Sunday 14 March 2010

Wisata (nganter) Belanja


Anchee..Ktemuan di tamini yuks jm 1an.bisa ga?Skalian jln2. (SMS dari Dian Sadewa pukul 11.20) yang merupakan susulan dari SMS : “Ance aku pesen jam time piece set 198.900 (ref.CPU 1) sama tas lonie 159.900 (ref.lt 557k)” yang semalam dikirim.
Pesenan produk Sophie Paris, salah satu brand MLM Fashion No.1 di Indonesia yang aku masuki. Sophie Paris memang memiliki 3 showroom di Jakarta, di Plasa Semanggi Jakarta Selatan, Tamini Square Jakarta Timur dan Citraland Jakarta Barat. Setekah “kasak kusuk” dengan Dian dan Gege yang sedang di Bintaro, akhirnya kami sepakat bertemu di Plasa Semanggi. Hhhmmm..mereka naik mobil pribadi dari Bintaro dan melaju duluan ke Plasa Semanggi, sedangkan aku yang harus ‘memakai jilbab’ plus naik busway dari Rawamangun beberapa menit setelah mereka melaju justru sampai 10 di Plangi lebih cepat dibanding mereka.
Setelah sejenak melihat kondisi showroom yang lumayan luas, kami menyodorkan barang pesanan yang akan dibeli. Saya membeli Sophie Lipstick Ice Pink, sedangkan Dian membeli sepasang jam tangan untuk pria dan wanita. Sekalian beli Bienvenue Sophies Kit alias starter kit untuk mendaftar sebagai member Sophie Paris. Hari itu juga Gege bergabung menjadi member Sophie Martin. Dian belanja lagi deh, tas, setelah saya menikmati makan siang Soup Ikan Batam di foodcourt Plangi. Menuju parkiran mobil, kami mampir ke Giant – Dian en Gege belanja belanji,khususnya untuk keperluan Hana. Di Giant Bimo sempat menelpon dan menawari saya sambil menyuruh saya agar merayu Gege untuk mau diajak ke pameran komputer dan Islamic Book Fair di Senayan. Gege nggak bisa ikutan, karena meninggalkan Hana dengan mertuanya. Sedangkan saya jika ikutan mobilnya Bimo juga gak memungkinkan karena Bimo membawa mobil Starlet dan sudah ditumpangi oleh Fajar, temannya Bimo, Mbak Nana dan Owien.Kata Bimo,”Makanya ajak Gege,Nce, supaya muat orangnya, khan kalau di APV muat banyak tuh.”
Sore itu saya ikutan APV menuju Buaran. Niat hati seh mau ber-spa ikan di Buaran Plaza – tapi keasyikan ngenet pakai Mobie di Blok Z and maen sama Kany...nggak jadi deh!

Ke Senayan??Olah Raga??!
Keesokan harinya, Ahad 07.03.10 Galuh dan Mbak Yoen bersama Altis Hitam-nya sudah “membuat keributan” di depan rumah Pulo Mas. Benerannya Mbak Yoen udah nelpon ke hape saya,tapi saya yang sedang di toilet tidak dengar. Maksudnya Mbak Yoen nelpon, memberitahu bahwa mereka mau menjemput ibu dan saya untuk mengajak ke Plasa Senayan. Jadinya saya dan ibu “heboh” berganti baju, dari baju rumah ke baju yang lebih layak untuk jalan-jalan! Repotnya saya adalah memadu padankan baju en jilbab, karena beberapa baju en jilbab masih di laundry! Aaarrrgghhh...cuek dah, toh gue bukan Miss Indonesia yang harus tampil “layak” (meskipun saya beberapa kali masuk finalis en menang di kompetisi yang membutuhkan performance total seh! ;-p). Begitu pinggul mendarat di jok belakang Altis, Galuh dari balik kemudi komentar : “Jilbab loe kok megar-megar gituh sih,Nce?!”...Yaaa,gimana dung, emang belum sempet disetrika secara baik dan benar.Tuh jilbab juga tadi masih ada label ‘Rabanni’-nya....hiiii,alias belum pernah dipakek!
Di parkiran Plasa Senayan, dengan mudah kami menemukan tempat parkir. Masuk ke Plasa Senayan dan masuk ke showroom Kate Spade. Saya seneng lihat produk Kate Spade yang full colours dan segar (ruuujjjaaaakkk kaleeee segar!). Dari Kate Spade, kami menuju ke Metro. Di Metro beraneka ragam tas bertumpuk-tumpuk di-discount hingga 50%, ada yang merek-nya Guess,Toscano,Nine West, les Catino, Pere Cardin, dan aneka brand level “menengah” yang harganya sekitar 1 juta hingga 3 juta rupiah belum termasuk discount. Semula ibu saya berminat membeli salah satu tas yang ada disana,eh tapi justru saya komporin untuk membeli tas Sophie Paris yang saya pasarkan...whehehe....or mendingan beli emas aja dah,Bu, supaya bisa diwarisin ke kami nanti..whihihihihi....*dikutukjadibatu.com, Malin Kundang aja gak gini-gini banget. Perjalanan dari Metro berlanjut ke showroom Zara sambil melirik-lirik aneka showroom brand, seperti LV dan sejenisnya (baca : merek “menengah keatas”). Di showroom Zara saya sempat mupeng dengan beberapa dress. Bahannya itu looooh, nyaman banget kalau untuk witness Interviewer saya ke responden! Sorry dah kalau cuma buat gaya-gaya-an di kantor. Buat apa tampil modis kalau harus “sadis” terhadap diri ndiri?! Justru kalau kerja di lapangan dress yang kita kenakan sebaiknya yang nyaman.
Galuh membeli 2 t-shirt di showroom Zara, dan dikomentarin oleh ibu,”Kaos seperti itu di (pasar kaget) Pacuan Kuda pagi2 harganya limabelas ribu dapet dua.” Bwahahaha....Galuh nyengir kuda dah kaos Zara-nya disama’in sama yang di Pasar Kaget. Dosqi “bela diri” bahwa bahannya berbeda dengan yang murah, dan dia suka dengan bahan seperti itu (baca : kaos Zara). Saya mah santai aja nyahutin,”Aku dulu kaos Esprit, Beneton, Guess,Naf Naf aku pakai untuk tidur. Original loh.”. Hhmmm..emang “surga” banget deh dulu, bahkan kakak saya yang di Belanda pernah ngirim produk ber-brand hingga berkoper-koper!!! Saya sih cuek aja memakainya, lah parfum original Chanel No.5 aja saya pakai untuk senam pagi...hihihi...”norak” gak seeeh????
Dalam urusan belanja ibu saya dan bapak saya memang “berbeda”. Bapak saya selalu membeli produk dengan brand kelas premium, sedangkan ibu saya gak terlalu peduli dengan brand (kecuali untuk parfum, yang harus beli di luar negeri , brand tertentu dan asli!).
Dari Zara Plaza Senayan kami menyeberang ke Senayan City. Melintasi beberapa toko bermerk, diantaranya Botega yang memajang produk aneka tas yang sempat saya komentarin,”Seperti motif tikar dikasih warna!” Huiiii...pengrajin Indonesia, tingkatkan mutu produk kalian menjadi kwalitas premium dan ciptakan brand kalian! (Belajar deh ke Hermawan Kartajaya ;-D).
Sampailah kami di Debenhams, department import yang jadi favorit pembelanja di Indonesia. Mbak Yoen bolak balik mematutkan diri di cermin dengan tas – tas yang akan dibelinya. Menurut Galuh, emaknya udah bolak balik ke Dabenham untuk nyobain tas yang ditaksirnya itu. Akhirnya terbawa juga satu tas merk Bonia ke kasir, yang pastinya langsung dibayar dengan kartu kredit oleh Mbak Yoen.
Dari Debenham, kami menuju ke lantai atas. Cari makan. Masuklah kami ke Urban Kitchen. Btw saya udah lama juga ya gak ke Urban Kitchen ini, terakhir waktu ketemuan dengan Rinaldi, Pak Aswin, Dani dan Hendra untuk merancang acara penerbangan. Di Urban Kitchen saya memilih makanan Thailand di Thai by Sup Sip. Pelayanannya payah, saya nunjuk makanan eh tanpa melihat pelayannya bilang kalau itu adalah mie apa gituuuuhhh...padahal udah jelas makanan tersebut gak ada mie-nya! Sampai 3x tuh pelayan cewek salah nyebutin nama makanan yang saya tunjuk tanpa mau melihat dulu apa yang saya tunjuk! Huh!
Di tengah keasyikan menikmati makanan saya mengisi form promo yang tadi diberikan kasier Debenhams, undian dapet sepatu “bermerk” dan produk Lancome. Untuk promo Lancome-nya gak jadi kami pakai karena Galuh yang mau nuker harus didandanin dulu, katanya sih supaya ngerasa sensasinya pakai produk tersebut. Laaah, anak umur 20-an kok disuruh nyoba produk untuk orang dewasa. Merek ini justru dulu jadi salah satu favorit ibu saya, tapi sekarang ibu saya jarang pakai kosmetik yang selevel dengan produk tersebut. Kata ibu, kalau pakai kosmetik atau perawatan yang mahal sekarang bikin kulit ibu saya berminyak. Hebat yeee emak gue, usia 70-an aja masih lembab kulitnya....
Sebelum Maghrib kami-pun pulang. Menyeberang ke Plasa Senayan lagi – tempat Altis terparkir. Hhhmmm....olah raga jalan kaki di Senayan sekarang agak sulit ya? Yang ada “olah raga” mata menyaksikan barang branded, menyebrang antara SenCy dan Plasa Senayan aja kita udah kewalahan melihat laju kencangnya kendaraan!