2 tahun terakhir ini saya
seringkali mengikuti dan diundang acara yang diselenggarakan di hotel Morrisey
yang terletak di Jln KH Wahid Hasyim No 70 Jakarta Pusat, padahal tahun 2013
saya sudah mendapatkan rezeki bermalam di hotel yang menurut saya unik.
Memiliki record aplikasi
berkunjung di berbagai tempat sangat bermanfaat bagi kita, setidaknya aplikasi
tersebut secara tidak langsung dapat menjadi travelogue dan memberi reminder
bahwa kita berkunjung di suatu tempat. Wuuuih,apalagi untuk saya yang antusias
untuk memgunjungi setiap sudut daerah di dunia ini. Bukan sekedar di tempat
terkenal dan mainstream dikunjungi oleh turis kebanyakan.
Beberapa contoh aplikasi yang
saya gunakan untuk mengingatkan dan memberi tanda bahwa kita sudah berkunjung
adalah : Swarm (d/h foursquare), Tripadvisor dan googlemaps. Facebook terkadang
saya gunakan untuk sekedar check in plus foto , tetapi untuk urusan perjalanan
dan kunjungan di banyak tempat saya kurang nyaman menggunakan check in FB.
Khawatir menimbulkan fitnah pamer...hehehe,walaupun FB bagi saya salah satu
manfaatnya untuk branding. Khan lucu loh kalau saya ngebranding diri sebagai
business woman atau writer namun check in-nya lebih sering di swimming pool
atau fitness centre. Mending nge-branding jadi instruktur fitness , yogi atau
guru renang aja kali yach? Hahaha
Saya bikin review kecil tentang
hotel ini deh...Ini masa review per tanggal 16 January 2013 ya dan setelah itu
saya belum pernah menginap kembali disini. Justru melakukan pitching serta
event seharian .
Saya tiba di lobby Morrissey
selepas Maghrib. Kakak ke-4 saya telah tiba di sana sejak pagi karena hari itu
ia ada acara bersama instansi-nya. Pandangan saya menyapu ke seluruh ruangan
lobby yang seolah tanpa sekat antara lobby, resepsionist dan restaurant-nya. Di
beberapa sudut nampak pernak pernik interior unik, salah satunya adalah
kendaraan bermotor. Setelah kakak menjemput ke lobby, saya baru bisa masuk ke
kamar.
Kamar Morrisey
Kamarnya unik, saya tidak
mengetahui tipe kamar apa. Lebih mirip type studio di sebuah apartment. Begitu
memasuki kamar, disi kanan pintu masuk adalah pantry yang lengkap dengan
peralatan masak dan makannya. Bersejajar dengan meja kerja dan televisi.
Berhadapan dengan bed untuk 2 orang. Disisi kanan tempat tidur adalah pintu
kamar mandi. Temboknya berwarna putih unfurnised, macam batu bata menumpuk dan
di-cat berwarna putih tanpa di tambal semen.
Klub Kelapa Gading
Summarecon pada hari Minggu (26/02/2017) mengadakan acara Blogger Day. Waaaaw...asyiiik dekat rumah. Karena itulah jam 09.30 saya masih bobo leyehan di kamar....So jam setengah
11an saya baru tiba di Nirwana Room yang terletak di depan kolam renang-nya. Ini
bukan pertama kali saya berkunjung ke sini. Ibu saya mengadakan resepsi pernikahan
kakak ke-5 di Klub Kelapa Gading pada
tahun 90-an. Alhamdulillah pernikahan itu langgeng 20 tahun-an, dan kematian memisahkan
mereka 3 tahun lalu. Anaknya saat lulus dari SMA Lab School Rawamangun Jakarta
Timur, juga merayakan wisuda-nya di Klub Kelapa Gading. 3 bulan lalu saya juga
masih sempat hadir ke resepsi pernikahan di Grand Ballroom. Jadi sebenarnya
bukan suatu yang asing bagi keluarga besar kami. Klub Kelapa Gading
dibangun sejak tahun 1984. Saat saya masih super imut almarhum Ayah sering mengajak
kamike daerah ini *Ketahuan deh umur!
Hihihi...👧👶
Yaaa, tetapi baru minggu lalu loh saya
tersadar *Lah?, bahwa di dalam keramaian kota Jakarta ini ada sebuah tempat
yang membuat kita sehat dan segar. Asli loh, berada di dalamnya kita seperti
sedang berlibur di Bali atau Lombok. Pada kenyataannya memang Klub Kelapa
Gading ini merupakan klub keluarga terlengkap dan ternyaman di kota mandiri
Summarecon Kelapa Gading Jakarta Utara.
Kolam air hangat...whirpool
Berbagai fasilitas tersedia disini , yaitu : Kolam
Renang (Olympic Size) , Kolam Renang Anak, Whirlpool, Lapangan Tennis, Lapangan
Badminton Indoor, Lapangan Squash, Lapangan Basket, Tenis Meja, Karaoke,
Jogging Track, Fitness Center, Sauna, Kid's Club, Taman Bermain.
Sepanjang Agustus 2016 Syntesis Development menggelar
rangkaian acara bertajuk INDONESIA IS ME.
Suatu pengaplikasian strategi pemasaran yang
sangat keren dari perusahaan pengembang besar di Indonesia yang memiliki
beragam proyek di bidang properti, ritel, apartemen, perumahan, superblok,
kantor dan hotel. Penyelenggaraan INDONESIA IS ME yang berlangsung dari tanggal
6 hingga 21 Agustus 2016 merupakan strategi cerdas bagi semua proyek
property-nya yang turut terlibat di dalamnya. Tidak hanya itu, Syntesis
Development juga melibatkan banyak bloggers dan berbagai komunitas lainnya.
Rangkaian acara inisitaif Synthesis Developmentini mendukung program dan kegiatan budaya,
pendidikan, kesehatan, sejarah, seni dan kuliner Indonesia adalah : Local Taste Culinary yang
diselenggarakan di Bassura Citydan
saya hadir pada acara tersebut ( Baca : Petualangan Kuliner INDONESIA IS ME di Mall Bassura) dan di Synthesis Resicence Kemangpada tanggal 6 Agustus 2016. Tanggal 13 Agustus
bertempat di SynthesisSquareJln Gatot Subroto Jakarta
Selatan dan Bassura City bloggers dari Blogger Perempuan diundang untuk
menghadiri acara berthema ‘The Art,
Beauty and Health’ dimana beraneka kerajinan dan benda seni di pamerkan
kepada masyarakat serta beraneka seni gerak di selenggarakan. Suatu hal yang
langka mengadakan menari traditional Indonesia di pusat perbelanjaan di pusat
perbelanjaan/mall. Siapapun dapat turut serta menari bersama. Kemudian tanggal
20 Agustus 2016 saya kembali ke Bassura City untuk menyaksikan dan mengikuti
creatif talk film Pusaka Prajawangsa, sebuah proyek kreatif
pemasaran Prajawangsa
City.
Acara puncak Indonesia
IS Me berlangsung tanggal 21 Agustus 2016 dengan diadakannya Synthesis Merdeka Ride. Pecinta olah
raga – khususnya komunitas bersepeda merayakannya dengan bersepeda berkeliling
sejumlah tik di kota Jakarta. Peserta dimulai di garis start, Synthesis Square
Jln Gatot Subroto. Menutut Amelia Prayitno (Corporate
Marketing and Communication General Manager Synthesis Development),”Synthesis
Merdeka Ride merupakan bentuk dukungan Synthesis Development terhadap
pengembangan olah raga sepeda. Synthesis Development ingin menjadi bagian dalam
edukasi serta memotivasi masyarakat atas pentingnya olahraga dan gaya hidup
sehat selaras dengan lingkungan, sebagai kebutuhan utama yang trendi,
menyehatkan dan menyenangkan. Kegiatan ini sekaligus sebagai ajang pecinta
olahraga sepeda menjalin komunikasi serta membangun hubungan sosial dengan
banyak relasi dan komunitas.”
Saya membaca kepedulian Synthesis Development terhadap
lingkungan dan masyarakat pada proyek mereka. Misalkan saja dengan pembangunan
Bassura City, saya tidak mendengar kearoganan pihak pembangun terhadap
sekitarnya. Terbukti Pasar Gembrong di dekatnya masih tetap beroperasi. Prajawangsa City juga akan membangun
hutan kota seluas 7 hektar, merupakan superblock
satu-satunya di Jakarta yang memiliki area hijau atau taman kota seluas ini.
Proyek sebelumnya telah sukses, keluarga saya telah membuktikannya dengan
membeli unit apartment di Kalibata City.
Merupakan investasi yang baik, dan banyak peminat untuk mengontraknya dengan
harga yang terus meningkat karena sangat strategis. Melihat lokasi proyek yang
dibangun Synthesis Development sudah dapat terlihat prospek-nya saat ini.
Sangat jeli, sehingga tidak perlu sesumbar dengan proyek-proyek spektakuler
yang dijanjikan kepada calon konsumen, namun kenyataannya hanya harapan semu
seperti beberapa developer lainnya.
Synthesis Development justru dengan cerdasnya mengadakan
rangkaian acara yang berguna bagi promosi bangsa dan negara ini, seperti
Indonesia Is Me. Serta proyek kreatif-nya, film pendek “Pusaka Prajawangsa” merupakan promosi cerdas berkelas yang
dilakukan. Melibatkan banyak pekerja kreatif yang reputasinya tidak diragukan
lagi, seperti Alexander Thian, yang pernah saya dengar perkataannya bahwa ia
tak akan menerima sembarangan tawaran proyek. Memang pada saat creatif talk
yang diselenggarakan di Bassura City tanggal 20 Agustus 2016 ia mengatakan pula
alasan mengapa dirinya menerima proyek film yang pada dasarnya memasarkan
proyek ‘Prajawangsa City’ di
Cijantung.
Ketika saya menyaksikan film pendek tersebut bersama dengan Blogger
Perempuan....yes, begitu cerdasnya film ini dibuat. Filofosi yang diambil dari
kisah Prabu Prajawangsa yang menitahkan 8 karya digambarkan dalam film tersebut
setelah 400 tahun berlalu. 8 masterpiece permohonan Prabu Prajawangsa dari
Kerajaan Indraloka tersebut akhirnya akan mewujud beberapa tahun lalu di
Cijantung Jakarta Timur dalam bentuk tower apartment.
Film ini juga yang membuat saya penasaran
untuk mengetahui apakah benar ada sejarah, legenda atau cerita pewayangan dari
Prajawangsa beserta kerajaan Indraloka-nya. Andaipun tiada, maka hal ini
berdampak baik bagi dunia pariwisata Indonesia pula, menambah kekayaan
pariwisata dan juga masyarakat Indonesia akan terpatri akan nama Prajawangsa City.
Hingga suatu saat apabila orang ditanya, apakah Prajawangsa maka mereka akan
tertuju kepada Prajawangsa City dengan 8 masterpiece-nya di Cijantung Jakarta
Timur. Sama halnya dengan apa yang kita ingat mengenai ‘Prambanan’ maka kita akan
teringat lokasi wisata dengan patung Roro Jonggrang-nya.
Brilliant sekali strategi pemasaran dari
Synthesys Development. Sungguh mengangkat ke-Indonesia-an, Indonesia Is Me untuk berbagai pro mo kegiatan promosinya maupun produk-produknya.Untuk mengetahui promo dan aktifitas lainnya, silakan kunjungi link yang saya
tuliskan pada tulisan ini :)