Tuesday 29 September 2009

Taman Sari [DIY]

Taman Sari Jogkajarta merupakan salah satu must see di Pulau Jawa. Entah berapa kali saya berkunjung ke Taman Sari. Untuk keterangan lebih lanjut bisa di dapatkan di aneka website yang tersebar di dunia maya. Atau check ke Mr.Wiki....
Idul Fitri tahun lalu, 2 Syawal 1429 H, saya sempat berkunjung ke Taman Sari kembali, setelah beberapa tahun absen ke sana.

Sekedar perbandingan, I’m presenting my picture at this blog.
The first picture I took in 1997, when I visited here with Dian.



Next picture......
Mas Tunggal yang memotret pada 2 Syawal 1429 H atau 2 October 2008. Berbeda dengan kunjungan bersama Dian di tahun 1997 dimana hanya kamilah pengunjung ketika itu, maka di tahun 2008 Taman Sari penuh dengan wisatawan domestik maupun mancanegara. Menurut informasi, pada gempa bumi Jogjakarta 27 Mei 2006 terdapat beberapa bagian yang turut hancur, namun kini telah diperbaiki – hingga Taman Sari kembali bersinar.....




Let’s promoting Indonesia to the world!

Saturday 26 September 2009

Bandung,I'm Coming...(Jabar 2009)

5 Syawal 1430
Setelah melakukan wisata modern di metropolitan, 24 September 2009 saya berencana ikutan Mas Tunggal dan keluarga ke Pengalengan Bandung Selatan, menikmati suasana perkebunan teh masa lalu,niaaaattnyaaa…
Untuk mempermudah dan menghemat waktu malam sebelumnya saya dan Owien menginap di rumah Amelia, menjajal kamar yang serba baru….hhmmm setara dengan kamar hotel berbintang-lah. Hahaha…dalam beberapa bulan lagi kwalitas kerapihannya diragukan…maklumlah Bimo yang baru saja diwisuda jadi sarjana teknik, kemampuannya di dunia hospitality belum teruji…xixixix…
’20 Menit lagi tiba di Antam.’ : SMS dari nomer 0888xxxxx Mas Tunggal sampai di nomer 08888xxxx di kantong jeans saya pada pukul 10:56. Sebelum berangkat saya dan Owien menyantap Mie instant gelas dan susu cair kaleng dari kulkas Amel dan keluarga…wuikikikik…mumpung penghuninya masih pada menikmati keindahan dreamland. Sementara Mbak Lien, sang nyonya rumah sudah mulai berangkat bekerja.
Saya dan Owien menunggu Tavera tepat di depan pintu masuk gedung Antam TB Simatupang. Lebih dari waktu yang ditentukan, tetapi Tavera belum juga muncul. Saya langsung menghubungi Sekar, dan ternyata mereka masih di Radar Auri Cimanggis !
Mobil datang, kami langsung masuk – travel bag kami masukkan ke dalam bagasi. Langsung masuk ke jalan tol, melaju dan sempat mampir di Km.57. Saya, Owien dan Sekar membeli beberapa makanan dan minuman di KFC yang ada di area tersebut.
Perjalanan lancar, hingga akhirnya…..tidak sesuai rencana kami ke Pengalengan, mobil keluar di Padalarang Kab.Bandung Barat dikarenakan kondisi mobil yang tiba-tiba drop. Kami berhenti di salah satu deretan ruko di Padalarang. Ada tukang bakso tahu dan es cendol+cincau. Mas Tunggal dan Seno mencari tukang oli, sedangkan 4 cewek (plus Mbak Rita) memesan bakso tahu seharga Rp 3000,- s/d Rp 5000,- (pakai telor rebus utuh) serta memesan es cendol dan cincau yang satu gelasnya Rp 2000,-. Tukang cincau-nya bangga banget cincau-nya gak pakai pengawet, saya mah percaya-percaya ajah, tetapi kebersihan dan kehalalan sebenarnya masalah yang utama. Selezatnya makanan kalau gak bersih en gak halal mah sama aja bohong! Kalau makanan “gak sehat” masih bisa saya lawan dengan liquid chlorophyll deh….Tapi kalau gak bersih??! Huh, ngelihatnya aja dah gak selera. Lagipula kebersihan sebagian dari iman.Soal kehalalan?? Haruskah hal ini saya jabarkan? ;-)
Untuk memperkecil resiko terjadinya sesuatu , siang itu kami membatalkan rencana ke Pengalengan. Kami berbelok ke Bandung City. Di toll menjelang Bandung kami memperhatikan billboard2 hotel, langsung memencet nomer hotel – jika sudah nyambung bertanya roomrate dan ketersediaan kamar yang bisa kami pakai malam ini.


Sore ini, kami check-in di Garden Permata Hotel. Memasuki lobby masih terasa nuansa Ramadhan dan Lebaran, serta nuansa Indonesia juga terasa kental. Terdapat mini gamelan dan furniture yang juga menampakkan kekhasan Nusantara. Masuk ke kamar 320, connection door-nya unik. Hamparan kolam renang terpampang di jendela kamar yang saya tiduri bersama Owien, dan kamar tersebut terhubung di living room alias ruang tv dan meja kerja tanpa dibatasi oleh daun pintu! So, begitu Om Fakih beserta keluarga visit ke kamar, kami tidak bisa bersembunyi deh…hahahaha…Yup Om Fakih yang baru saja mendarat di Indonesia dari Jeddah menyusul kami ke Bandung. Cepat banget euy! Padahal saat anaknya, Raihan d isms oleh Sekar dan kami memberitakan bahwa kami dalam perjalana ke Bandung anaknya memberitahukan bahwa Om Fakih baru akan landing di Bandara Soekarno Hatta. Dari luar negeri coy!Loh kok tiba-tiba jam 5-an sudah ada di hotel Bandung.
Kedatangan Om Fakih dan keluarga berkah juga seh, karena mobil Tavera masih belum diperbaiki, jadi saat makan malam kami menumpang mobil yang dibawa Om Fakih. Untungnya lagi yang dibawa Om Fakih mobil Xenia, bukan Timor seperti biasanya. Jadilah kami ber-sepuluh berjejalan di Xenia tersebut. Berasa deh lebarannya…hahahaha..
Dinner ayam goreng serta gurame di belakan Gedung Sate yang ramai oleh banyak rombongan keluarga. Tempat makannya model warung berderet seperti di Blok S Jakarta, dan yang datang-pun bermobil pribadi (Halah kalau nyewa kita juga gak ngerti?! :-D). Di warung sebelahnya saya, Owien, Mas Tunggal dan Om Fakih sempat minum Badsus. Badsus = Bandrek Susu. Yang biasanya disajikan panas, kali ini saya minta ke pedagangnya untuk menyajikan dengan es.
Sebelum balik ke hotel kami mampir ke Rumah Makan TenToTen, beli Cap Cay dan Nasi Goreng untuk “mengemil” di kamar hotel. Melewati Grand Serela Hotel yang 2 tahun lalu tempat saya menginap bersama ibu dan Mas Tunggal keluarga. 2 tahun yang lalu itu kami ke Bandung di bulan September juga, sambil mengambil buku ‘I Love Cooking’-nya Sekar di Penerbit Mizan.
Malam sebelum tidur Seno sempat mencoba wifi dari kamar. Hiks…belum bisa tuh. Sebenarnya asyik juga nih hotel full-WIFI sampai kamar, tetapi kenapa gak connect giniii seeeh…

*poto diambil dari website Garden Permata Hotel.

Thursday 17 September 2009

Wisata Religi 2 Masjid Indonesia

Lebaran sebentar lagi....masjid – masjid banyak sekali....*nyanyi dengan alunan seperti lagunya Bimbo yang dijadi’in jingle salah satu partai menjelang pemilu beberapa tahun yang lalu.
Yap,kenyataannya masjid di Indonesia memang bertaburan dimana – mana, dan suatu keharusan bagi umat Nabi Muhammad SAW memakmurkan dan “menghidupkan” masjid – masjid tersebut dengan kegiatan positif dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Jadi masjid tersebut nggak sekedar megah bangunannya. Dimanfaatkan secara positif dong, dijadikan base sebagai agen kebaikan gituuuuhhh....Ngebangunnya secara fisik ajah udah mengeluarkan biaya yang pastinya nggak kecil.
Trend yang beberapa tahun ini terjadi adalah masjid – masjid megah ini menjadi area wisata religi. Dua diantara masjid megah tersebut adalah : Masjid Kubah Mas di Cinere Depok Jawa Barat dan Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang.

MASJID KUBAH EMAS

Begitu memasuki jalan utama menuju masjid ini, terlihat bus-bus besar rombongan Majelis Ta’lim dari berbagai kota di seputaran Jawa. Ramai karena saya dan keluarga datang ke sana ketika liburan. Saya dan keluarga datang dengan mengendarai 2 mobil. Mobil kami parkir di tempat parkir yang telah disediakan. Masih jalan menyusuri jalanan yang ramai dari pelataran mesjid yang menjadi salah satu mesjid termewah di Asia tersebut. Pedagang berjajar menawari dagangannya, dari berjualan makanan sampai mainan anak. Lengkap, sehingga mirip pasar kaget! Cenderung semrawut, tetapi memasuki pagar pembatas mesjid semuanya tertata rapi dan bersih. Pintu masuk mesjid untuk pria dan wanita dipisahkan dengan ketat, bahkan mengalahkan “keketatan” pintu masuk di Masjidil Haram. Anak balita tidak diperkenankan memasuki area mesjid, namun pengelola mesjid menyediakan semacam aula yang digunakan untuk anak – anak bermain serta menunggu orang tua mereka memasuki mesjid.
Memasuki mesjid para jemaah wanita diwajibkan mengenakan kerudung/jilbab. Harga mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Saya memasuki masjid, memandang ke atas – nampak ‘cegokan’ kubah bergambarkan awan putih kebiruan langit digelendoti oleh lampu kristal yang konon harga-nya juga selangit.
Jujur, saya tidak merasakan “nyes” di hati ketika memasuki kemewahan tersebut. Atau memang saya yang saat itu tengah bebal sehingga tidak merasakan kemewahan di dalam mesjid yang kubahnya berlapis logam mulia. Tetapi pastinya bukan karena selera saya terhadap barang mahal sedang mengendur......

Masjid Agung JAWA TENGAH

Mesjid ini membuat saya penasaran ingin berkunjung. Melihat foto-foto di berbagai media sih memang membuat tertarik, dikarenakan kompleks mesjid ini memang menjadi basis kegiatan Islamic Centre yang terbuka bagi siapapun yang berniat baik. Tidak penuh prosedural kaku dan melayani masyarakat yang ingin mendapatkan info mengenai dunia Islam. Pada kunjungan saya ke Jawa Tengah akhir tahun 2007 saya hanya sempat memandang atap dan menara mesjid ini dari jalan tol di sepanjang tol Semarang. Barulah di Oktober 2008 saya singgah sejenak di area Masjid Agung Jawa Tengah. Memang hanya singgah sejenak, karena matahari demikian terik dan keluarga sudah ingin melanjutkan perjalanan. Mereka pernah ke mesjid ini sebelumnya.
Dari bahan mesjid ini memang tidak terkesan bahan bangunan bermutu maksimal, namun saya melihat aura keeksotisan muncul dari masjid besar ini. Memang sih kita tidak perlu mubazir membangun dengan bahan bangunan yang mahal, namun kalau awet dan bertahan lama, tentunya itu lebih hemat sehingga menghemat biaya perawatannya juga.
Dari menara mesjid ini pengunjung dapat memandang kota Semarang dari ketinggiannya, terdapat perpustakaan, area bermain anak-anak, penginapan alias hotel dan saat saya kesana menurut kabar akan ada cafe yang view-nya memandang kota Semarang. Semoga saja pihak pengelola dapat menangani area ‘Islamic Centre’ ini secara profesional, sehingga wisata religi di Semarang dan sekitarnya dapat berkembang secara baik dan terarah.
Ayo Indonesia, wujudkan wisata yang bersih sehat lahir dan bathin berazaskan Ketuhanan Yang Maha Esa serta mengenalkan budaya traditional bangsa. Biar gak diaku bangsa lain juga seh.....;-)