Sunday, 5 July 2009

Oleh Oleh : Semarang, Pekalongan, Brebes, Kuningan, Sumedang [2007]


Breakfast di Malabar Resto yang terletak di Lt.4 Hotel Horison Semarang. Menunya kaya variasi, karena memang ini keunggulan Horison Semarang dibandingkan Horison di beberapa kota Indonesia. Nasi liwet, Dim Sum, Ayam Panggang, Bubur Ayam, Spaghetty, Sandwich, Sapi Lada Hitam, Ikan Tenggiri Asam Manis....aaaah pokoknya banyak banget deh! Selain prasmanan juga digubug-gubugin seperti kalau datang kondangan gituh deh. Selama daku makan dari hotel ke hotel sepertinya breakfast kali ini termasuk variasi menu-nya oke. Setelah breakfast langsung kita kabur ke kamar 713. Pagi itu Mas Tunggal dan Mbak Rita mau ke Mlati Hardjo dulu untuk ketemu Mas Edy. Ely ikutan pulang. Daku en Sekar nonton Amazing Race Asia di AXN ajah sambil nunggu waktu check out.

Jam ½ 2 kami check out. SMS ke Bang Ronald dulu : “Aku udh check out dan mau keluar dr Smrg.Mlm ini mungkin aku nginep di Cirebon,jd no.esia ini gak tpakai lg ya.Kabaqr2i aku soal Mb Henny ya klau ktemu.Trimaksh.” (Repotnya Pakai esia Mode : ON). Praktis selama di Semarang hanya Bang Ron ngehubungi CDMA-ku.

OLEH – OLEH KHAS SEMARANG
Kami ke Jalan Pemuda, seberang Sri Ratu untuk membeli Lumpia “Mbak Lien”. Harga lumpia-nya @ Rp 7,000 ,- boleh pilih yang basah atau goreng. Rasa rebung-nya bikin daku jadi sering kangen dengan lumpia Semarang. Dari Jln Pemuda kami meluncur ke salah satu jalan (waduh lupa nama jalannya!) untuk membeli Ayam Tulang Lunak yang juga khas Semarang. Tak lupa kami ke Jln Pandanaran yang banyak menjual oleh-oleh khas Semarang. Pedagang kaki lima sampai toko – toko menjual lumpia, wingko babat, Bandeng duri lunak dan aneka makanan lainnya. Lumpia di Jln Pandanaran banyak juga yang harganya lebih murah.
“Urusan” di Semarang beres, kami meninggalkan kota Semarang. Rencananya sih February daku balik ke kota ATLAS ini lagi.

SHOPPING DARI BATIK SAMPAI “EMBER”

Mas Tunggal menyetir mobil dengan santai. Emang sengaja jalan santai. Melihat deretan kios duren di Kabupaten Batang membuat mobil berhenti sejenak. Mau makan duren dulu. Tetapi sayangnya duren yang kami makan tidak semanis duren yang kita lahap di Jepara. Oh iya, waktu di Jepara kami makan duren di Jln Jend.Hoegeng Imam Santoso (Daku baru menemukan nama beliau dijadikan nama jalan. Saat beliau meninggal dunia 3 tahun yang lalu aku sempat melayat di rumah keluarganya di Pesona Khayangan Depok. Kebetulan anak bungsu dan cucu-nya satu sekolah denganku. Saat ayah-ku meninggal dunia beliau juga melayat ke rumahku, dan kami memiliki satu lukisan hadiah dari beliau.). Di Jln Jend.Hoegeng Imam Santoso ini pula terdapat monumen berbentuk duren. Memang Jepara juga kota penghasil duren.

Di Pekalongan kami “tergoda” mampir ke salah satu toko batik yang besar. Daku sempat naksir batik seharga Rp 22.500 ,-. Murah meriah, warnanya juga funky dan yang pasti gak bakal ada saingannya kalau kita jalan2 ke Paris – Milan or New York! Eh tetapi justru Sekar yang beli rok batik berwarna hitam. Sampai di Pasar Batik Setono – Pekalongan daku justru “meringis2” karena batik yang aku taksir di toko tadi tidak ada di pasar ini. Selama perjalanan hape memang aku silent total, tp kali ini aku berhasil menjawab panggilan telepon dari Mbak Hen yang juga lagi plesiran di Blitar. Mbak Hen baru besok ke Surabaya dan janji mau bertemu dengan Mas Al dan Bang Ron sebelum Mbak Hen balik ke Singapore.

Alhamdulillah akhirnya daku bisa membeli baju “you can see”. Kalau dilihat sekilas motifnya tidak kelihatan seperti batik, tapi itu batik kok.

Perjalanan dilanjutkan setelah kami shopping batik Pekalongan. Dinner kali ini kami memilih satu resto bernama : D’Pawon Seafood & Fastfood di Jln Kolonel Sugiyono – Tegal.Tempatnya asyik, resto tapi terbuka gitu deh, pengunjungnya juga kebanyakan bermobil pribadi dan family...namun pelayanannya luuuaaaammmaaaa. Kami hampir mati lemas kelaparan euy! Kasihan juga sih sama mbak yang ngelayanin karena menurutnya teman2nya lagi pada pulang kampung dan saat itu pengunjung sedang banyak. Orang Tegal pulang kampungnya kemana yak?! Rasa makanan sebenarnya lumayan enak, apalagi nasi bakar yang daku pesan. Gurih dan wangi. Nasi bakar tersebut digulung di dalam daun pisang, sebelumnya dikasih bumbu dan kemudian dibakar.

Awalnya Mas Tunggal mau laju dan istirahat di Cirebon, tetapi Sekar, Mbak Rita dan daku lebih memilih kami istirahat di Tegal. Jadilah kami malam itu check in di Hotel Pasific (*3). Walau hanya berlantai 3 hotel ini memiliki lift yang tembus pandang, baik pintunya maupun “dinding” disekitarnya sehingga kalau kita berada di lift kita dapat melihat jalanan, dan orang di jalan juga bisa melihat kita. Hotel berbintang 3 ini baru ada 3 tahun yang lalu. Pelayanannya top banget deh, bahkan petugas-nya cepat tanggap, khususnya petugas saat kami breakfast. Seno saja komentar,”Harga minimum pelayan maksimum!”. Rate menginap disini nggak sampai Rp 300.000 ,-/malam. 200ribu aja sih lebih! Kamar AC, TV Cable...nggak kalah deh dengan hotel bintang 3 di kota besar. Bahkan ada Karaoke dan Mini Theater-nya pula. Room service-nya muraaaahhhhh, masih banyak yang dibawah Rp 30.000 per-porsi makanannya. Usai breakfast dengan kepuasan tersendiri kami check out.

Mampir Brebes untuk beli telor asin khas Brebes. Telor asin zaman sekarang variant-nya juga macem-macem. Bayangin dah...ada Telor Asin Rasa Udang! Konon itu telor dari bebek yang makanannya udang. Wuuuiiiihh...kalau tuh bebek makanannya gado-gado mungkin rasa telor asinnya juga rasa gado-gado dong? Kata Mbak Rita di televisi pernah ada info tentang telor asin rasa jeruk atau strawberry loh. Lucu juga ya, kalau mau telor asin rasa jeruk or strawberry bukannya lebih enak makan buah jeruk or strawberry-nya sekalian???

Mbak Rita beli Telor Asin Rasa Udang dan daku beli Telor Asin Bakar. Perjalanan berlanjut ke arah Kuningan. Kami tidak melewati jalur Utara karena mau nengok lokasi wisata pemandian air panas dan spa di Kuningan.

KUNINGAN – SUMEDANG

Siang hari kami tiba di Kuningan. Mbak Rita ingin melihat Grage Hotel Spa yang seringkali diliput oleh media. Namun belum sampai lokasi kami tertarik dengan satu area, yakni Resort Prima Sangkanhurip.Di resort ini terdapat Perkampungan Wisata Cilimus 1928 yang merupakan replika perkampungan Kuningan di tahun 1928. Yang sejarah Indonesia-nya jago pasti ngerti deh “apa dan bagaimana” Kuningan di tahun 1928. Perjanjian Linggar Jati masih ingat dooonnnggg...Pelajaran SD gitu looohh....

Kami menanyakan roomrate menginap di resort tersebut, dengan tekad liburan mendatang kami menginap di sini. Suasana khas Indonesia-nya asyik banget!

Barulah kami menyusuri jalan Sangkanhurip, yang diujungnya terdapat obyek wisata Sangkanhurip Alami. Pemandian air panas dengan harga terjangkau. Kami hanya melewati obyek wisata tersebut, berbelok ke kanan...dan barulah mampir ke Grage Sangkan Hotel Spa yang memproklamirkan diri sebagai ‘The Best Aquamedic Spa in Java’. Daku dan Mbak Rita sempat masuk ke area spa yang air-nya kehijauan dan hangat. Dia atas kolam renang biasa (Teratai Pool Side) telah berdiri panggung dan disekitar kolam renang juga sudah tersusun meja dan kursi untuk acara tahun baru nanti malam. Hotel tersebut mengadakan : ‘New Year 2008 Hawaiian Nite’ – dinner – live band – dance – hawaiian dance. Kenapa nggak menampilkan perayaan khas Indonesia aja siiiiiihhh??????

Perjalanan berlanjut. Di sepanjang jalan kami melihat penjual ember. Toko makanan menjual ember??? Untungnya Mbak Rita “cepat tanggap, ingat bahwa itu adalah salah satu oleh-oleh khas Kuningan yang pernah diceritakan temannya. Tape ketan dibungkus daun jambu yang kemudian dimasukkan kedalam ember! Karena Mas Tunggal juga senang dengan tape, kami-pun berhenti dan membeli ember, eh makanan khas tersebut. Aku bilangnya,”Beli tape gratis ember!” hahaha...

Mobil melaju ke Sumedang. Kotanya penyanyi Rossa, yang kebetulan saat kami sampai di Sumedang tape di mobil lagunya “Atas Nama Cinta”. Kami lunch di ‘Rumah Makan Joglo Sumedang’ yang baru dibuka 3 hari dan bangunannya keren banget, rumah Joglo ala Kraton. Kami makan di gazebo yang berada di pekarangan bangunan. Kami pesan makanan khas-nya Ayam Goreng Spesial Bumbu Kraton.Ckckck...koleksi mobil antik owner-nya okeh banget looowwhh ;-)

Suasana akan tahun baru mulai daku rasakan lagi ketika sudah banyak sms masuk ke hape-ku mengucapkan selamat tahun baru. Pak Aswin, direktur Finance di salah satu BUMN juga sudah mengirimkan sms ke aku. Duh, Pak...maafkan “anakmu” yang kurang ajar ini. Selalu kedahuluan jika ingin mengucapkan selamat ke bapak. Salut daku sama beliau, direktur BUMN ,kerjanya keliling dunia bahkan sampai naik Concorde saja pernah tapi low profile-nya ampun-ampunan.

Jam 7-an malam Mas Alief, leader-ku di Surabaya mengirim sms agar aku membuat keyakinan pada tengah malam nanti mengenai peringkat-ku di Konvensi Nasional tanggal 23 Agustus 2008 di Hailai Restaurant. Yup lebih dari 20 tahun aku melewati tengah malam dengan hingar bingar kemewahan tahun baru, merayakan di hotel mewah, pesta bahkan di Bali seringkali aku lakukan. Oleh karena itu malam ini aku mau mengadakan resolusi 2008 dalam kelelapan malam. Walaupun disekitar rumah Sekar udah jedar jedor kembang api! Bentaaar-lah lihat kembang api.

1 comment: