Showing posts with label jakarta. Show all posts
Showing posts with label jakarta. Show all posts

Friday, 28 September 2018

Pesona Seribu Bahari di Kepulauan Seribu Jakarta



Salah satu wishlist saya adalah "Traveling ke Pulau Seribu", namun saya hanya menginginkan traveling yang aman dan nyaman. Jadi belum terlalu berminat mengikuti open trip dengan harga terjangkau yang sebanding dengan fasilitasnya.
Seingat saya, ketika kecil saya beberapa kali wisata keluarga di Kepulauan Seribu Jakarta. Yang paling berkesan adalah ketika saya berulang tahun ke-9 Ayah merayakannya dengan mengajak kami seharian berwisata di Pulau Bidadari, Pulau Putri dan melewati Pulau Onrust. Ketika itu Ayah men-charter boat dari Marina Ancol untuk keluarga. Saat SMA saya menjadi ketua kelompok penelitian di Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa (Sebagai basecamp kami bermalam). Ketika SMA itu kami berangkat dengan kapal kayu dari Muara Kamal. Kalau gak salah, kami juga men-charter kapal tersebut.
Hingga lebih dari 5 tahun yang lalu saya memasukkan "Traveling ke Kepulauan Seribu" dalam wistlist ...hiks belum juga kesampai-an, walaupun terhibur dengan kesempatan berwisata ke pulau-pulau kecil di seberang Makassar Sulawesi Selatan (Pulau Pelangi, Pulau Lae Lae dan Pulau Samalona)

Kesempatan "Traveling ke Kepulauan Seribu" mewujud 2 hari sebelum tanggal lahir Ayah pada tanggal 6 Agustus. Kesempatan berwisata ke Kepulauan Seribu saya dapatkan dari Sudin Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu DKI Jakarta selama 2 hari 1 malam tanggal 4 - 5 Agustus 2018. Masya Allah...tentunya bukan dengan kapal kayu berangkatnya...hehehe. Kami berangkat dari Dermaga 16 Marina Ancol. Tentunya menggunakan charter speedboat dong. Speedboat Lumba Lumba dengan kapasitas 45 orang yang saya tumpangi. Rombongan Sudin Parbud Kepulauan Seribu menggunakan 2 speedboat, satu speedboat bernama Tidung Express, yang sebagian besar diisi oleh pelajar2 SMA se-DKI  dan pembimbingnya. Dalam perjalanan kami wajib menggunakan live jacket.
Sebenarnya saya terpilih sebagai peserta #SeribuPesonaBahari karena memenangkan giveaway yang diselenggarakan melalui Sudin Pariwisata Budaya Kepulauan Seribu, tetapi ternyata dari 50 peserta komunitas mereka merupakan Finalis Abnon Jakarta dari berbagai wilayah di DKI Jakarta, Duta Wisata berbagai daerah sekitar Jakarta dan Kapal Pemuda Nusantara. Syarat peserta salah satunya adalah memiliki follower minimal 2500. Emang dasar rezeki, ternyata saya bisa lolos sbg peserta.
Nggak tanggung-tanggung, kami akan berkunjung ke 8 pulau di Kepulauan Seribu.

Sunday, 30 April 2017

Wisata di Kawasan Kelapa Gading - Pulo Mas - Rawamangun


Festival Fashion & Food terbesar di Jakarta yang diadakan setiap tahun (Dok.BozzMadyang)
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya tahun 2015 hingga 2016 saya blas gak keluar pulau Jawa. Ngubleg aja terus diseputaran Jawa. Tapi gak masalah sih kalau hanya kerap berkunjung "menghabisi" daerah wisata di pulau ini,toch daerah Jabodetabek saja banyak "wahana" yang belum sempat saya telusuri. Nggak perlu jauh-jauh deh,dalam radius 1 - 3 kilometer dari tempat tinggal saja masih ada area yang belum saya ubleg2 kembali, diantaranya :

Sunday, 4 December 2016

Aula Simfonia di Jakarta, Tempat Konser Musik Klasik Serasa di Austria

Menyaksikan konser musik atau paduan suara di Austria menjadi impian saya sejak TK. Maklum, penggemar berat ‘Sound of The Music’ jadi alam bawah sadar sudah menyatakan harus ke negeri tersebut. Walaupun sudah menjejakkan kaki ke Eropa namun saya belum memiliki kesempatan menyaksikan konser musik di Austria. Malah di Belanda saya menyaksikan bulek-bulek bermain gamelan...hehehe...


Oh kiranya, kini di dekat rumah-pun ada tempat konser musik klasik asyik yang beroperasi sejak Oktober 2009! Tepatnya di Kemayoran Jakarta Pusat yang hanya berjarak sekitar 7 kilometer dari rumah. Jujur, saya kagum pertama kali menyaksikan konser di ruangan ini. Apalagi pertama kali saya menyaksikan orchestra Palestina yang level-nya memang sudah international. Saat datang saya masuk dari ruang parkir bawah, sehingga belum ada kesan khusus selain gedung yang di depannya terlihat kubah serta salib besar. Dari parkiran langsung menuju lift dan keluar dari lift terdapat loket pada umumnya. Bahkan lebih terlihat keren loket tiket nonton di sinema. Barulah setelah memasuki ruangan konser saya terkagum-kagum seperti anak pasar induk yang masuk auditorium hotel berbintang 6....hihihi...


Thursday, 5 March 2015

Semalam di The Falatehan Hotel by Safin

Nggak ada prediksi bahwa suatu saat saya bermalam di hotel berbintang 3 yang terletak di kawasan Blok M Jakarta Selatan. Bermula dari My Lovely  yang datang dari negeri seberang ingin menikmati waktu-nya di salah satu hotel. Saya mempertimbangkan hotel di Kemang dan Menteng, hotel berbintang 3, dia memberi alternatif hotel di Puri Indah Jakarta Barat, Tendean dan The Falatehan Hotel by Safin. Karena Puri Indah sulit saya akses jika tidak membawa kendaraan pribadi dan saya pernah menginap di hotel yang terletak di Tendean – itupun belum sampai 2 bulan yang lalu. Akhirnya saya menuruti-nya untuk booking di The Falatehan Hotel by Safin, walaupun saya agak jiper melihat lokasi lingkungannya. Hihihi, bisa juga ya saya jiper? Ya bisa-lah, karena ada pengalaman yang tidak diharapkan terjadi di area itu beberapa tahun yang lalu. Karena My Lovely  merasa lebih minat di hotel tersebut, maka saya booking melalui internet, survey antara Agoda dan booking.com – jadilah tanggal 18 February 2015 saya booking untuk tanggal 20-21 February 2015.
Tumben ya saya “ngalah” dengan kemauan seseorang? Yap, karena soal waktu, waktu saya bersama My Lovely terasa sangat mahal. Kedua dia yang bayar...hehehe, bukan karena saya nggak mampu loh ya, saya bertekad kok akan membayar-nya suatu saat nanti di suatu tempat yang pastinya pernah saya impikan. Ketiga, warna biru yang menjadi ornamen tempat tidur-nya terlihat fresh.
Jumat, 20 February 2015 – setelah saya menyelesaikan berbagai amanah, saya menuju ke hotel. Hanya menyebut nama-tanpa memperlihatkan voucher hotel. Saat diminta KTP saya kelimpungan karena sepertinya KTP tertinggal di tas kerja. Membayar deposit Rp 100.000 ,- yang saya bayarkan menggunakan debet card, kemudian diberikanlah key card kamar 336 dengan catatan saat My Lovely sampai hotel harus registrasi menyerahkan KTP-nya. Saya wanti-wanti agar memberikan KTP Indonesia-nya agar tidak dikenakan tariff turis asing...hehe, tadinya dia berniat memakai driver license dari negeri tempat tinggalnya sekarang.

Kamar Tanpa Jendela
Ingat cerita saya tentang KamarTanpa Jendela? Kali ini terjadi kembali. Front Officer sudah mengatakan bahwa kamar yang kami tempati di lantai 2 tidak memiliki akses lift. Saya harus bisa melalui tangga, melewati rest room dan pintu kitchen resto hotel. Dikatakan juga bahwa kamar tidak memiliki jendela. Hadeuh, di internet memang tertulis di keterangannya “no view”, saya pikir sekedar view mentok tembok, jadi gak kebayang deh tuh kalau tanpa jendela. Kalau mau jendela saya bisa up grade ke kamar deluxe dengan menambah Rp 100.000,-. Ah, sudahlah...malam ini justru kami tidak memerlukan jendela bukan? ;D
Akses ke kamar memang “nggak banget” seperti yang saya tulis di atas. Ada 8 kamar yang kondisi-nya seperti itu. Kami mendapat kamar di pojok.
Bersyukur begitu membuka kamar saya melihat kamar-nya bersih dan rapih. Nggak terlalu “melenceng” dengan yang ada di foto website promo-nya. Luas kamar-nya pas. Terdapat lemari berpintu lengkap dengan gantungan baju dan safe deposit box, coffee/tea maker dilengkapi 2 air mineral ukuran kecil merk Oasis (Disediakan juga air mineral ukuran 1.5 liter yang jika kita membuka-nya dikenakan biaya Rp 20.000,-), cermin ukuran seluruh badan tergantung di dinding dengan desk untuk sepatu atau koper, tv flat dan cermin dinding yang lebih sebagi hiasan. Ada sofa baca di sisi tempat tidur, selain desk untuk menulis/makan.
Bathroom-nya nggak ada bathub ya J . Tidak ada tube di shower, hanya ada tirai. Relatif bersih dan walaupun bukan dari material yang nomor 1 tapi kondisi dan model-nya baru.



Dinner & Breakfast @ Hotel
Awalnya saya berniat membelikan My Lovely makanan “Ceker Ayam” di resto China Muslim yang terletak di Pasaraya. Melihat lingkungan kehidupan malam di sekitar hotel membuat saya mengurungkan niat tersebut. Sebenarnya saya sudah lapar, demikian pula dengan My Lovely  yang masih dalam perjalanan. Akhirnya dia menyarankan saya memesan di “Room Service” 5 menit menjelang dia datang. Tapi jadi-nya pesan justru saat dia sudah sampai di kamar....
My Lovely  memesan Rawon dan untuk saya Nasi Goreng Seafood. Yang menerima pesanan dia, ternyata sekalian bayar. Rasa makanannya termasuk lezat untuk ukuran hotel. Atau memang karena saya lapar ya? Hehehe...
Untuk makanan Room Service tidak sempat diambil foto-nya, keburu di makan dalam sekejab habis :D
Pagi jam 7-an kami menuju resto hotel untuk breakfast. Baru 1 meja yang terisi. Sebelumnya kami berputar  melihat makanan yang tersedia. Saya hanya mengambil Bubur Ayam, Cereal dan secangkir kopi. Sedangkan dia sudah memenuhi piring-nya dengan Nasi Kebuli, Sosis...entah apa lagi! Kenapa jadi terbalik gini sih “sistem” makanannya?! Dia yang sudah lebih dari 20 tahun di negeri bulek justru sarapan yang bikin para bulek mendelik, sedangkan saya yang sudah lama meninggalkan negeri itu justru pilih yang ringan.
Usai sarapan kami kembali ke kamar. Pukul setengah 12-an kami check out, saya mengambil uang deposit, sementara dia ke lounge khusus. 

Monday, 29 December 2014

Hotel Neo Tendean : Kesegaran Warna Hitam Putih

Pada 3 November 2014 seusai Bali Massage di ZEN Spa  saya melintasi hotel yang terletak di Jl. Wolter Monginsidi. Saya mengamati-nya dan masuklah nama hotel ini dalam “Dreams Box”. Woooho, Mahabenar janji-Mu, Ya Mu’min...1 December 2014 ketika sedang project briefing di kantor  Field Devision saya menerima telepon yang menawarkan kamar di hotel ini. Harus malam ini juga! Dengan mantap saya mengiyakan tawaran tersebut. Pas banget keesokan pagi-nya saya mendapat tugas notulensi dari Kemenhunkam.Ternyata perpaduan warna hitam, putih dan abu-abu bisa juga terkesan fresh di Hotel neo Tendean Jakarta by Aston.

Kamarnya tidak terlalu besar, tetapi nggak sempit sih. Ada safe deposit box plus kulkas mini transparant kosong dibawah gantungan pakaian. Tanpa lemari.
Bagus-nya nih hotel petunjuk keamanannya boljug, soale diantara perlengkapan di desk terdapat pamflet “In Case of Earthquake”. Indonesia khan sekarang sering banget terjadi bencana tuh, jadi berguna banget pamflet seperti ini dipelajari, supaya nggak panik bikin cilaka :D

Pada desk juga terdapat menu “Relaxing Service” yang pelayanannya bisa dipanggil ke kamar, yakni :
Perawatan Tubuh Rp 250rb nett (120 menit), Perawatan Peremajaan Tubuh Rp 200rb (100 menit), Perawatan Lulur Tubuh Rp 175rb (75 menit) dan Pemijatan Traditional Aromaterapi Rp 140rb (60 menit), Pemijatan Kaki Rp 140rb (60 menit), Penyegaran Wajah Rp 100rb (45 menit)


Sedangkan "Room Service Menu" berasal dari Clay's Resto & Cafe juga jelas di desk kamar. Diantara menu tersebut adalah  :
Appetizers , al : Caesar Salad, Thai Beef Salad, Rujak Buah.
Thailand : Pad Thai 21rb blm tax, Penang Fried Noodles, Java Fried Noodles, Chicken Hainan (35rb), Kampoeng Fried Rice (25rb),
Unik : Hot Stone Rice Gindara & Hot Stone Rice Chicken (35-36rb) yang dimasak dalam batu panas.Nasi Campur Dinamika (Rp 38rb) : Nasi dibungkus daun pisang dengan ayam goreng, tempe goreng, ikan asin dan sayuran disajikan dengan sambal.

Kolam renang ada di luar sisi Clays's Resto. Nggak terlalu besar kolam renangnya. Eh, tetapi sebaiknya jangan buang air dan berganti pakaian di kamar kecil yang atapnya terbuka karena terlihat dari kamar..hehe...

Pagi, saat check out tanpa terencana saya ketemu dengan anak sepupu saya di lobby. Di lobby juga ada desk travel agent, kalau berminat mengikuti travel - misalnya ke kepulauan seribu kalian bisa menggunakan jasa travel agent tersebut.

Thursday, 13 November 2014

Body Treatment at Family Spa

 
Body care di spa adalah satu kenikmatan hidup di dunia yang sangat saya syukuri. Rasanya jadi cewek paling beruntung di dunia deh saat berada di spa atau treatment oleh therapist yang oke banget. Keberuntungan bertubi saat saya mendapatkan 2 gift certificate dari acara FPS Media Workshop yang diselenggarakan Great Eastern Insurance. Pada saat itu saya mendapatkan-nya sebagai “ Peserta Pertama Kehadiran” dan “Penanya Terbaik” (Yang nanya dapat kesempatan bertanya hanya 4 peserta dan penyelenggara memang menyediakan 4 gift certificate Treatment di ZEN Family Spa & Reflexology).Cihuuuy, saya dapat 2!

Balinese Relaxation Massage
Masa berlaku gift certificate sampai 15 November 2014. Hanya ada waktu 2 minggu! Duh, sempat gak ya? Lokasi-nya agak jauh gitu dari tempat tinggal saya....
Alhamdulillah ,rezeki gak kemanah...tanggal 3 November (Senin) saya mendapat tugas wawancara di Jln.Wolter Monginsidi yang letaknya hanya beberapa meter dari salah satu cabang spa tersebut! Sebelum berangkat saya reservasi. Siiip, seusai wawancara di NGO saya langsung menuju lokasi bermanja diri!
Masuk ke spa tersebut disambut desk penerima tamu. Setelah men-check buku reservasi 2 petugas memproses, tak lama saya datang muncul 2 ibu cantik pelanggan yang datang terpisah. Saya dipersilakan memilih oil-nya, ada 4 oil tersedia dengan aroma : Sandalwood, Lavender, Jasmine, Lemon Grass. Saya memilih Sandalwood...supaya teringat aroma sabun buatan Fiji yang seringkali saya pakai di Auckland dulu.
Kami bertiga menunggu dipanggil di ruang tunggu  mungil dan banyak bahan bacaan. (Lebih senang ruang tunggu yang tenang dan tidak ada televisi). Oh ya, saat menunggu kami telah menukar sepatu dengan “sandal hotel”.
Tak lama, seorang Therapist memanggil nomer saya (07). Saya masuk ke pintu bertuliskan Balinese Massage.Suasana Bali dengan musik traditional-nya menyambut tamu begitu melalui pintu. Saya menapaki lorong bilik yang jalan setapaknya menyerupai taman di daerah Bali. Hilanglah terik matahari, polusi udara dan suara serta kemacetan Jakarta di ruangan tersebut. Saya masuk ke bilik bernomer 7, dan segera mengganti pakaian dengan kimono batik yang sudah disediakan.

Pertama duduk, kaki dicuci dengan aer kembang. Telapakan disikat. Setelah pembersihan kaki, baru deh tiduran di bed khusus untuk therapy. Yang di bagian kepala-nya ada lobang tuh, sehingga begitu  tengkurap maka kita menghirup aromatherapy yang menenangkan.
Pijatnya dominan memakai jempol, telapak tangan secara penuh serta siku therapist-nya. Mendorong telapakan, pantat, perut secara keseluruhan. Tekanannya cukup, tidak sakit. Ada perbedaan dengan pijat Jawa. Waktu saya tinggal di Bali Cuma sempat pijat sama “Mbok2” Bali yang dipanggil ke rumah. Saya tidak ingat pijat ala mana yang dia pakai. Yang saya ingat waktu itu saya jejeritan kesakitan...hehehe...
Di ZEN mata dimasker dengan kapas penyegar timun ketika dipijat menghadap atas. Rileks. Di akhir “ritual” ini adalah totok wajah. Waaaii, asyeeek,pdhl belum ada 2 minggu saya juga totok wajah di Duren Sawit barengan 2 kakak dan ibu saya. Yup, keluarga saya memang “Massage Adict” dan doyan ke salon or spa. Apalagi kakak saya pertama, begitu pensiun dari PNS kerja-nya nge-spa melulu barengan ibu. Nyetir mobil sendiri pulak! Kebayang deh lihat nenek2 kerja-nya ke spa mulu :D
Setelah 90 menit saya menuju shower room. Mandi. Sweegeeeeuuuur tenan, apalagi begitu kembali ke kamar sudah tersuguh secangkir Jahe.

Indulgence Foot Relaxing
Gift Certifikate berikutnya saya gunakan di ZEN Family Spa yang terletak di Jl.Pakubuwono VI. Masih di wilayah Kebayoran Baru, tapi akses-nya lebih merepotkan bagi saya. Ah, mungkinkah saya trauma oleh kejadian “dikeliling2in” ketika saya akan berkunjung ke pesta ulang tahun teman saya di daerah sini? Mobil Mercedez orang tua saya yang dikendarai sepupu  terus berkeliling di situ-situ saja sampai beberapa jam. Tidak menemukan “jalan keluar”, tidak ada orang yang bisa ditanyakan padahal kami seringkali melewati area itu di siang hari.
Dengan perjalanan yang tidak semudah ke Jl.Gunawarman akhirnya saya tiba di lokasi. Bangunannya dari luar lebih kental nuansa interior Bali-nya, begitu membuka pintu kaca langsung dihadapkan meja penerima tamu. Mbak Resepsionist-nya menyambut ramah dengan senyuman yang tidak artificial :D Setelah mendapat gantungan kunci bernomer 19 saya menunggu di ruang tunggu. Ganti sepatu dengan sandal hotel bertuliskan nama ZEN. Ruang tunggu-nya hanya “kotakan” kecil dengan 2 sofa. Hanya tersedia beberapa majalah yang ditata kurang menarik. Untungnya seorang Mbak petugas menawari saya minum, sehingga saya langsung memesan air putih. Lagi gak mau minum macem-macem setelah berjalan kaki!
Muncul Therapist menangkupkan ke dua tangannya di dada,”Selamat siang,Bu.Refleksi kaki?” . Saya tercengang, therapist-nya cowok! Dia juga sepertinya tercengang melihat tamu-nya berjilbab “konvensional”...yup saat itu saya memang menggunakan jilbab paris tanpa dimodel-modelin, menutup dada en macam Ustadzah dah! Duh, saya langsung melirik tas transparant berisikan celana pendek.
Saya bukan tipikal cewek yang “ekstrem” menolak therapist cowok kok. Beberapa kali saya refleksi dengan therapist cowok di tempat lain. Tetapi sebaiknya Mbak penerima tamu konfirmasi ke saya sebelumnya atau jika ada menawarkan pilihan kepada saya yang berkerudung apakah saya ingin di-refleksi oleh therapist cowok atau cewek.
Jika saya pergi ke tempat refleksi bersama kakak atau saudara saya memang terkadang saya di-refleksi oleh therapist cowok. Tapi kalau ke spa sendirian seperti saat ini....kok risih yak? :D Saya nggak protes-lah, toch pikiran saya positif!
Saya tidak jadi mengganti dengan celana pendek. Celana panjang saya tarik aja. Toh saat di refleksi menggunakan selimut dan handuk. Di ruangan telah ada beberapa tamu yang hampir selesai di-treatment.
Awalnya kaki di cuci, di rendam dan disikat. Kemudian menuju sofa yang berjejer. Sofa atau kursi dibuat senyaman mungkin, semi posisi tidur. Di tengkuk diletakkan bantal hangat. Wohooo, Mas Therapist-nya refleksi-nya pas banget tekanannya. Mantap,  tapi nggak sakit. Nah, ini salah satu yang bikin saya yakin di-therapy oleh therapist cowok :)
Termasuknya suka banget deh menggunakan jasa layanan di ZEN. Therapist-nya nggak suka ngobrol , musik latarnya traditional Bali...benar-benar jadi relax! Puas banget, 90 menit di-refleksi!


Beneran deh “Spa Can Be Everywhere, But The Best Spa Comes From The Best Therapist”


Thursday, 16 January 2014

Ketika Aku Mengelilingi Bumi Pertiwi (2)



Kalau mau baca cerita tentang 2 perjalanan foto diatas, silakan di : Christmas Holiday in Bali & Lombok

Nah, kalau cerita tentang ke Suramadu, sekilas saya tulis awalnya di Sparkling Surabaya 2011

Tuesday, 27 December 2011

Tak Perlu ke Finlandia (Tahun Ini) Untuk Suasana Christmas

Christmas Day 2011 telah terlewati...and suasana Natal tahun ini di Indonesia terasa banget yah. Gak seperti suasana Natal tahun lalu. Lucky me, tahun lalu saya menikmati suasana Natal di Singapore. Read my experience here : 4 Days in Singapore : Christmas.
Keinginan saya menikmati suasana Christmas ala Eropa terlaksana loh, walaupun nggak harus ke Finlandia. Cukup di Indonesia - murah dan meriah. Yang pasti KEREN!

Lobby Borobudur Intercontinental Hotel , Central Jakarta
Atrium Grand Indonesia Shopping Town , Central Jakarta
The Forum Mall Kelapa Gading 5, North Jakarta
The newest lifestyle centre in Jakarta - Kuningan City
Yaaa..itulah sebagian foto saya ketika menikmati suasana Christmas - walaupun saya tidak merayakannya. Yang pasti bahagia-nya turus merasakan dong ;-)


Saturday, 17 December 2011

Thanks,God for Cantiknya Indonesia ;-)

Minggu lalu saya hanya berada di kota metropolitan Indonesia, namun dari depan monitor PC saya merasa berada di tengah alam Indonesia yang cantiknya nggak ketulungan. Thanks, God! Memang saya pernah menikmati kedamaian negeri kiwi yang kecantikan alamnya luar biasa, namun keberagaman Indonesia itu looooh...mantap sekali! Apalagi sekarang banyak event yang mengangkat wisata Indonesia yang nggak hanya Bali dan Candi Borobudur.
Dua event yang saya datangi untuk membuat saya semakin berterimakasih kepada Allah atas kekayaan alam dan budaya negeri Khatulistiwa ini adalah : 

PERTAMA :
PictFest 2011 di fX Sudirman tanggal 9 - 10 December 2011. Saya datang kesana bersama Mbak Lien (Nyetir mobilnya ...hehe), Mbak Nana, Ndarti, Widya and Yuli sepulang dari acara di Radio Dalam. Mampir ke PictFest sekaligus melihat foto saya yang dipamerkan di booth KeluaRumah dan mengambil tiket RealWOW juga di booth tersebut (karena menang kuis ;-D).

Salah satu foto saya yang numpang pameran di PictFest 2011 booth @keluarumah : Pulau Khayangan Sulawesi Selatan (Yang pasir putih ada 1 kapal-nya tuh!)

KEDUA :
Peluncuran Program Marketeers Real WOW : Konser Keajaiban Indonesia
Yeaaay, akhirnya saya datang ke acaranya Markplus sebagai undangan or tamu. Periode November 2008 sampai September 2011 saya khan aktif sebagai Freelancer di Markplus Insight. Maka kini tibanya sebagai undangan/tamu dong ;-) Selama jadi aktifis FIELD Department saya tidak pernah menyaksikan Bapak Hermawan K melakukan speech - walaupun seringkali naik dalam 1 lift kantor atau bertemu di kantor pusat Jln Prof.Satrio. Hehehe, apalagi kali ini saya duduk di kursi VIP, hanya berselisih beberapa kursi dengan pimpinan (?) Kellogg School of Management ;-) Saya datang bersama Widya, sedangkan Ika Cs walaupun datang, tapi kami nggak sempat ketemu. Ramaaai sekali BallRoom Ritz Carlton Pacific Place malam itu.
Tentang acaranya saya copy paste aja nih ya...hehehe..
Penampilan artisnya mantep semua! Pas Tari Saman juga rasanya pengen ikutan gerak, trus pas lagu daerah Sumatera Utara dikumandangkan cowok di sebelah saya malah bergaya nari Tortor...ckckck...saya mendadak pengen nyinden juga nih ;-D


Jakarta, 5 Desember 2011. Majalah Marketeers bersama dengan MarkPlus, Inc tengah membantu promosi pariwisata Indonesia melalui program kampanye “The Real Wonder of the World (WOW).” Program ini merupakan insiatif kami sebagai perusahaan media swasta dalam rangka memasarkan pariwisawa Indonesia sebagai situs dunia yang penuh dengan keajaiban terutama dalam aspek budaya dan alam.
Program yang didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia ini merupakan inisiatif kami dalam rangka memasarkan objek, situs, dan destinasi pariwisata di Indonesia yang memang layak disebut “The Real Wonder of the World” sebagai turunan dari program kampanye “Wonderful Indonesia.”    
Program “The Real Wonder of the World” ini  pula bertujuan sebagai platform rujukan untuk mempromosikan sederetan panjang objek, situs, dan destinasi pariwisata Indonesia yang selama ini masuk dalam UNESCO World Heritage List seperti Taman Nasional Ujung Kulon, Hutan Sumatera, Taman Nasional Komodo, Candi Prambanan, Candi Borobudur, Carstensz Pyramid, dan Sangiran Early Men Site, dan juga mereka yang selama ini masih dalam posisi “tentative status” sebagai World Heritage List, seperti Raja Ampat, Taman Laut Bunaken, Taman Laut Wakatobi, Pura Besakih, Derawan Archipelago, Muara Takus, dan lain sebagainya.  Program ini pula akan menjadi platform untuk promosi benda-benda intangible dan tangible yang merupakan warisan budaya Indonesia seperti Wayang, Batik, Keris, Angklung, dan sebagainya, juga untuk promosi pelestarian flora dan fauna khas Indonesia seperti Orang Utan, Badak Jawa Bercula Satu, Harimau Sumatera, Kangguru Papua, Burung Cendrawasih, Gajah Sumatera, dan lain sebagainya.
Sebagai peluncuran program untuk mempromosikan deretan panjang keajaiban budaya dan alam di Indonesia ini, kami akan menyelenggarakan  “Real WOW Party: Konser Keajaiban Indonesia” yang rencananya akan diselenggarakan di Ballroom Ritz Carlton – Pacific Place, Jakarta, pada 15 Desember 2011 pukul 19.30-22.00 WIB.
Berkolaborasi dengan Kompas Gramedia Production dan KompasTV, Marketeers akan menampilkan pagelaran seni musik rakyat, tarian daerah, dan juga video footage mengenai Keajaiban alam dan budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Konser ini juga akan menampilkan Dwiki Dharmawan & World Peace Ensemble, Dwiki Dharmawan & World Peace Ensembel, Elfa's Singers, Lea Simanjuntak, Ivan Nestorman, Zaneta Naomi, Bayang Paris (Fauzan Ja'Far), dan sebagainya.***

Monday, 11 July 2011

My Favorite Hotel in City : Dharmawangsa


@ Bimasena Dharmawangsa Hotel
Baju terusan : Gaudi (Beli di Gaudi MKG), Celana panjang : Beli di NZ, Manset : Beli di Royal Plaza Surabaya,Tas : MEXX (kado dari Mbak Dien, beli di Belanda), Jilbab : Rabbani (Rawamangun)



Pagi jam 2 sampai rumah dari Trans Studio Bandung, setelah matahari kelihatan berkemas meninggalkan rumah,sebelum shalat Jumat (1 July 2011) saya harus ngasih lembar-lembar form isian ke kantor Markplus. Dari depan kantor saya menyetop taksi Cipaganti (Rp 35.000 ,- dari depan kantor di Jl.Prof.Satrio ke depan Dharmawangsa Hotel) dan minta diantar ke venue. Disana Sekar (+ sopir Daihatsu Xenia-nya), Amel dan Tyas sudah tiba. Mereka ke Dharmawangsa Hotel dalam rangka mau foto-foto dengan juri Master Chef (RCTI)...ckckck...niat banget yak?
Kalau saya sih ke Dharmawangsa Hotel dengan niat survey. Survey apa'an???!!! *sok senyum misterius ;-D

"Plesiran" di sekitar swimming pool Dharmawangsa Hotel





Sunday, 19 June 2011

Gaya Hidup Modern : Cinta Seni Traditional Indonesia


Gaya hidup modern?! Mencintai seni dan budaya traditional Indonesia dong....Itu nama-nya sosialita sejati! Hidupkan budaya dan wisata Indonesia yang melimpah ruah dan tiada yang menandingi. Tuhan menganugrahkan bumi Indonesia dengan kelimpahan keindahan yang tiada tara.

Salah satu cara adalah mendukung seni budaya Indonesia. Wayang orang! Alhamdulillah, keluarga saya adalah pecinta wayang Jawa. Tanggal 27 - 28 Mei 2011 bertepatan dengan hari ulang tahun saya, Seni dan Budaya Indonesia menghadiahkan kepada saya sebuah pertunjukan spektakuler pertama di dunia. Memadukan elemen hiburan,yakni sinema, wayang orang, wayang kulit, sinema dan orkestra. Wayang modern "Jabang Tetuko" : The Birth of The True Superhero hadir di Senayan City Ballroom Lantai 8. Tiket seharga @ Rp 1000.000 ,- sampai @ Rp 100.000 ,- terjual laris oleh masyarakat Indonesia. Ehmmm...saya ditraktir oleh kakak saya,Mbak Wien dengan tiket seharga @ Rp 250.000 ,-/orang . Kami ber-8 ( Mas Tunggal,Mbak Rita,Sekar,Seno,Ibu,Mbak Wien dan Mbak Dien yang sehari sebelumnya datang dari Belanda) menyaksikan hiburan yang musik-nya ditata oleh Deane Ogden, gak tanggung-tanggung Deane adalah penata musik film-film Hollywood, diantara hasil karyanya bisa didengar dalam film Surrogates (yang sungguh bukan adaptasi film Malam 1 Suro-nya Susana ;-D), Tron dan The Hitlist. Penata laga-nya juga dari "sono", Benjamin Rowe yang menata laga film Fast & Furious dan Transformer 3. Para pemain, tentunya dari Wayang Orang Bharata plus Ki Dalang Agus Sambowo pastinya berperan besar dalam lakon ini.

Melihat Gatot Kaca dan Batara Surya yang benar-benar melayang-layang (pakai tali pastinya) asyik banget.Keren! Nilai lebih lainnya di pementasan kali ini??? Di kanan kiri stage terdapat giant screen.Jadi saat Arjuna dan Karna (Putra Surya) rebutan alat pusaka mereka bertarung di stage, kemudian saat berlarian...di giant screen mereka juga tampak bertarung di outdoor alias semacam hutan gitu deh ;-D

Pertunjukan berlangsung hanya 1 jam. Agak risih sih menyaksikan wayang orang yang sedemikian keren namun tidak menggunakan bahasa Jawa. Tetapi pertunjukan ini sangat baik untuk generasi (sangat) muda untuk mengenal budaya traditional Indonesia. Hihihi,dalam hati saya ngomong : "Duuh,dari kemarin gue kerja keras semalam suntuk.Pulang dari kantor aja sampai jam 11-an gara2 FGD.Hiburannya cuma sejam dengan menyaksikan wayang.Biasanya sih orang pada nonton wayang semalam suntuk.Kerjanya???....hihihi,gak tau deh!"

Semalam (Sabtu, 18 Juni 2011) kami bertujuh (Saya, Ibu saya, Mbak Wien, Mas Yono, Arum,Fajar,Kany) menyaksikan kembali pagelaran di Gedung Kesenian Bharata Senen, dengan lakon "Wisanggeni Lahir". Ulasan-nya menyusul di tulisan saya berikutnya ya ;-)

Sunday, 11 July 2010

(Spa) Nyalon yuuukk...


Berapa tahun ya saya off sebagai “cewek salon”?! Mungkin setelah pakai jilbab? Ah ,tapi tahun 2000 saya sempat “keluar masuk” salon saat tinggal di Kuta BALI. Beberapa salon di Denpasar yang memiliki pelayanan mandi susu sempat saya coba. Sebelum memakai jilbab setidaknya 2 – 3kali perminggu saya ke salon – dari catok rambut sambil memberi nuansa burgundy pada rambut...minimal ngoles Proteline ..hahhaha.

Tahun 2010 saya bertekad untuk menjadi ‘cewek salon/spa’ kembali. Positif? Pemborosan?! Gak tuh! Justru menguntungkan karena saya bisa menambah wawasan tentang service dan teknik pegembangan usaha kesehatan dan kecantikan yang sedang saya jalani.
Menggigil di Salon
Sabtu, 19 Jni 2010 sepulang lunch dari Sate Blora Cirebon di Rawamangun saya dan Galuh menuju salon yang jaraknya sekitra 500 meter dari rumah saya. Jalan kaki?! No,dengan gaya princess-nya kami berdia naik Toyota Altis yang dikendarai Galuh. (Maafkan kami,Bumi...)
‘Body Fresh Salon & Reflexology’ : kami langsung dilayani dengan sigap. Saya en Galuh langsung ke masing-masing bilik bercat ungu dengan tirai kain ala Pekalongan bermotif kupu-kupu pink. Chick deh...Saya ganti baju dengan kemben untuk creambath dan Galuh body massage.
Saya pilih creambath menggunakan susu yang konon dapat menghaluskan rambut. Hahaha..baru saya coba neh ‘creambath susu’. Dulu sih saya biasa coba dengan kemiri yang menghitamkan ramput atau alpukat. Plus Proteline! Tidak terlalu aneh dibanding ibu sahabat saya yang kalau creambath “semua isi dapur” nemplok di kepalanya (alpukat, kemiri, ginseng, telor ayam,dan sebagainya.Asli, bukan cream olahan pabrik.) Sapai saya pernah bilang,”Tambahin minyak goreng, nggak sekalian digoreng tuh kepala,Tante?!”
Coba kali ini tanpa hair steamer (Ini yang kusuka! Emangnye kepala gue boneless chicken?! ;-p). Rambut ditutup dengan handuk hangat lalu saya langsung ke bilik ungu tempat ganti kemben tanpa dicuci rambutnya. Selesai? Nggak dong karena berikutnya saya dilulur. Masih dengan therapist yang sama,pijatannya mantap. Therapist menanyakan lulur apa yang sya inginkan. Saya pilih lulur coklat...hiiiyyaaa..keluar dari salon rasa gue ‘susu coklat’ dung!? ;-p
Ritual pijat dan lulur selesai. Saya digiring ke ruang steam seukuran 1 KBU wartel berisi mesin body steam. Hhhmmm..beneran dimasak neh body. Brrr...sebelum saya masuk steam, saya menggigil antara kedinginan dan ngebayangin nanti saya bakal diuber sama kucing di rumah neh. Saya wanti-wanti agar tak terlalu lama di alat steam. Keluar dari alat steam masih menggigil...langsung mandi. Selesai mandi body saya lumri dengan milk goat lotion. Galuh yang sudah selesai di blow catok menanti gelisah, takut kehabisan nonton...deeeuuu!

Sunday, 14 March 2010

Wisata (nganter) Belanja


Anchee..Ktemuan di tamini yuks jm 1an.bisa ga?Skalian jln2. (SMS dari Dian Sadewa pukul 11.20) yang merupakan susulan dari SMS : “Ance aku pesen jam time piece set 198.900 (ref.CPU 1) sama tas lonie 159.900 (ref.lt 557k)” yang semalam dikirim.
Pesenan produk Sophie Paris, salah satu brand MLM Fashion No.1 di Indonesia yang aku masuki. Sophie Paris memang memiliki 3 showroom di Jakarta, di Plasa Semanggi Jakarta Selatan, Tamini Square Jakarta Timur dan Citraland Jakarta Barat. Setekah “kasak kusuk” dengan Dian dan Gege yang sedang di Bintaro, akhirnya kami sepakat bertemu di Plasa Semanggi. Hhhmmm..mereka naik mobil pribadi dari Bintaro dan melaju duluan ke Plasa Semanggi, sedangkan aku yang harus ‘memakai jilbab’ plus naik busway dari Rawamangun beberapa menit setelah mereka melaju justru sampai 10 di Plangi lebih cepat dibanding mereka.
Setelah sejenak melihat kondisi showroom yang lumayan luas, kami menyodorkan barang pesanan yang akan dibeli. Saya membeli Sophie Lipstick Ice Pink, sedangkan Dian membeli sepasang jam tangan untuk pria dan wanita. Sekalian beli Bienvenue Sophies Kit alias starter kit untuk mendaftar sebagai member Sophie Paris. Hari itu juga Gege bergabung menjadi member Sophie Martin. Dian belanja lagi deh, tas, setelah saya menikmati makan siang Soup Ikan Batam di foodcourt Plangi. Menuju parkiran mobil, kami mampir ke Giant – Dian en Gege belanja belanji,khususnya untuk keperluan Hana. Di Giant Bimo sempat menelpon dan menawari saya sambil menyuruh saya agar merayu Gege untuk mau diajak ke pameran komputer dan Islamic Book Fair di Senayan. Gege nggak bisa ikutan, karena meninggalkan Hana dengan mertuanya. Sedangkan saya jika ikutan mobilnya Bimo juga gak memungkinkan karena Bimo membawa mobil Starlet dan sudah ditumpangi oleh Fajar, temannya Bimo, Mbak Nana dan Owien.Kata Bimo,”Makanya ajak Gege,Nce, supaya muat orangnya, khan kalau di APV muat banyak tuh.”
Sore itu saya ikutan APV menuju Buaran. Niat hati seh mau ber-spa ikan di Buaran Plaza – tapi keasyikan ngenet pakai Mobie di Blok Z and maen sama Kany...nggak jadi deh!

Ke Senayan??Olah Raga??!
Keesokan harinya, Ahad 07.03.10 Galuh dan Mbak Yoen bersama Altis Hitam-nya sudah “membuat keributan” di depan rumah Pulo Mas. Benerannya Mbak Yoen udah nelpon ke hape saya,tapi saya yang sedang di toilet tidak dengar. Maksudnya Mbak Yoen nelpon, memberitahu bahwa mereka mau menjemput ibu dan saya untuk mengajak ke Plasa Senayan. Jadinya saya dan ibu “heboh” berganti baju, dari baju rumah ke baju yang lebih layak untuk jalan-jalan! Repotnya saya adalah memadu padankan baju en jilbab, karena beberapa baju en jilbab masih di laundry! Aaarrrgghhh...cuek dah, toh gue bukan Miss Indonesia yang harus tampil “layak” (meskipun saya beberapa kali masuk finalis en menang di kompetisi yang membutuhkan performance total seh! ;-p). Begitu pinggul mendarat di jok belakang Altis, Galuh dari balik kemudi komentar : “Jilbab loe kok megar-megar gituh sih,Nce?!”...Yaaa,gimana dung, emang belum sempet disetrika secara baik dan benar.Tuh jilbab juga tadi masih ada label ‘Rabanni’-nya....hiiii,alias belum pernah dipakek!
Di parkiran Plasa Senayan, dengan mudah kami menemukan tempat parkir. Masuk ke Plasa Senayan dan masuk ke showroom Kate Spade. Saya seneng lihat produk Kate Spade yang full colours dan segar (ruuujjjaaaakkk kaleeee segar!). Dari Kate Spade, kami menuju ke Metro. Di Metro beraneka ragam tas bertumpuk-tumpuk di-discount hingga 50%, ada yang merek-nya Guess,Toscano,Nine West, les Catino, Pere Cardin, dan aneka brand level “menengah” yang harganya sekitar 1 juta hingga 3 juta rupiah belum termasuk discount. Semula ibu saya berminat membeli salah satu tas yang ada disana,eh tapi justru saya komporin untuk membeli tas Sophie Paris yang saya pasarkan...whehehe....or mendingan beli emas aja dah,Bu, supaya bisa diwarisin ke kami nanti..whihihihihi....*dikutukjadibatu.com, Malin Kundang aja gak gini-gini banget. Perjalanan dari Metro berlanjut ke showroom Zara sambil melirik-lirik aneka showroom brand, seperti LV dan sejenisnya (baca : merek “menengah keatas”). Di showroom Zara saya sempat mupeng dengan beberapa dress. Bahannya itu looooh, nyaman banget kalau untuk witness Interviewer saya ke responden! Sorry dah kalau cuma buat gaya-gaya-an di kantor. Buat apa tampil modis kalau harus “sadis” terhadap diri ndiri?! Justru kalau kerja di lapangan dress yang kita kenakan sebaiknya yang nyaman.
Galuh membeli 2 t-shirt di showroom Zara, dan dikomentarin oleh ibu,”Kaos seperti itu di (pasar kaget) Pacuan Kuda pagi2 harganya limabelas ribu dapet dua.” Bwahahaha....Galuh nyengir kuda dah kaos Zara-nya disama’in sama yang di Pasar Kaget. Dosqi “bela diri” bahwa bahannya berbeda dengan yang murah, dan dia suka dengan bahan seperti itu (baca : kaos Zara). Saya mah santai aja nyahutin,”Aku dulu kaos Esprit, Beneton, Guess,Naf Naf aku pakai untuk tidur. Original loh.”. Hhmmm..emang “surga” banget deh dulu, bahkan kakak saya yang di Belanda pernah ngirim produk ber-brand hingga berkoper-koper!!! Saya sih cuek aja memakainya, lah parfum original Chanel No.5 aja saya pakai untuk senam pagi...hihihi...”norak” gak seeeh????
Dalam urusan belanja ibu saya dan bapak saya memang “berbeda”. Bapak saya selalu membeli produk dengan brand kelas premium, sedangkan ibu saya gak terlalu peduli dengan brand (kecuali untuk parfum, yang harus beli di luar negeri , brand tertentu dan asli!).
Dari Zara Plaza Senayan kami menyeberang ke Senayan City. Melintasi beberapa toko bermerk, diantaranya Botega yang memajang produk aneka tas yang sempat saya komentarin,”Seperti motif tikar dikasih warna!” Huiiii...pengrajin Indonesia, tingkatkan mutu produk kalian menjadi kwalitas premium dan ciptakan brand kalian! (Belajar deh ke Hermawan Kartajaya ;-D).
Sampailah kami di Debenhams, department import yang jadi favorit pembelanja di Indonesia. Mbak Yoen bolak balik mematutkan diri di cermin dengan tas – tas yang akan dibelinya. Menurut Galuh, emaknya udah bolak balik ke Dabenham untuk nyobain tas yang ditaksirnya itu. Akhirnya terbawa juga satu tas merk Bonia ke kasir, yang pastinya langsung dibayar dengan kartu kredit oleh Mbak Yoen.
Dari Debenham, kami menuju ke lantai atas. Cari makan. Masuklah kami ke Urban Kitchen. Btw saya udah lama juga ya gak ke Urban Kitchen ini, terakhir waktu ketemuan dengan Rinaldi, Pak Aswin, Dani dan Hendra untuk merancang acara penerbangan. Di Urban Kitchen saya memilih makanan Thailand di Thai by Sup Sip. Pelayanannya payah, saya nunjuk makanan eh tanpa melihat pelayannya bilang kalau itu adalah mie apa gituuuuhhh...padahal udah jelas makanan tersebut gak ada mie-nya! Sampai 3x tuh pelayan cewek salah nyebutin nama makanan yang saya tunjuk tanpa mau melihat dulu apa yang saya tunjuk! Huh!
Di tengah keasyikan menikmati makanan saya mengisi form promo yang tadi diberikan kasier Debenhams, undian dapet sepatu “bermerk” dan produk Lancome. Untuk promo Lancome-nya gak jadi kami pakai karena Galuh yang mau nuker harus didandanin dulu, katanya sih supaya ngerasa sensasinya pakai produk tersebut. Laaah, anak umur 20-an kok disuruh nyoba produk untuk orang dewasa. Merek ini justru dulu jadi salah satu favorit ibu saya, tapi sekarang ibu saya jarang pakai kosmetik yang selevel dengan produk tersebut. Kata ibu, kalau pakai kosmetik atau perawatan yang mahal sekarang bikin kulit ibu saya berminyak. Hebat yeee emak gue, usia 70-an aja masih lembab kulitnya....
Sebelum Maghrib kami-pun pulang. Menyeberang ke Plasa Senayan lagi – tempat Altis terparkir. Hhhmmm....olah raga jalan kaki di Senayan sekarang agak sulit ya? Yang ada “olah raga” mata menyaksikan barang branded, menyebrang antara SenCy dan Plasa Senayan aja kita udah kewalahan melihat laju kencangnya kendaraan!