Salah satu wishlist saya adalah "Traveling ke Pulau Seribu", namun saya hanya menginginkan traveling yang aman dan nyaman. Jadi belum terlalu berminat mengikuti open trip dengan harga terjangkau yang sebanding dengan fasilitasnya.
Seingat saya, ketika kecil saya
beberapa kali wisata keluarga di Kepulauan Seribu Jakarta. Yang paling berkesan
adalah ketika saya berulang tahun ke-9 Ayah merayakannya dengan mengajak kami
seharian berwisata di Pulau Bidadari, Pulau Putri dan melewati Pulau Onrust.
Ketika itu Ayah men-charter boat dari Marina Ancol untuk keluarga. Saat SMA
saya menjadi ketua kelompok penelitian di Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa
(Sebagai basecamp kami bermalam). Ketika SMA itu kami berangkat dengan kapal
kayu dari Muara Kamal. Kalau gak salah, kami juga men-charter kapal tersebut.
Hingga lebih dari 5 tahun yang
lalu saya memasukkan "Traveling ke Kepulauan Seribu" dalam wistlist
...hiks belum juga kesampai-an, walaupun terhibur dengan kesempatan berwisata
ke pulau-pulau kecil di seberang Makassar Sulawesi Selatan (Pulau Pelangi,
Pulau Lae Lae dan Pulau Samalona)
Kesempatan "Traveling ke
Kepulauan Seribu" mewujud 2 hari sebelum tanggal lahir Ayah pada tanggal 6
Agustus. Kesempatan berwisata ke Kepulauan Seribu saya dapatkan dari Sudin
Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu DKI Jakarta selama 2 hari 1 malam
tanggal 4 - 5 Agustus 2018. Masya Allah...tentunya bukan dengan kapal kayu
berangkatnya...hehehe. Kami berangkat dari Dermaga 16 Marina Ancol. Tentunya
menggunakan charter speedboat dong. Speedboat Lumba Lumba dengan kapasitas 45
orang yang saya tumpangi. Rombongan Sudin Parbud Kepulauan Seribu menggunakan 2
speedboat, satu speedboat bernama Tidung Express, yang sebagian besar diisi
oleh pelajar2 SMA se-DKI dan
pembimbingnya. Dalam perjalanan kami wajib menggunakan live jacket.
Sebenarnya saya terpilih sebagai
peserta #SeribuPesonaBahari karena memenangkan giveaway yang diselenggarakan
melalui Sudin Pariwisata Budaya Kepulauan Seribu, tetapi ternyata dari 50
peserta komunitas mereka merupakan Finalis Abnon Jakarta dari berbagai wilayah
di DKI Jakarta, Duta Wisata berbagai daerah sekitar Jakarta dan Kapal Pemuda
Nusantara. Syarat peserta salah satunya adalah memiliki follower minimal 2500.
Emang dasar rezeki, ternyata saya bisa lolos sbg peserta.
Sabtu, 4 Agustus 2018 :
Pagi itu kami meninggalkan
Dermaga 16 - 17 Marina Ancol. Pulau pertama yang kami tuju adalah Pulau Onrust.
Pulau penyimpan aneka sejarah Indonesia di masa lalu. Di pulau ini dahulunya
sempat dijadikan asrama embarkasi haji. Reruntuhan bangunan masih tersisa. Ada
beberapa bangunan baru yang diperuntukkan sebagai museum. Ada pula kompleks
makam orang-orang yang meninggal di usia muda, rata2 mereka berusia dibawah 40
tahun. Meninggal dunia dengan kondisi sakit karena tidak tahan dengan iklim
Indonesia yang tropis. Tak jauh dari kompleks makam orang2 Belanda terlihat ada
makam yang diperkirakan makam dari tokoh DI/NII Kartosuwiryo yang tewas karena
hukuman mati.
Dari Pulau Onrust kami
menyeberang ke Pulau Kelor yang letaknya relatif dekat. Di pulau ini terdapat
benteng peninggalan Portugis. Banyak pengunjung datang ke pulau ini. Pulau ini
yang dijadikan tempat pernikahan dan pesta pasangan Atikah Hasiholan dan Rio
Dewantoro 5 tahun yang lalu.
Pulau Onrust dan Pulau Kelor saat
ini mulai banyak travel group atau perorangan yang mengadakan open trip
seharian dengan harga terjangkau. Jika kalian ingin mengikuti open trip,
pastikan kapal yang digunakan oleh opentrip-nya aman. Setidaknya kapasitas
penumpang tidak melebihi kapasitas. Untuk trip dengan harga terjangkau,
biasanya berangkat tidak dari Marina Ancol dan tidak menggunakan speedboat yang
seperti kami gunakan.
Pulau Untung Jawa : Bunga Sakura Mekar Dimana Kau Berada?
Pulau Untung Jawa dicanangkan
sebagai Desa Wisata Nelayan pada thn 2002. Kami peserta #SeribuPesonaWisata
melakukan ishoma (istirahat - shalat - makan siang) di pulau berpenduduk ini.
Memasuki pulau ini saya mendapatkan suasana yg nyaris mirip ketika saya
berjalan menuju cottage di Gili Trawangan loh. Pulau ini nampak berbenah
cantik. Kami menyusuri hutan bakau yang juga pernah saya lakukan ketika SMA.
Sepertinya kini ada jalan setapak diantara tanaman bakau tersebut. Sayangnya
terlihat beberapa anak dibawah umur mengendarai kendaraan bermotor. Walaupun
tidak ada polisi lalu lintas yang akan menilangnya, tetapi sebaiknya mereka
nunggu dewasa deh untuk mengendarai motor tanpa pengawasan orang tua langsung.
Mereka seakan arogan menyuruh kami menepi untuk memberi jalan mereka.
Melihat bangunan SMP Negeri di
Pulau Untung Jawa,,,,waaah, bangunan tersebut menurut informasi baru direnovasi
di awal tahun 2018. Bangunan bertingkat, lengkap dengan lapangannya yang luas
menghadap ke laut. Ruangan-nya juga banyak atau bahkan sudah semua telah full
AC. Keren banget deh, padahal muridnya nggak sebanyak di Jakarta daratan. Yang
pasti sekolah di tepi laut ini tidak ada kemacetan! Tuh, siapa bilang Jakarta
macet? Ini Jakarta,Bung!
Di Pulau Untung Jawa terdapat
pantai yang dinamai Pantai Sakura. Menurut berita yang beredar disini terdapat
bunga mirip Sakura yang keindahannya setara dengan Sakura dari negeri Jepang.
Sayangnya ketika kami tiba di pantai tersebut, bunganya sudah tidak
ada....huuuu, semoga suatu saat kita bisa menyaksikan langsung bunga cantik
tersebut di pantai ini yaaa....
Bangunan lembaga pemerintahan
seperti kantor lurah di sini sudah baik. Ada bank sampah, taman bacaan dan
RPTRA-nya cihuy banget, di pinggir pantai aaaiiiy! Bersih, terawat dan penuh
warna di sekeliling Pulau Untung Jawa, ternyata dipersiapkan juga karena
api/obor Asian Games 2018 hadir di pulau ini. Semoga ya, setelah Asian Games
2018 Pulau Untung Jawa semakin terawat dan terjaga keindahannya. Dikatakan juga
bahwa aula masyarakat akan segera di renovasi tahun 2019 yang dapat digunakan
oleh penduduk mengadakan acara, seperti resepsi pernikahan.
Di Pulau Tidung Aku Tidur
Pulau berpenduduk yang kami
datangi dan bermalam disana adalah Pulau Tidung. Pulau yang lumayan luas. Oleh
karena itu, begitu kami berlabuh, maka kami segera mengambil sepeda dan barang
bawaan kami dibawa oleh becak-becak bermotor ke homestay.
Kami dipersilakan bersepeda ria
di pulau tersebut. Tuh khan, jadi ingat di Gili Trawangan deh. Banyak yang ke
pantai dan ke jembatan cinta. Sedangkan saya yang sedang kedatangan tamu
bulanan hari pertama, enggan mengayuh sepeda berlama-lama. Saya langsung ke
homestay! Ternyata saya mendapatkan kamar di homestay lainnya, bukan homestay
yang tertera di rundown dan pemberitahukan yang diberikan kepada kami
sebelumnya. Terima aja-lah, syukuri, toch saya gratisan pergi ke
sini...hehehe...
Nama homestay-nya saya nggak
inget! Hahaha...akhirnya saya hanya berdua di kamar yang seharusnya ditempati
oleh 4 orang. Saya sekamar dengan Helen yang meraih Putri Pariwisata
International dan None Buku Jakarta, banyak deh prestasinya dan dia juga akan
membawa obor Asian Games sekaligus menjadi bagian yang berperan di Asian Games.
Seneng banget dapat kenalan orang-orang berprestasi seperti ini,,,,hhhmmmm sama
seperti saya dahulu yang aktif dimana-mana dengan berbagai aktifitas positif.
Sekarang juga masih khaaan? Hahaha...
Malam harinya kami makan malam di
Tidung Nirwana Homestay, yang merupakan homestay utama kami dan homestay ini
merupakan favorit-nya bapak Gubernur DKI Jakarta jika bermalam di Pulau Tidung.
5 Agustus 2018 : Kami Ishoma di Pulau Karya....
Cerita di 2 Pulau lagi mana, An? Hhhhmmm... 2 pulau lainnya adalah pulau resort , yakni : Pulau Ayer dan Pulau Putri. Pulau Putri kalau nggak salah ingat pernah saya kunjungi saat usia 9 - 10 tahun bareng keluar. Kedua Pulau ini sungguh seru, nggak kalah keindahannya dengan wisata bahari di Bali dan Lombok. Saya begitu terpukau melihat wisata bahari nan asyik ini masih berada dalam 1 propinsi dengan kota metropolitan yang dinamis serta gemerlap.
Pulau Ayer memiliki cottage diatas laut yang bernuansa budaya Papua. So, suatu saat boleh juga deh menginap di sini. Ketika Kami kesana, Kami disambut dengan tarian "Selamat Datang" dan kenikmatan welcome drink berikut snack ala tropis.
5 Agustus 2018 : Kami Ishoma di Pulau Karya....
Cerita di 2 Pulau lagi mana, An? Hhhhmmm... 2 pulau lainnya adalah pulau resort , yakni : Pulau Ayer dan Pulau Putri. Pulau Putri kalau nggak salah ingat pernah saya kunjungi saat usia 9 - 10 tahun bareng keluar. Kedua Pulau ini sungguh seru, nggak kalah keindahannya dengan wisata bahari di Bali dan Lombok. Saya begitu terpukau melihat wisata bahari nan asyik ini masih berada dalam 1 propinsi dengan kota metropolitan yang dinamis serta gemerlap.
Pulau Ayer memiliki cottage diatas laut yang bernuansa budaya Papua. So, suatu saat boleh juga deh menginap di sini. Ketika Kami kesana, Kami disambut dengan tarian "Selamat Datang" dan kenikmatan welcome drink berikut snack ala tropis.
Wah jadi pengen main kesini mbak. belum pernah nih ke kepulauan seribu.
ReplyDeleteAyok ke Kepulauan Seribu, perjalanan ada yg gak smp 1 jam dr Ancol. Dpt dijamin bebas macet walau di Jakarta...haha..pokoknya wajah lain kota Jakarta deh :)
Delete