Saya ingin cerita saat berwisata
di Thailand. Kalian pernah nonton film “Eat, Pray, Love” yang diperankan oleh
Julia Robert? Atau barangkali pernah membaca novelnya yang memang diangkat dari
kisah nyata penulisnya? Secara singkat seakan saya berperan seperti tokoh film
atau novel tersebut. Tetapi ketika di Thailand, saya terkesan lebih banyak
makannya! Berdoa sih saya diam-diam saja ya, walaupun singgah dan bertemu
dengan banyak orang berdoa – sekalipun di tempat umum, seperti di space antara
Siam dan MBK. Mereka berdoa di depan foto atau lukisan Raja Thailand yang
terpampang nyata. Alhamdulillah, saya masih bisa mampir shalat Dhuha dan Hajat
di Masjid Islamic Centre of Thailand Foundation. Kalau “love” justru terasa
banget saat sudah kembali ke Jakarta...duuh, Gusti...daku jatuh cinta dengan
Thailand. Nggak ada perbedaan waktu antara Thailand dan Indonesia, tetapi saya
berasa “jetlag”...hahaha. Nah, sekarang akan saya ceritakan tentang gaya makan
saat di negeri Gajah Putih ini, tetapi hanya saya ceritakan 1 hari saja ya di
postingan ini, karena saat tanggal 6 Oktober 2019 berasa banget kenyang sampai
mau pingsan (lebay!) makan 3x sehari di hotel berbintang di 2 kota dengan
hidangan prasmanan atau buffet (baca : ALL YOU CAN EAT!)

Breakfast at Lai Kram Restaurant – City Beach Resort Hua Hin
Pukul 7 saya dan Erny menuju
restaurant hotel di lantai 2. Seperti biasa jika akan breakfast di hotel, saya
menyisir aneka makanan dan minuman di atas meja. Ternyata menu di hotel ini
menyediakan makanan non-halal! Terpisah dan ditandai secara nyata. Saya
langsung menyingkir! Masih percaya jika di hotel, maka secara profesional
mereka memisahkan peralatan makan/masak halal dan non halal. Apalagi ini di
Thailand yang “kesadaran” terhadap standard makanan minumannya tinggi, dan di
area international yang full turis beragam negeri. Dibagian makanan yang non
pork dan lard saya membelalakkan mata kegirangan melihat salah satu menu
Thailand favorit saya tersaji disitu.Pad Kraprao Gai alias Hot Basil Chicken
berhasil saya santap pagi itu. Plus Soup Ayam Bening Thailand...yang saya gak
inget nama Thailandnya. Saya juga mengambil telor diacak-acak (omellet or
scramble egg), makanan kebangsaan breakfast hotel berbintang diseluruh dunia
sepertinya!
“Waaaw...di resto Thailand
Jakarta, setidaknya saya harus membayar lebih dari Rp 80.000 untuk beberapa
gram makanan ini! Kini makanan ini tersedia berkilo-kilo gram dan dapat daku
makan semua....” Yang pasti sih nggak bakal sanggup saya menghabiskan 1 panci
menu tersebut. Seandainya sanggup juga saya masih punya malu kok, nggak sudi
bikin malu nusa dan bangsa kalau sampai celamitan di negeri orang...hahaha...
Sorry yeee, daku mah turis berharga diri tinggi...hihihi...
Saat breakfast di resto hotel ini
sepertinya turis dari Indonesianya hanya kami deh. Lirik kanan kiri sepertinya
mereka dari Philipina, Jepang dan beberapa negara Asia lainnya. Restaurant di
lantai 2 bernama Lai Kram Restaurant yang satu lantai dengan kolam renang.
Kemarin sore Jeng Erny sukses berenang di sini. Di lantai bawah dekat lobby juga
terdapat restaurant merangkap coffee shop.