Showing posts with label hotel. Show all posts
Showing posts with label hotel. Show all posts

Monday, 4 November 2019

“All You Can Eat” di 3 Hotel Thailand dalam 1 Hari

Saya ingin cerita saat berwisata di Thailand. Kalian pernah nonton film “Eat, Pray, Love” yang diperankan oleh Julia Robert? Atau barangkali pernah membaca novelnya yang memang diangkat dari kisah nyata penulisnya? Secara singkat seakan saya berperan seperti tokoh film atau novel tersebut. Tetapi ketika di Thailand, saya terkesan lebih banyak makannya! Berdoa sih saya diam-diam saja ya, walaupun singgah dan bertemu dengan banyak orang berdoa – sekalipun di tempat umum, seperti di space antara Siam dan MBK. Mereka berdoa di depan foto atau lukisan Raja Thailand yang terpampang nyata. Alhamdulillah, saya masih bisa mampir shalat Dhuha dan Hajat di Masjid Islamic Centre of Thailand Foundation. Kalau “love” justru terasa banget saat sudah kembali ke Jakarta...duuh, Gusti...daku jatuh cinta dengan Thailand. Nggak ada perbedaan waktu antara Thailand dan Indonesia, tetapi saya berasa “jetlag”...hahaha. Nah, sekarang akan saya ceritakan tentang gaya makan saat di negeri Gajah Putih ini, tetapi hanya saya ceritakan 1 hari saja ya di postingan ini, karena saat tanggal 6 Oktober 2019 berasa banget kenyang sampai mau pingsan (lebay!) makan 3x sehari di hotel berbintang di 2 kota dengan hidangan prasmanan atau buffet (baca : ALL YOU CAN EAT!)


Breakfast at Lai Kram Restaurant – City Beach Resort Hua Hin
Pukul 7 saya dan Erny menuju restaurant hotel di lantai 2. Seperti biasa jika akan breakfast di hotel, saya menyisir aneka makanan dan minuman di atas meja. Ternyata menu di hotel ini menyediakan makanan non-halal! Terpisah dan ditandai secara nyata. Saya langsung menyingkir! Masih percaya jika di hotel, maka secara profesional mereka memisahkan peralatan makan/masak halal dan non halal. Apalagi ini di Thailand yang “kesadaran” terhadap standard makanan minumannya tinggi, dan di area international yang full turis beragam negeri. Dibagian makanan yang non pork dan lard saya membelalakkan mata kegirangan melihat salah satu menu Thailand favorit saya tersaji disitu.Pad Kraprao Gai alias Hot Basil Chicken berhasil saya santap pagi itu. Plus Soup Ayam Bening Thailand...yang saya gak inget nama Thailandnya. Saya juga mengambil telor diacak-acak (omellet or scramble egg), makanan kebangsaan breakfast hotel berbintang diseluruh dunia sepertinya!
“Waaaw...di resto Thailand Jakarta, setidaknya saya harus membayar lebih dari Rp 80.000 untuk beberapa gram makanan ini! Kini makanan ini tersedia berkilo-kilo gram dan dapat daku makan semua....” Yang pasti sih nggak bakal sanggup saya menghabiskan 1 panci menu tersebut. Seandainya sanggup juga saya masih punya malu kok, nggak sudi bikin malu nusa dan bangsa kalau sampai celamitan di negeri orang...hahaha... Sorry yeee, daku mah turis berharga diri tinggi...hihihi...
Saat breakfast di resto hotel ini sepertinya turis dari Indonesianya hanya kami deh. Lirik kanan kiri sepertinya mereka dari Philipina, Jepang dan beberapa negara Asia lainnya. Restaurant di lantai 2 bernama Lai Kram Restaurant yang satu lantai dengan kolam renang. Kemarin sore Jeng Erny sukses berenang di sini. Di lantai bawah dekat lobby juga terdapat restaurant merangkap coffee shop.



Saturday, 19 October 2019

Wisata Semalam di Hua Hin Thailand

Saya memiliki keinginan untuk berkunjung ke Hua Hin Thailand. Alhamdulillah akhirnya keinginan tersebut mewujud pada tanggal 5 - 6 Oktober 2019.

Hua Hin terletak sekitar 200 kilometer Selatan Bangkok, merupakan salah 1 dari 8 distrik di Provinsi Prachuap Khiri Khan. Kota wisata pantai terkenal di bagian utara Semenanjung Malaysia.

Pagi itu kami dijemput Afee – cowok Thailand yang sudah cakap bahasa Indonesia dengan van yang disopiri oleh driver Thailand yang sepertinya hanya bisa berbahasa Siam. Van ini semacam shuttle atau ‘travel car’ di Indonesia. Saya tidak memperhatikan brand kendaraan tersebut, namun dengan kapasitas yang cukup banyak hanya kami berdua, Afee dan driver  yang menaiki van tersebut. Pukul 8 seusai sarapan di Tomson Hotel Huamark Bangkok, van langsung melaju ke Hua Hin. Saya cukup menikmati perjalanan pagi itu, dan sempat tertidur karena semalam kami memanfaatkan waktu makan malam di Asiatique Waterfront Bangkok.
Tak terasa hampir 3 jam perjalanan, sampailah di Hua Hin. Tampak beberapa tempat wisata baru sepanjang jalan saat memasuki kawasan Hua Hin. Tujuan pertama kami adalah Santorini Park. Sebenarnya keinginan utama saya ke Hua Hin memang ke Santorini Park sih, karena saya pecinta theme park di seluruh dunia...hehehe....


SANTORINI PARK, Miniatur ala Santorini Yunani
Kami bertiga di drop di pintu masuk. Sementara Afee membeli tiket masuk, saya dan Jeng Erny berfoto ria deh! Saat tiket masuk diberikan Afee mewanti-wanti agar kami sudah selesai pada pukul 12.30 untuk makan siang dan melanjutkan plesiran kami. Waaah, saya langsung nawar minta perpanjangan waktu dooong....Lumayanlah walaupun hanya dikasih perpanjangan setengah jam karena masih beberapa tempat yang harus kami singgahi.


Tanpa banyak komentar kami berdua berfoto-foto ria di taman wisata yang ceritanya merupakan miniatur Santorini di Yunani sana deh! Hahaha.... Santorini Park Hua Hin ini berderet toko-toko, jadi ya ini sederetan toko/ruko yang didesain ala Santorini, khususnya dalam pemberian warnanya.



Menurut saya lokasinya tidak terlalu besar, pantesan saja Afee memberi waktu tak lama kepada kami. Selain berfoto ria, saya membeli magnet kulkas bertuliskan Santorini Park di Iyara Oriental. Relatif terjangkau kok, hanya 25 bath masih dapat bonus postcard. Kenapa komen yang saya baca mengatakan bahwa harga-harga di sini mahal-mahal yach?! 

Souvenir lainnya juga harganya relatif terjangkau, karena waktu yang tidak banyak saja akhirnya saya nggak banyak berbelanja disini. Dari tiket yang dibeli, kami diperbolehkan memilih 1 wahana permainan dari beberapa yang ada (Hanya ada 1 wahana yang harus beli tiket ekstra). Saya sih pilih naik ferris wheel  dong, khan yang memang menjadi icon theme park ini. Belum lagi puas bermain, kami harus meninggalkan Santorini Park. See You, Santorini Park....sampai jumpa, Insya Allah suatu saat kukembali...




Monday, 18 March 2019

Wisata Karimunjawa : Penerbangan Dan Hotel Berbintang D'Season



Saya memimpikan berwisata ke Kepulauan Karimunjawa sejak belasan tahun lalu. Berulangkali saya berkunjung ke Jepara, bahkan Semarang merupakan kota 5 dari 7 kakak saya dilahirkan. Kedua kota ini merupakan 2 kota titik keberangkatan wisatawan umum  apabila ingin berkunjung ke Kepulauan Karimunjawa.
Penundaan berwisata ke Kepulauan Karimunjawa dikarenakan kondisi alam yang tidak mengizinkan beroperasinya kapal-kapal air dari Jepara dan Semarang berangkat ke sana. Impian ke Karimunjawa saya ikhlaskan, apalagi di bulan Agustus 2018 impian berwisata kembali ke Kepulauan Seribu terwujud diluar perkiraan saya. Saya sudah merasa bahagia dapat kembali piknik di 7 pulau (Onrust, Kelor, Ayer, Untung Jawa, Tidung, Putri dan Karya)  di Kepulauan Seribu Jakarta yang wisata bahari-nya kini terkelola dengan baik, so “lupakan” deh piknik ke Kepulauan Karimun Jawa yang sungguh hanya dapat saya nikmati “kerumun2” dari pulau Jawa. Sesuai namanya...hahaha...


Hingga akhirnya salah seorang kakak menanyakan rencana saya mengisi liburan hari raya Nyepi yang tepat berlangsung pada hari Kamis (07 Maret 2019). Di hari itu saya memang berencana ketemuan  bernostalgia dengan teman-teman semasa belajar di  New Zealand  di mall yang berada di Senayan. Selain itu di hari raya Nyepi itu saya juga dinyatakan menang kuis nobar oleh komunitas pecinta film . Ternyata kakak menawarkan untuk bergabung ke Karimunjawa. Wow, pilihan yang sebenarnya sulit, karena saya juga sangat ingin berjumpa dengan teman-teman semasa kami tinggal di New Zealand . Bertahun-tahun kami tidak berjumpa di alam nyata. Tetapi impian ke Karimunjawa juga sudah tertunda belasan tahun. Akhirnya saya memilih turut ke Karimunjawa dengan pesan ke teman-teman alumni NZ agar kami mengadakan pertemuan rutin. Menyambung silaturahim dan mentertawakan kelakuan kami yang "ajaib" ketika kami tinggal di sana . (So sad beberapa hari sepulang dari Jawa Tengah kami justru mendapat kabar tak nyaman di WAG dari seorang kawan yang masih tinggal di negeri Kiwi ini.)
Begitu saya meng-oke-kan ajakan itu Kakak langsung membelikan tiket pesawat melalui online. Yess, kami akan ke Karimunjawa melalui New Jenderal  Ahmad Yani International Airport di Semarang. Kami berencana mencoba toll baru Trans Jawa hingga Semarang. 



Kamis (07 Maret 2019) dinihari (pukul 1 malam) berlima berangkat dari Cimanggis dengan Honda BRV yang 2 tahun lalu kami gunakan di toll Trans Jawa yang masih dibangun. Pyuh, walaupun berangkat pukul 1 malam kami masih harus menempuh waktu lebih dari 8 jam sampai di tujuan. Cikarang - Cikampek tetap saja merampas waktu di perjalanan! Hingga tidak sempat beristirahat dan mandi terlebih dahulu di kota Lumpia ini. Khawatir ketinggalan penerbangan. Mobil diambil di airport oleh sepupu yang tinggal di Semarang dan dibawa parkir di Hotel Raden Patah Semarang selama kami berada 3 hari 2 malam di Karimunjawa.

PENERBANGAN SEMARANG - KARIMUNJAWA ISLAND - SEMARANG


Tuesday, 12 February 2019

Hotel Berbintang di Ancol Kini : Mercure Ancol Hotel

Kakak mengajak saya menginap di Mercure Ancol Hotel and Convention Centre Jakarta Utara. Saya menerima ajakan tersebut, sekalian piknik di salah satu pusat wisata legenda di kota Jakarta. Taman Impian Jaya Ancol merupakan tempat wisata paling melegenda di Jakarta, selain Taman Mini Indonesia Indah. Di masa lalu bagi masyarakat Indonesia, belum berwisata di Jakarta jika belum berkunjung di 2 tempat wisata ini.
Berulangkali saya berkunjung ke Sentosa Island Singapore, dan terlihat ada potensi Taman Impian Jaya Ancol menandingi kemeriahan wisata Sentosa Island. Dahsyatnya lagi, area Ancol memiliki marina tempat penyeberangan ke lebih 100 pulau di Kepulauan SeribuJakarta.


Tibalah saya di Taman Impian Jaya Ancol bersama kakak ke-5 di sore tertanggal 5 Desember 2018. Kakak ke-4 telah berada di hotel tersebut sejak pagi. Kami langsung menuju ke kamar di lantai 3 yang menjadi kamar kami bertiga selama menginap di Mercure Ancol Hotel. Hotel ini tidak asing bagi keluarga kami. Sejak kecil saya seringkali diajak menginap di hotel ini bersama Ayah. Dahulu namanya adalah Hotel Horison Ancol. Oleh karenanya agar tidak melebar di seluruh Ancol yang kaya akan wahana wisata, maka di tulisan ini saya akan fokus saat saya menginap selama 3,5 hari 2 malam yaa ...

Kamar yang kami tempati lumayan besar : Dengan ruang tamu bersofa, 2 bed ukuran lebih besar dari single

Friday, 26 January 2018

Kilas Morrissey Hotel Jakarta dari Foursquare

2 tahun terakhir ini saya seringkali mengikuti dan diundang acara yang diselenggarakan di hotel Morrisey yang terletak di Jln KH Wahid Hasyim No 70 Jakarta Pusat, padahal tahun 2013 saya sudah mendapatkan rezeki bermalam di hotel yang menurut saya  unik.
Memiliki record aplikasi berkunjung di berbagai tempat sangat bermanfaat bagi kita, setidaknya aplikasi tersebut secara tidak langsung dapat menjadi travelogue dan memberi reminder bahwa kita berkunjung di suatu tempat. Wuuuih,apalagi untuk saya yang antusias untuk memgunjungi setiap sudut daerah di dunia ini. Bukan sekedar di tempat terkenal dan mainstream dikunjungi oleh turis kebanyakan.
Beberapa contoh aplikasi yang saya gunakan untuk mengingatkan dan memberi tanda bahwa kita sudah berkunjung adalah : Swarm (d/h foursquare), Tripadvisor dan googlemaps. Facebook terkadang saya gunakan untuk sekedar check in plus foto , tetapi untuk urusan perjalanan dan kunjungan di banyak tempat saya kurang nyaman menggunakan check in FB. Khawatir menimbulkan fitnah pamer...hehehe,walaupun FB bagi saya salah satu manfaatnya untuk branding. Khan lucu loh kalau saya ngebranding diri sebagai business woman atau writer namun check in-nya lebih sering di swimming pool atau fitness centre. Mending nge-branding jadi instruktur fitness , yogi atau guru renang aja kali yach? Hahaha
Saya bikin review kecil tentang hotel ini deh...Ini masa review per tanggal 16 January 2013 ya dan setelah itu saya belum pernah menginap kembali disini. Justru melakukan pitching serta event seharian .
Saya tiba di lobby Morrissey selepas Maghrib. Kakak ke-4 saya telah tiba di sana sejak pagi karena hari itu ia ada acara bersama instansi-nya. Pandangan saya menyapu ke seluruh ruangan lobby yang seolah tanpa sekat antara lobby, resepsionist dan restaurant-nya. Di beberapa sudut nampak pernak pernik interior unik, salah satunya adalah kendaraan bermotor. Setelah kakak menjemput ke lobby, saya baru bisa masuk ke kamar.

Kamar Morrisey


Kamarnya unik, saya tidak mengetahui tipe kamar apa. Lebih mirip type studio di sebuah apartment. Begitu memasuki kamar, disi kanan pintu masuk adalah pantry yang lengkap dengan peralatan masak dan makannya. Bersejajar dengan meja kerja dan televisi. Berhadapan dengan bed untuk 2 orang. Disisi kanan tempat tidur adalah pintu kamar mandi. Temboknya berwarna putih unfurnised, macam batu bata menumpuk dan di-cat berwarna putih tanpa di tambal semen.

Saturday, 6 January 2018

Aura Kemegahan Borobudur di Plataran Heritage Hotel Magelang

Plataran Heritage Borobudur is design with lashings of colonial charm and a modern pleasure, blending seamlessly in the mystic Borobudur ambience.

Dok. @balqis57
Desember 2017 saya batal traveling to Central Java karena nggak kedapetan tiket transportasi, padahal ada undangan pernikahan kerabat dekat di Semarang tanggal 23 Desember 2017. Huhuhu,padahal saya bersedia loh membayar tiket pesawat Rp 1 juta-an ke Semarang untuk sekali jalan. Tapi tiket memang benar-benar habis bis gimana dong? Uang sih masih bisa di dapatkan di kemudian hari, tapi suatu "moment" khan gak bakal bisa hadir lagi... Kakak-kakak saya lagi ogah nyetir sampai Jawa Tengah...
Tgl 23 Desember 2017 saya sempat ikut ke kantor Batik Air dan Stasiun Gambir, tapi masih aja belum berhasil dapat tiket. Kakak dan keponakan saya sedang cuti dan libur,jadi kekeuh banget untuk dapetin tiket. Kalau saya mah setiap saat liburan, makanya kalau acara udah selesai sih gak terlalu ngoyo, apalagi saya udah puluhan kali ke Jawa Tengah. Yaah, walaupun agak ngenes juga tidak dapat menghadiri kerabat yang sedang berbahagia ini...

Kolam renang difoto dari balkon kamar yang saya tempati (Dok. @balqis57)
Untuk menghibur diri ketidak hadiran di acara pernikahan kerabat , maka lebih baik saya melanjutkan kenangan terakhir kalinya di Jawa Tengah pada bulan Juni - July 2017. Khususnya saat menginap di Plataran Heritage Hotel & Convention Center yang dikelilingi pemandangan dan suasana pedesaan di kaki Bukit Menoreh. Berlokasi 90 menit dari Yogyakarta dan 10 menit dari the world heritage Borobudur Temple. Resepsi pernikahan disini keren banget deh pastinya! :D

Halaman Plataran Heritage Hotel
🌟🌟🌟🌟🌟 

Hotel berbintang 5 ini baru beroperasi di bulan Mei 2017

Kamar 312
29 - 30 Juni 2017 saya menginap di kamar 312, dengan rate perkamar @  Rp 1,200,000 include breakfast, kami menggunakan total 2 kamar (Rp 2,400,000) ,booking melalui internet/travel agent online saat kami masih dalam perjalanan dan menikmati dawet hitam di Purworejo melalui travel agent online yang ada di sisi kanan blog saya ini #CintaWisataKita

Bathroom di kamar 312 yang saya inapi

Sunday, 3 December 2017

Perjalanan "Cinta Wisata Kita" Tahun 2017

Biarpun sejak masih dalam kandungan saya sudah kesana kemari untuk traveling dengan bahagia, maka hingga besar saya menjadi traveler yang "ogah susah" dan "ogah numpang" ke orang yang belum dikenal. Alhamdulillah, kesempatan traveling itu terus menerus hadir dalam kehidupan saya. Kadang "numpang"...hahaha,tapi numpangnya dengan anggota keluarga dong ah...jadi di kesempatan lain saya bisa juga memberi "tumpangan" untuk mereka :) Yang penting semua happy and "bermodal" alias bukan mental gratisan...
Hhhmm,, walaupun tidak suka gratisan, tapi saya seringkali mendapat kesempatan traveling tanpa mengeluarkan banyak uang. Ngeluarin uang paling2 untuk pulsa, cuci pakaian pribadi, tips driver/guide dan pengeluaran pribadi yang tidak tercantum dalam "paket"...hihihi. Rezeki semacam ini saya ogah menyebutnya "gratisan", saya lebih nyaman menyebutnya dengan "reward". Reward atas kerja dan usaha kita sebelumnya, misal menang lomba, jualan laris, atau karena perbuatan baik kita lainnya. So bukan berarti kita leyeh2 terus digebruk tanpa “membayar” yach...hehehe, semua pasti adalah bayaran dari perbuatan atau usaha kita sebelumnya. Inget loh, mental gratisan nggak akan bikin kita semakin kaya raya. 


Sekarang sudah bulan December 2017 yang kita semua mengerti bahwa ini adalah bulan terakhir dalam 1 tahun. Di tahun 2017 saya belum menjejakkan kaki di luar  Indonesia. Padahal ada anggaran dana loh untuk keluar negeri...hihihi...itulah, financial sebenarnya bukan satu2nya masalah dalam hidup ini. Management waktu yg agak “bablas” sehingga di tahun 2017 saya belum berwisata keluar negeri . Saya sudah sangat bersyukur bahwa 3/4 dunia telah saya sambangi....tapiii tahun-tahun ketika saya plesiran ke berbagai negeri di bumi itu justru saya belum pernah menjejakkan kaki di pulau Kalimantan dan Sulawesi ( Sekarang mah udah yeee, bahkan wajib hukumnya berkunjung ke Pontianak Kalimantan Barat. Ceritanya dapat dibaca di Bumi Khatulistiwa : Pontianak ) Seeet daaah...makanya nih, sekarang prioritas saya adalah menyambangi bumi pertiwi hingga ke pelosok. Bukan sekedar berwisata di tempat wisata mainstream. Apalagi kini saya berniat berwisata bukan sekedar fun atau happy2 sesaat. Harus untuk investasi akhirat pula, berniat menyambangi pelosok bumi dengan niat karena ALLAH, Maha Pemilik Bumi. Soooo plesiran saya dengan visi misi agar semakin dekat dengan Pemilik Bumi.

Bersyukurnya lagi saya telah menyambangi 3 tempat paling mulia anjuran Rasulullah.”Janganlah kamu mementingkan bepergian kecuali kepada 3 masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjidil Nabawi dan Masjidil Aqsa.”
Menunaikan ibadah haji tanpa antri2 seperti calon jamaah saat ini. Bersyukur sekali kalau saat ini saya nggak perlu nabung-nabung untuk menunaikan ibadah haji :) Semoga yang senang piknik dan membaca tulisan ini segera menunaikan ibadah ke Tanah Suci yaaaa, bagi yang belum pernah juga. Kalau udah pernah? Yuuuk keliling NKRI dengan visi misi serta biayai orang terkasih atau orang yang pernah mendzolimi untuk menunaikan ibadah ke Tanah Suci.

(,,,Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad....Ya Allah, hamba sudah bepergian ke 3 masjid mulia-Mu yang dianjurkan oleh kecintaan-Mu. Izinkan hamba mengarungi bumi-Mu kembali, Ya Allah...menjadi musafir meneguk ilmu dan bersujud di setiap sudut tanah-Mu. Ridhai dan jadikan semua memberi manfaat kebaikan dunia akhirat hamba serta orang-orang yang mencintai-Mu.)
Waaaw,kok saya jadi ngobrolin sampai Tanah Suci di blog yang saya tulis khusus untuk wisata di bumi pertiwi  yaaa...hahaha, padahal saya hanya mau posting tentang sebagian perjalanan di tahun 2017. Supaya bisa ingat selalu dan bahan introspeksi. Yuk ah...en 2018 Insya Allah jalan lagi keluar negerinya...
🚢🚢
January 2017 : Sail to Lampung Sumatera


Nyebraaaang lautan dengan menggunakan kapal ferry besaaar!!! Apalagi perjalanan ini dalam rangka filantropi bersama Dompet Dhuafa. Gratisan?? Justru disini saya harus menyebarkan berita mengenai kegiatan filantropi . Yiiipppiiii...ceritanya silakan dibaca : Social Traveling To Lampung Timur dan  RS Aka Medika Dompet Dhuafa Sribhawono, RS Berbasis Wakaf

Saturday, 17 June 2017

Orchardz Hotel di Kemayoran, Bukan di Singapura

Handphone berbunyi saat saya sedang antri membayar teh kotak di minimarket Rawamangun. Semula sih nggak niat jawab, pikir saya paling-paling telemarketing yang menawarkan produk en jasa. Eh ternyata saya lihat di layar yang muncul salah satu nomer Simboke Bimo. Kebetulan saya mau nelp beliau untuk minta transferan...hahaha.

Simboke Bimo : Assalamu'alaikum wr.wb. Lagi dimana,An?
Saya (sambil menyodorkan 50ribuan ke kasir minimarket) : Rawamangun
Simboke Bimo : Mau nginep hotel gak malam ini?
Saya : Hotel apa?
Simboke Bimo : Orchardz Hotel
Saya : Boleh deh, ada berapa kamar?
Simboke Bimo balas nanya,"Kamu mau sama siapa?"
Saya : Sendirian aja deh...aku pengen sendirian di kamar. Klau ada yang mau dateng jg, di kamar lain aja. (Sok banget yach , kesannya daku yg punya kamar hotel...hehehe)
Simboke Bimo : Jam berapa mau dateng?
Saya : Setelah Maghrib yach. Sekitar jam 8 deh sampai hotel. Oh ya, transferan udah ada? Uti-nya Kany udah balik dari Amerika. Transferan akan segera dilakukan...
Huahaha...ditawarin kamar hotel gratisan ,eh dakunya malah nagih "hutang"...


Thursday, 30 March 2017

Hari Nyepi di Hotel Harris Summarecon Bekasi

Bagi sebagian orang Indonesia, tanggal 27 Maret 2017 banyak yang mengajukan cuti untuk menikmati long weekend. Hal tersebut tidak berlaku untuk saya, everyday is holiday! And yess, sore tanggal itu Mama Hana Sofia menawarkan kamar di Hotel Harris Summarecon Bekasi. Walaupun saya mengetahui tawaran ini saat matahari sudah terbenam, saya tetap mengiyakan tawaran tersebut. Hiyaaa, bisa melengkapi cerita saya di "5 Hotel Berbintang di Bekasi Yang Pernah Saya Singgahi"
Tiba di depan hotel pada pukul setengah 10 malam, diantar Grabbike yg drivernya sangat mengetahui jalan menuju kawasan Summarecon. Ternyata orang Tambun toch!
Saya menunggu di lobby beberapa menit kemudian menyusul Mama dan Ayah Hana Sofia ke mall-nya melalui pintu akses hotel. Berhubung belum makan malam ,maka saya makan Mie Godog terlebih dahulu di Summarecon Mall Bekasi. Masih ramaaaiii...riiiuuuh... Jam 11-an kami kembali ke hotel.

Room 1209
Meja di kamar, tapi tab tidak termasuk yach :D
Saya menempati kamar nomer 1209, Ortu Hana Sofia di kamar 1208. Seperti hotel Harris lainnya, interior kamar terlihat minimalis, dengan warna orange dan putih creme yang dominan. Kamarnya luas, dibawah tv flat menempel sofa yang dapat digunakan untuk tidur juga. Jadi kalau menginap disini bertiga, tidak diperlukan extra bed. Buat saya, sofa panjang tersebut saya gunakan untuk meletakkan 2 tas . Terdapat 2 bed single yang didempetkan sehingga terkesan bed ukuran queen. Ada guling juga loh, bahkan ada guling mini berwarna orange yang tertuliskan ‘Harris Big Hug’...uhuk, jadi saya merasa kaya pelukan di malam Nyepi...hihihi
Meja di sisi tv dan tempat tidur tidak ada lacinya. Hanya papan dengan 4 kaki membentuk meja. Minimalis! Demikian pula dengan lemari pakaian yang tidak menggunakan pintu. Untungnya bathroom ada pintunya, bahkan ada tube (pintu kaca) yang memisahkan shower.

Harum Shower Gel-nya semerbak, dan tertulis factory-nya. Sabun batang modelnya lucuk, tapi nggak saya gunakan

Thursday, 2 March 2017

5 Hotel Berbintang di Bekasi Yang Pernah Saya Singgahi

Bekasi yang pernah di-bully oleh netizen justru terlihat pengembangannya begitu pesat. Bahkan ketika saya melakukan survey mengenai kota mandiri dan property kebanyakan tenant , business development atau marketing manager berbagai industri mengatakan bahwa omzet penjualan mereka terbanyak dari Bekasi setelah Jakarta. Diantaranya menyatakan bahwa "Bekasi is the second metropolitan in Indonesia". Penjualan mereka lebih tinggi di Bekasi dibandingkan dari Surabaya, Medan, Jogjakarta, Bandung, Semarang,Solo,dan semua kota besar lainnya di Indonesia! Wow sekali bukan?! Masih berani nge-bully Bekasi?

Saya putri kelahiran Jakarta Selatan, masa kecil di Jakarta Pusat dan ber-ktp Jakarta Timur juga memiliki "kekaguman" terhadap daerah yang hanya dibatasi 1-2 kecamatan dr kediaman saya ini. Hotel berbintang 4 juga sudah bertaburan di kota Bekasi. Bersyukur saya memiliki kesempatan bermalam di hotel2 tersebut, 3 hotel saya bermalam dan 2 hotel saya mengikuti acara serta pastinya menikmati F & B di hotel tersebut. Apa saja? Inilah 5 hotel berbintang 4 yang pernah saya singgahi untuk bermalam dan hadir dalam suatu acara :

1. Hotel Horison Bekasi
Kamar Hotel Horison Bekasi 2015 (Pic @balqis57)


Ini hotel berbintang 4 di Bekasi yang pertama kali saya singgahi. Lebih dari 10 tahun lalu saya dan Bimo hadir dalam seminar motivasi yang diselenggarakan oleh perusahaan MLM yg kami ikuti. Sejak saat itu beberapa kali saya menginap di Hotel Horison Bekasi yang terintegrasi oleh Metropolitan Mall Bekasi. 2 tahun lalu hotel ini di renovasi, mengalami perubahan yang significant. Paska renovasi kembali saya mendapatkan keberuntungan menginap di hotel ini. Bulan Oktober 2015 kesempatan menginap di New Horison Hotel Bekasi. Saya baru sempat menuliskannya tentang resto-nya , “MetskyDine Lounge, Menikmati Atmosfer Kota Bekasi Dari Hotel Horison

Jl. KH. Noer Ali, Kayuringin Jaya
Bekasi Selatan
Kota Bekasi 
Jawa Barat 17148
Phone:(021) 30028500

2. Amaroossa Grande Hotel Bekasi
Waktu itu saya sedang browsing, pandangan saya terhenti lama pada website/blog yang me-review hotel ini. Terkesan "aristokrat" desainnya. Saya berniat suatu saat menginap atau menghadiri acara di hotel yang 1 group dengan Grand Serella Bandung - dimana hotel ini pernah saya inapi ketika berkunjung ke Bandung sekian tahun lampau. 
Cerita saya bermalam di Amarrossa Hotel Bekasi dapat dibaca “Rezeki Wanita Sholeha : Stay at Amaroossa GrandeBekasi
Mohon dimaklumi kalau ada penulisan nama hotel yang keliru , karena selama menginap di hotel tersebut saya dan saudara-saudara sering mengucapkan nama hotel ini dengan "tepat" berulangkali. Nggak jelas huruf apa aja yang dobel... :D

Amarossa Grande Bekasi
Jln Jend.Ahmad Yani 88
Bekasi Barat - Indonesia

Sunday, 31 July 2016

Makan Siang di One Cafe at The Park Lane Jakarta

Saya kepincut dengan One  Cafe – Asian Fusion, All Day Dinning yang merupakan salah satu tempat F & B di The Park Lane Jakarta. Hal ‘ketidak sengajaan’ saya berkesempatan makan siang di cafe ini.


The Park Lane Jakarta adalah hotel berbintang 5 yang nyaris setiap hari saya lewati jika saya ke/dari kantor di Jln Prof Satrio atau Kota Kasablanka. Cowok teman kerja   ada yang bekerja di hotel ini. tetapi saya baru 2 kali masuk ke sini. Pertama kali saat saya akan melakukan body treatment di spa-nya yang terletak di dekat kolam renang, dan kedua kalinya pada tanggal 29 Juli 2016 untuk hadir dalam Temu Blogger 2016 : Sehatkan Anak Indonesia Dengan Imunisasi. Letak ruangan untuk acara tersebut juga di dekat kolam renang. Acara dimulai jam 9 pagi, dan kami para Blogger yang diundang duduk di kursi dengan round table ala fine dinning. Hanya air mineral, gelas dan pulpen berikut kertas catatan yang ada di hadapan kami. Tak lama tersaji snack pagi, yakni potongan chocolate cake  dan pastel.
Saya pikir makan siang dilakukan di round table ruangan seminar, ternyata kami dipersilakan menuju ‘One Cafe Asian Fusion’ yang terletak di bawah lobby hotel. Yess! Petualang kuliner kembali tercatat dalam catatan saya! Selain One Cafe, ada pula Riva yang menyediakan masakan Perancis . Yang terlihat dari jalan hanya nama Riva. Sedangkan One Cafe merupakan All Day Dinning,juga berarti breakfast tamu hotel yang menginap dilakukan di cafe ini.

Ada kerupuk lengkap dengan kalengnya
Siang itu kami lunch dengan system buffet. Kami menyusur melihat-lihat aneka makanan yang di sediakan. Selera makan saya langsung bangkit, di sudut saya melihat beraneka makanan Indonesia. Seru-nya ada pete, jengkol sambal, cumi goreng, ikan teri goreng dan aneka pepes. Hal yang jarang saya temukan di hotel berbintang 4-5. Tanpa ragu saya mengambil makanan tersebut. *Halah, di hotel berbintang 5 kok ngambilnya lauk pasar sih?* Eh, jangan salah loh, justru disini saya ingin menikmati makanan khas Indonesia dengan kondisi tempat yang bersih serta memasaknya pasti berdasarkan standar operasional prosedur. Kebersihan dan kesehatannya pasti terpantau dong. Terbukti, ketika saya makan 3-4 keping jengkol ternyata tidak meninggalkan aroma yang tidak enak. Ini sempat saya katakan kepada seorang blogger yang mengatakan doyan jengkol tetapi khawatir akan aroma-nya, saya katakan,”Pastinya sudah diolah dengan cara tersendiri versi memasak hotel berbintang dong supaya nggak nimbulin aroma yang tidak enak. Mosoq hotel sama dengan warteg sih? Kayaknya nggak deh...hehehe”

Ada lalapan plus pete bakarnya
Setelah saya mengambil lauk ala pasar, saya mengambil Mie Ayam secara prasmanan. Biasanya khan Mie Ayam  di stall/gubug ya? Tetapi di Cafe One kita meracik sendiri sesuai selera. Pertama kita mengambil mie telur dengan menambahkan topping sesuai keinginan kita. Saya memilih white fish ball, salmon ball , jamur putih berikut cabe ijo iris kecap. Tersedia juga beef ball, berbagai jenis jamur dan sayur beserta beberapa jenis sambal. Kesan awalnya seperti menu Shabu Shabu atau Baso Singapore, sehingga ketika akan diberi kuah saya sempat minta kuah Tom Yam dan Chef-nya langsung mengatakan,”Ini Mie Ayam.” Ooo...oke! Memang setelah di beri kuah kaldu mereka menaburi dengan irisan ayam seperti layaknya mie ayam pada umumnya. Setelah saya coba menu tersebut saya merasa cocok, namun tidak berniat nambah karena ingin mencicipi menu lain yang dihidangkan.
Saya menikmati makanan semeja dengan Mbak Yayat,  Mbak Waya, Mbak Gita dan Kak Resi. Melihat Mbak Gita dan Mbak Waya menikmati Sop Buntut dari salah satu stall maka saya jadi penasaran. Sop Buntutnya terlihat mengundang selera, dan akhirnya saya mengambilnya. Ternyata memang terasa sedap dan bersih , porsi-nya juga pas! Kenapa saya katakan bersih? Karena saya tidak merasakan sop yang terlalu gurih dengan MSG bubuk dan seperti tidak berlemak. Kuahnya cenderung bening namun tetap terasa gurih dengan kaldu asli, daging-nya juga termakan semua . Tomat, wortel ,kentang dan daun bawang bertaburan melengkapi kelezatan sop tersebut. Oh ya, sebelum mengambil Sop Buntut saya juga mencicipi Fish Soup yang tersedia di meja prasmanan dekat nasi, tidak banyak yang Fish Soup yang saya ambil. Sekedar penyegar mulut dengan kehangatan, namun Fish Sop-nya terasa asin di lidah.
Berikutnya saya ingin mengambil Sushi, makanan Jepang. Yang tersaji sejenis Sushi Sashimi Tuna. Karena tidak melihat Sushi Gunkan Tobiko/Ebiko atau telor ikan lainnya maka saya mengurungkan niat ini. Kemudian saya mengambil es krim 2 scoop, 1 coffee cream dan 1 green tea yang di tabur sedikit toping dari berbagai topping yang ada, dan di tambah 1 butir buah zaitun yang diambil dari meja salad. Sebagai penutup saya menikmati asinan buah yang terdiri dari potongan buah belimbing, kedondong dan...apalagi ya? Yang jelas saya memesan tidak pakai bengkoang. Kedondongnya memang kecut, tapi saya justru sukak! 
Yang saya rasakan kurang adalah air putih dan juice buah! Air putih hanya diberikan secangkir dan petugasnya tidak berkala berkeliling refill jika sudah habis. Kami juga tidak menemukan juice buah. Kalau dessert banyak, jenisnya bermacam-macam. Es Buah memang tersedia, tetapi saya lagi mau juice buah tanpa gula.

Harga pastinya saya tidak menanyakannya, tapi melihat harga promo yang tercantum di FB-nya saya kira harga tidak jauh dari harga ini deh :)
Ketika blogger yang shalat Jumat telah berada di Cafe One dan waktu istirahat tersisa 30 menit lagi, saya langsung menuju mushala di lantai 7. Nampaknya mushala ini sebelumnya adalah kamar hotel, tapi salut juga sama The Park Lane Hotel yang menyediakan mushala dengan kondisi yang layak. Bersih, rapi dan mengambil air wudhu-nya juga tanpa harus keluar dari ruangan mushala karena ruang wudhu sepertinya bekas bathroom kamar tersebut.
Semoga di lain kesempatan saya bisa menginap di kamarnya dan menikmati layanan spa-nya. Wifi lobby hotel juga lancar tanpa harus memasukkan password.


Bagaimana cara menuju ke sana?

Kalau saya berangkat dari Pulo Mas Jakarta Timur  jam 7 pagi dengan memesan ojeg online Uber Motor, dikenakan tarif Rp 18.500,- sampai depan gerbang The Park Lane. Sodorin deh Rp 20.000,- tanpa meminta kembalian, walaupun sopir-nya jujur mengingatkan kembalian. Rp 1,500 ,- sebagai pengganti pulsa tadi dia mencari jalanlah.
Pulangnya saya dan Kak Resi jalan-jalan dulu di Kota Kasablanka sampai ba’da Maghrib, karena hujan – jalanan becek dan saya takut naik ojek (dalam kondisi seperti ini) akhirnya saya menyetop Taksi Bluebird di depan Kokas. Sampai depan gerbang rumah Pulo Mas argo yang tertera Rp 49rb-an, saya sodorin deh voucher senilai Rp 50.000,- hadiah menang cerita #SekotakPenuhKesan.

The Park Lane Jakarta
Jln Casablanca Kav 18
Jakarta 12870
Phone : +6221 8282000
 

Sunday, 24 July 2016

Menghirup Damai Di Pesona Alam Resort and Spa

Hadiah voucher menginap di Pesona Alam Resort yang saya dapatkan saat menjadi Pemenang Pertama Bengawan Solo Coffee Indonesia Review Competition akan berakhir tanggal 19 Maret 2016. Sehari sebelum batas waktu, tanggal 18 Maret 2016 saya memanfaatkan complimentary tersebut bersama Amel and her Mom. Berangkat dari Pasar Minggu jam 5-an sore, setelah Amel's Mom pulang dari kerja-nya. Detik menjelang berangkat mereka berdua masih pilah pilih tas untuk packing, setelah itu kami pilah pilih mobil yang akan kami pakai,antara Honda Odyssey, Suzuki Karimun dan Nisan Go+ . Pilihan akhir-pun ke Suzuki Karimun yang memang bawaan Amel sehari-hari. Semoga kuat nanjak yach nih mobil :)


Bertindak sebagai driver sore-malam itu adalah Amel's Mom. Saya duduk di kursi belakang sambil mengemil aneka cemilan instan yang dibawa Amel. Sebenarnya sih nggak terlalu doyan dengan aneka cemilan/keripik/cips instan nan penuh pewarna,penyedap dan pengawet, tetapi berhubung lapar...jadi hajar aja dah! Sampai akhirnya kami tiba di Jln Raya Puncak dan mampir makan di Warung Sate Shinta.


Sekitar pukul 8-an kami tiba di Pesona Alam Resort and Spa. Memasuki gerbang Pesona Alam Sedayu dari Jln Raya Taman Safari kami menyusuri hutan pinus. Pesona Alam Sedayu adalah sebuah kawasan dengn luas sekitar 45 ha yang di dominasi alam bebas yang sangat indah. Di sisi jalan nampak villa, dan menujulah kami ke lobby. Saya check in bersama Amel sambil melihat suasana malam di lobby. Terdengar denting nyanyian khas Parahyangan dan saat check in petugas wanita memberikan saya dan Amel secangkir kecil bajigur yang langsung saya tenggak!

Kamar deluxe dengan nomor kamar 550 di lantai 5 kami dapatkan. Kamarnya luas (Ya eyalaaah, secara bintang 4 gitu loh nih hotel. Terdapat sofa panjang dibawah tv flat. Dinding di atas tempat tidur terdapat foto perkebunan teh dengan seekor kuda dan petani-nya. Di dekat meja rias yang bisa merangkap meja kerja terdapat safe deposit box serta kulkas berpintu kaca transparant. Modern and clean. Gantungan pintunya menarik, hingga membuat Amel's Mom tertarik dan membayarnya untuk dibawa pulang!

Jam sebelasan sambil menyaksikan Voice dari channel RCTI kami memesan makan diantar ke kamar (Room Service). Mendadak lapar euy! Makan Mie Goreng dan Lumpia sepertinya asyik..so emang berasa nikmatnya deh makan menjelang tengah malam di kamar...hehehe,padahal sebenarnya udah dinner khan tadi :D

Dinner Part 2 :D


Breakfast di  The Banyan All Day Dining Cafe
Pagi-pagi sekali Amel dan her Mom berenang. Sedangkan saya di kamar menikmati wifi yang lumayan baik. Asyik dan kesempatan khan chatting dengan My Lovely di Auckland. Niat hati menginap disini bersamanya, tapi apa daya...masih ada kerjaan dan belum dapet penerbangan yang cocok.



Setelah selesai berenang saya dan Amel menuju resto untuk sarapan. Makanan dan minuman disediakan prasmanan, seperti biasanya di hotel berbintang 3-5 lainnya. Banyak turis keluarga asal Saudi Arabia yang juga sarapan...hihihi...kami malah kepo ngelirikin cara makan para ibu itu karena mereka bercadar. Tetapi ada aja tuh yang dengan cuek-nya melepas cadar dan menikmati makanan tanpa peduli di sekitarnya non-muhrim. Melihat wanita bercadar di hotel berbintang jadi ingat tokoh Aisyah di novel/film 'Ayat Ayat Cinta'-nya Kang Abik...Eaaalah, lagi kepikir gitu kok tiba-tiba pencipta tokoh Aisyah mention saya di twitter pas saya sedang breakfast ini...hehehe...*Tuh,peringatan supaya nggak kepo sama orang lain! Fokus aja sama makanan kita...hehehe

Hayo,Anna,bersyukur dan fokus sm sarapannya...Jgn ngekepo'in org lain :D
Menurut saya yang sudah keluar masuk di ratusan resto hotel menu makanan pagi itu tidak terlalu bervariasi. Saya "kepentok" oleh daging asap atau daging olahan yang tidak saya sukai. Entahlah mungkin hanya pagi itu makanan terbanyaknya menyajikan daging olahan ini. Sedangkan saya anti dengan yang namanya daging asap dan sosis. Dengan diiringi lagu-lagu Jawa Barat sayup-sayup, saya membayangkan beraneka makanan traditional Indonesia tersaji di sini. Terhibur sih oleh Mbok Jamu yang berada di sana!


Tetapi sungguh pelayanan di resto ini begitu "cekatan", karena ketika saya dan Amel sedang mengambil makanan dan minuman lagi, begitu kembali ke meja semuanya telah diangkut. Waduuuh, padahal di piring dan gelas yang kami tinggalkan di meja masih penuh makanan dan minuman. Tak lama kemudian meja di sebelah saya ada orang yang berteriak-teriak ke pelayan yang sepertinya sedang membersihkan meja tersebut. Oalah, ternyata tamu yang teriak itu cangkir kopinya yang masih penuh sedang diangkut oleh pelayan itu...hahaha...padahal itu tamu sejenak keluar ruangan untuk memotret sambil menunggu kopinya agak dingin...hihihi....

Bersepeda dan Berkuda

Yes, sebelum check out kami bertiga meminjam sepeda dari hotel dan Amel's Mom menyewa kuda dengan biaya Rp 90.000 memasuki hutan pinus serta berkeliling di area resort. Dengan menggunakan golf car kami menuju Club Huis yang sudah saya posting di blog ini (Baca : Menghirup Kedamaian di CLUB HUIS at Pesona Alam )

Alamat Pesona Alam Resort & Spa 
Jln Taman Safari No 101
Kp Baru Tegal
Desa Cibeureum
Bogor 16750
+62 251 8217111