dari Bau Bau Kecamatan Sorawolio. Sebelum sampai di air terjun
yang memiliki ketinggian 100 meter dengan pemandangan sekitarnya yang
menakjubkan maka kita akan menelusuri sawah dan kebun penduduk serta hutan
tropis yang cukup lebat.
• [Kuliner] Seafood adalah salah 1
kuliner yang asyik di pulau ini, bahkan di Jakarta saja jika teman saya yang
berasal dari Bau Bau Pulau Buton datang maka saya akan menyambut Ikan Terbang
dan beberapa jenis ikan lainnya dari pulau ini…hahaha…Selain itu kita dapat
berkunjung ke Café Outdoor, tempat hangout paling gaul di Bau Bau. Namanya
Talalikua di Pasar Wajo. Kalau di Talalikua jangan terlewatkan “Saraba” alias
Susu Jahe Khas Buton beserta gorengan yang bumbu-nya berbeda dengan daerah
lain. Dapat juga nongkrong di Pujaserata di alun-alun Betoambari.
• [Lain-Lain] Mau wisata ke Goa?
Kita dapat ke Lakasa, Ntiti atau diving di Gua Moko (Gua Bawah yang memiliki
keramik berumur ratusan tahun). Air
kemudian juga mandi di Pemandian Alam Bungi.
• [Menanti Duyung] Tahun 1776 Peneliti
Kelautan Muller menyatakan bahwa laut di kawasan Indonesia Timur merupakan
kawasan laut yang paling banyak dilalui oleh Ikan Duyung. Paling banyak dilalui
oleh Ikan Duyung ini adalah laut di Desa Lasalimu Pulau Buton, terbanyak bulan
Februari dan Juli. Bukan suatu hal yang mustahil jika icon Indonesia bertambah
dengan Ikan Duyung ini selain Komodo, Badak Jawa dan beberapa satwa lainnya.
Super duper kaya raya sekali ya Indonesia?