Showing posts with label Nusa Tenggara Barat. Show all posts
Showing posts with label Nusa Tenggara Barat. Show all posts

Friday, 15 July 2016

Ketika Aku Mengelilingi Bumi Pertiwi (4)

Sudah lama saya nggak update mengenai perjalanan saya berkeliling Indonesia. Jabodetabek saja banyak daerah baru yang harus saya sambangi. Ingat ya, bahwa saya berniat jalan-jalan ke Indonesia benar-benar menelusuri setiap kelurahannya. Bukan sekedar berwisata yang mainstream :) Tetap, saya selama berwisata juga mengutamakan kebersihan - misalnya wisata kulinernya dan lingkungannya harus bersih. Demikian pula orang-orang disekitarnya. Dengan kebersihan hal yang sederhana juga bisa menjadi nyaman. Ingat saja bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman! Hayo apakah kamu sudah bersih-bersih? Hahaha....

 Lebaran tahun ini saya nggak mudik. Secara gitu Ibu saya orang yang dituakan yang masih ada di dunia, sehingga hari pertama lebaran rumah saya rame banget dengan tamu-tamu yang berdatangan. Bahkan lebaran tahun ini saya tidak ziarah ke makam Ayah di TMP Kalibata karena menerima banyak tamu sampai sore. Baru di hari ke-2 saya ziarah ke Kalibata.
Tahun 2008 kami "mudik" ke Jogjakarta. Saya bersama beberapa kakak dan keponakan 2 hari sebelum lebaran dengan kendaraan pribadi melalui jalur Selatan berangkat dengan santai ke Jogjakarta. Alhamdulillah, perjalanan lancar,santai dan sekaligus berwisata. Kami mampir ke Raja Polah Tasikmalaya yang banyak menjual produk kerajinan daerah. Saya membeli beberapa diantaranya. Kemudian kami berbuka puasa di Sate Ambal Kebumen - Jawa Tengah. Malam hari sampailah kami di Jogjakarta, di tempat tinggal Galuh yang saat itu kuliah di FE UGM. Disana sudah ada orang tua Galuh. Keesokan harinya kami shalat Ied di halaman kantor post dekat perumahan tempat tinggal Galuh. Siangnya diantara kami menjemput Ibu dan Kakak pertama  ke Adi Soecipto Airport. Mereka berdua ke DIY seusai shalat Ied di Jakarta.

Mengambil air wudhu juga merupakan cara utama kita membersihkan diri. Sayangnya banyak orang yang sekedar mengambil air wudhu untuk sekedar basah! Berwudhu tetapi membuat sekelilingnya menjadi kotor. Pasti ini bukan kamu! :) Kamu pasti orang yang mencintai kebersihan yang membuat sampah pada tempatnya, rajin memotong kuku, tidak meludah sembarangan, menyiram toilet setelah buang air dan tidak meletakkan/membuang tissue bekas pakai sembarangan. Iiih, bersih deh kamu!
Mari kita jaga rumah ibadah ini (foto saya di Masjid Agung Jawa Tengah - Semarang) sebaik-baiknya. Belum pernah ke Masjid Agung Jawa Tengah? Mushola di sekitarmu sekarang saja kita ikut jaga kebersihannya :) 

Di desa wisata di Lombok Nusa Tenggara Barat tahun 2012. Ini kedua kalinya saya berkunjung ke desa ini. Pertama kalinya di tahun 1999. Memang di beberapa rumah lantainya dilapisi dengan kotoran sapi, sesuai dengan adat istiadat mereka. Tetapi 'penampakan' di jalanan dan lingkungannya bersih dan terawat. So soal kebersihan? Hihihihi....silakan menilai sendiri yach :)

Monday, 18 April 2016

Louvre Hotels Group Mengumumkan Lokasi Royal Tulip Pertama di Mandalika Lombok



Selasa, 5 April 2016 Louvre Hotels Group mengumumkan pengembangannya di Indonesia. Bertempat di salah satu hotel di daerah Kuningan Jakarta Selatan penandatanganan Memorandum of Understanding dengan PT Lees International Development untuk merk dagang Royal Tulip pertama di Mandalika Lombok.
Mandalika Lombok? Yes, Mandalika Lombok.....Seperti dituturkan oleh Mr Erick Herlangga, Vice President Akuisi dan Pengembangan Louvre Group Asia Tenggara,”Kami sedikit cemas untuk mengumumkan penandatanganan ini dari properti-properti baru ini karena Mandalika merupakan destinasi pariwisata baru yang digadang-gadang oleh pemerintah Indonesia sebagai Bali Berikutnya.”
Lombok memang segera dijadikan ibukota wisata Indonesia. Pemerintah Indonesia membuka mega project di area Mandalika yang lebih besar dari kawasan Nusa Dua Bali, bahkan di Mandalika nanti bakal ada sirkuit F1 segala loh!
Sedangkan Louvre Hotels Group merupakan group yang sangat besar di industri perhotelan international yang memiliki lebih dari 1,200 hotel dan kapasitas kamar lebih dari 95,000 yang tersebar di 55 negara dunia. Beragam hotel dari level ekonomis sampai mewah dimiliki oleh Louvre dengan 6 merek dagang, yakni : Premiere Classe, Campanile, Kyriad, Tulip Inn, Golden Tulip dan Royal Tulip.
Kini di Indonesia telah beroperasi 20-an hotel yang dioperasikan oleh Louvre Hotel Group, yakni : 
  1. Royal Tulip Gunung Geulis Bogor (*5) , 
  2. Royal Tulip Visesa Ubud (*5) 
  3. Royal Saranam Resort & Spa (*5) 
  4. Golden Tulip Galaxy Banjarmasin (*4) 
  5. Golden Tulip Devins Seminyak (*4) 
  6. Golden Tulip Pontianak (*4) 
  7. Golden Tulip Essential Denpasar (*3) 
  8. Golden Tulip Essential Belitung (*3) 
  9. Golden Tulip Essential Tangerang (*3) 
  10. Golden Tulip Jimbaran (*4) 
  11. Golden Tulip Mataram Lombok (*4) 
  12. Golden Tulip Jineng Tamansari (*4) 
  13. Kyrad Bumi Minang Padang Sumatera Barat (*4) 
  14. Kyriad Pejaten Suit Jakarta (*3) 
  15. Kyriad Desa Gumati Sentul Bogor Jawa Barat (*3) 
  16. Kyriad Bumi Cikeas Sentul Bogor Jawa Barat (*3) 
  17. Kyriad Bukit Gumati Bogor Jawa Barat (*3) 
  18. Kyriad Pesonna Surabaya Jawa Timur (*3) 
  19. Kyriad Sadurengas Tanah Paser Kalimantan Timur (*4) 
  20. Kyriad Villa & Hotel Seminyak Bali (*3) 
  21. Kyriad Pesonna Makassar Sulawesi Selatan (*3) 
  22. Kyriad Win Bekasi (*3) 
  23. Kyriad Batam Center (*3)

Louvre Hotels Group berada dibawah naungan Jin Jiang International Holding Co Ltd yang berpusat di Shanghai. Ini merupakan hotel grup terbesar ke-5 di dunia yang memiliki lebih dari 6000 hotel.
Mr. Mark Van Ogtrop, Senior Vice President & Managing Director for Golden Tulip South East Asia menyatakan kegembiraannya menjalankan perjanjian antara Louvre Hotel Group dan PT Lees International Development untuk merk dagang Royal Tulip pertama di Mandalika Lombok. Properti ini akan memiliki pantai sendiri yang terbuka untuk umum. Rancangan dan fasilitasnya sangat unik dan dikembangkan secara khusus agar dapat menawarkan berbagai macam kegiatan pantai.
Kita buktikan saja dalam beberapa bulan ke depan...hohoho,semoga saya dapat menikmati dan segera kembali ke Lombok untuk ketiga kalinya. Setelah sebelum-sebelumnya saya menginap di Senggigi, Mataram dan Gili Trawangan, maka ketiga kalinya saya akan menginap di kawasan Mandalika. Yuuuk....!

Monday, 24 August 2015

Menikmati Keindahan Gili Trawangan dan Menanti Duyung di Pulau Buton

Salah satu tempat favorit saya untuk berwisata adalah Pulau Lombok, terutama Gili Trawangan. Saya pernah menceritakannya di blog ini. Diantaranya adalah Taman Narmada dan Gili Trawangan. Bahkan saya pernah menuliskan cerpen bersetting Pulau Lombok yang kemudian diterbitkan bersama dengan beberapa penulis terkenal Indonesia, seperti Pipiet Senja, Gola Gong, dll. Cerpen dengan judul : Pudar Kabut Gunung Rinjani.


Pada kunjungan pertama ke Pulau Lombok saya menggunakan transportasi laut dari pulau Bali, kapal ekspres bertarif dollar. Pada kunjungan berikutnya kembali saya berangkat dari Bali dengan pesawat Merpati Nusantara Airlines. Karena Lombok NTB saat ini menjadi salah satu destinasi tujuan wisata international, sudah dapat dipastikan banyak maskapai penerbangan yang mendarat di Lombok International Airport, pelabuhan udara yang masih gress ini terdapat maskapai penerbangan (Dari Jakarta) : Garuda , Batik dan Lion.

Flight saya dari Bali ke Lombok

Flight saya dari Jakarta - Surabaya, kemudian lanjut dengan perjalanan darat Surabaya - Banyuwangi - Bali

Kini saya memiliki destinasi wisata yang ingin saya kunjungi untuk berwisata berikutnya.Nah destinasi yang ingin saya kunjungi berikutnya adalah : Pulau Buton Sulawesi Tenggara. Kenapa saya ingin sekali mengunjungi Pulau Buton. Baca deh penuturan saya ini :D

Sumber foto Google

Tinggal di kota sudah dapat dipastikan akan menjumpai jalanan beraspal hitam. Kemanapun kita pergi di kota Jakarta maka aspal tidak dapat lepas dari kehidupan kita. Tetapi di tengah kesibukan aktifitas  kita di kota besar masih ingatkah kita akan pelajaran SD dahulu? Pelajaran IPS atau Geografi berulangkali menjelaskan bahwa daerah penghasil aspal terbesar di Indonesia adalah Pulau Buton. Bahkan Pulau Buton adalah penghasil aspal terbesar di dunia (600 juta ton!) Wohooo…keren yak!?

Ada apalagi di Pulau Buton selain tambang aspal? Check yuk list yang membuat saya ingin ke sana!

[Wisata Sejarah & Budaya} Benteng Keraton Buton. Dibangun pada zaman penjajahan Portugis yang di tahun 2006 tercantum dalam Guiness Book of Record sebagai Benteng Terbesar di Dunia. Luas area benteng  adalah 23,375 hektar dengan panjang 2,7 kilometer yang menurut kabar terlintas bahwa ini yang nomor 2 tembok terpanjang di dunia setelah Tembok Raksasa di China. Benteng ini terbuat dari tumpukan karang yang direkatkan dengan putih telur dan batuan kapur. Dari sini kita dapat melihat kecantikan pemandangan Pulau Buton dari ketinggian dan menuju Masjid Agung Wolio yang berusia 300 tahun

[Wisata Budaya & Laut/Pantai] Desa Wabula di pesisir laut dengan penduduk 3000 jiwa dan jumlah rumah yang berdiri 400 – 500 rumah. Bentuknya adalah Rumah panggung , di bawah rumah tersebut jika siang hari digunakan untuk menenun kain oleh perempuan-perempuan penduduk tersebut. Kain tersebut dapat kita beli, dengan harga dari Rp 150 ribu/kain. Desa Wabula ini berada di pesisir pantai putih. Pernah berlangsung Pesta Adat Wabula dengan pertunjukan yang unik bernama : Pedole – Dole yakni memandikan 100 Balita dalam upacara tersebut. Wadooow seru banget tuh! Yang pasti di desa ini kita yang suka wisata pantai dan budaya (anthropologi) nggak bakalan “rebut” pengen cepet-cepet pulang. Kalau mau ke Pusat Kebudayaan Wolio dan Masjid Quba.

• [Wisata Laut] Pantai Nirwana yang banyak berpendapat seperti di nirwana. Pantai berpasir putih sepanjang 1 kilometer, terdapat gua karang dengan kedalaman 70 – 80 meter. Bagi yang suka diving, disinilah salah 1 tempat yang dapat digunakan untuk diving.

[Wisata Gunung/Hutan] Air Terjun Tirta Rimba . Terletak 6 kilometer sebelah Barat Bau Bau tepatnya di Kelurahan Lakologou Kecamatan Wolio. Air terjun ini berada dalam kawasan hutan lindung.

[Wisata Pantai/Kuliner] Pantai Lakeba. 7 kilometer dari Bau Bau.Di daerah ini kita dapat membeli kue tradional Pulau Buton, yakni : Kasumi dan Tuli Tuli

[Wisata Gunung/Hutan] Samparong. 13 kilometer dari Bau Bau Kecamatan Sorawolio. Sebelum sampai di air terjun yang memiliki ketinggian 100 meter dengan pemandangan sekitarnya yang menakjubkan maka kita akan menelusuri sawah dan kebun penduduk serta hutan tropis yang cukup lebat.

[Kuliner] Seafood adalah salah 1 kuliner yang asyik di pulau ini, bahkan di Jakarta saja jika teman saya yang berasal dari Bau Bau Pulau Buton datang maka saya akan menyambut Ikan Terbang dan beberapa jenis ikan lainnya dari pulau ini…hahaha…Selain itu kita dapat berkunjung ke Café Outdoor, tempat hangout paling gaul di Bau Bau. Namanya Talalikua di Pasar Wajo. Kalau di Talalikua jangan terlewatkan “Saraba” alias Susu Jahe Khas Buton beserta gorengan yang bumbu-nya berbeda dengan daerah lain. Dapat juga nongkrong di Pujaserata di alun-alun Betoambari.

  [Lain-Lain] Mau wisata ke Goa? Kita dapat ke Lakasa, Ntiti atau diving di Gua Moko (Gua Bawah yang memiliki keramik berumur ratusan tahun). Air  kemudian juga mandi di Pemandian Alam Bungi.

[Menanti Duyung] Tahun 1776 Peneliti Kelautan Muller menyatakan bahwa laut di kawasan Indonesia Timur merupakan kawasan laut yang paling banyak dilalui oleh Ikan Duyung. Paling banyak dilalui oleh Ikan Duyung ini adalah laut di Desa Lasalimu Pulau Buton, terbanyak bulan Februari dan Juli. Bukan suatu hal yang mustahil jika icon Indonesia bertambah dengan Ikan Duyung ini selain Komodo, Badak Jawa dan beberapa satwa lainnya. Super duper kaya raya sekali ya Indonesia?
TRANSPORTASI : Dari Jakarta  naik pesawat terbang Makassar atau ke Kendari. Dari Makassar atau Kendari kita dapat terbang ke Pulau Buton dengan penerbangan transit. Bisa juga dengan kapal ferry, tetapi memerlukan waktu 13 jam dari Makassar dan 5 jam dari Kendari. Maskapai Jakarta – Kendari adalah : Lion Air, Sriwijaya, Wings Air dan Garuda. Saya berencana memilih tiket penerbangan Garuda agar direct, tanpa transit. Sssst, ada #TiketGratisAirpaz loh :) Untuk lebih jelas mengenai tiket pesawat ke Kendari, bisa di-check dan booking di airpaz.com/id

http://blog.airpaz.com/id/lomba-menulis-airpaz-tulis-keinginanmu-menangkan-10-tiket-pesawat-gratis-keliling-nusantara/

Sunday, 14 December 2014

Alangkah Indahnya Pesta Pernikahan Indonesia

Sekarang saya semakin gembira menghadiri resepsi pernikahan loh! Hihihi....Alhamdulillah, punya kerabat beragam dari berbagai kalangan membuat saya sering di undang atau diajak menghadiri undangan pernikahan. Beberapa tahun lalu saya sempat jadi Penari, MC Resepsi Pernikahan, Penerima Tamu, Pagar Ayu sampai Pembaca Terjemahan Al Quran saat akad nikah berlangsung :) Pernah ditawarin jadi Pembawa Acara saat Akad Nikah, tapi saya tolak dengan histeris (bukan halus lagi...) karena duh, nanti yang deg deg-an justru saya, bukannya kedua mempelai :p Wong kalau saya yang nikahan aja  justru sembunyi di ruang rias...hahaha....
Kembali berbicara tentang Resepsi Pernikahan, pesta pernikahan beragam deh. Kali ini saya akan menceritakan tentang pernikahan traditional Indonesia. Weekend ini saya menghadiri 3 resepsi pernikahan dengan menggelar budaya Indonesia. (Weekend lalu khan nonton di 3 film Indonesia D)

Sabtu, 13 December 2014
Balai Sudirman - Jakarta Selatan
Panti Perwira
Siang dan Malam hari saya dan Mbak Lien menghadiri resepsi pernikahan di ruangan yang sama dengan mempelai yang berbeda. Siang hari mempelai mengenakan nuansa adat dan busana Sumatera Barat, sedangkan malam hari mempelai mengenakan nuansa adat dan busana Sulawesi Selatan.
Catering-nya sama-sama menggunakan Alfabet, catering yang digunakan pada resepsi pernikahan keponakan saya di Balai Samudera Kelapa Gading bulan September 2011

Sebelum duduk di pelaminan mempelai dan ortu-nya berdiri sampai penari menuntaskan tariannya. 

Nuansa Sumatera Barat. Tulisan kanji yang ada di foto ini ignore aja ya, saya belum sempet nanya artinya ke keponakan saya yang ngerti bahasa ini :p

Pesta Pernikahan Nuansa Bugis - Sulawesi Selatan. Bupati Pangkep Sulsel turut hadir malam tadi. Mantan Bupati Tapanuli Selatan juga hadir, karena mempelai pria orang tua-nya bermarga Hasibuan dan Harahap



Ahad, 14 December 2014
Taman Mini Indonesia Indah - Jakarta Timur
Anjungan Nusa Tenggara Barat


Kangeeen sama Lombok Nusa Tenggara Barat!! Alhamdulillah, salah satu kerabat mengundang keluarga besar saya untuk menghadiri Resepsi Ngunduh Mantu keponakannya. Melalui ta'aruf, ketemuan hanya 2x sambil menunduk malu, pernikahannya sudah dilaksanakan tanggal 6 December 2014 di Semarang Jawa Tengah, kemudian Tante dan Oom si Mempelai pria mengadakan acara Ngunduh Mantu di TMII Anjungan Nusa Tenggara Barat yang saya hadiri ini. Tante si Mempelai pria memiliki catering dan sanggar rias, jadi bukan suatu hal yang berat-lah untuk membiayai "ngunduh mantu" ini. "Sekalian syukuran...." menurut Sang Tante. Upacara adat NTB lengkap dengan tariannya di Anjungan Nusa Tenggara Barat. Ketika Tari Gandrung ditampilkan maka tamu yang diberi kipas oleh Penari harus memberi saweran dan ikut menari...hahaha...Boss Mempelai Pria yang orang Korea jadi "korban", demikian pula dengan Suami-nya Riska (Anak sepupu saya). Tetapi berhubung suami-nya Riska lulusan Universitas Mataram, jadi dia udah lumayan lancar joged gandrungnya....hahaha. 


Tanggal 20 Januari 2015 akan diselenggarakan Resepsi Ngunduh Mantu di Ampenan Mataram. Kali ini yang punya hajatan adalah orang tua kandung mempelai pria. Mbak Moel, sepupu saya tadi menanyakan apakah saya akan ke Lombok bulan depan. Hihihi....pengen banget sih ke Lombok lagi, apalagi saya sudah jatuh cinta dengan bumi Allah yang juga berjulukan "Pulau Seribu Masjid". Lihat situasi kondisi bulan depan deh, karena bulan Januari 2015 keluarga besar saya juga ada hajatan pernikahan di Jakarta, dan itu bersamaan dengan keponakan sepupu saya juga menikah di Bukit Tinggi Sumatera Barat *Sebenarnya yang ini saya juga minat datang loh...hehehe...tapi palingan datang kalau ada Ngunduh Mantu-nya di Jakarta dskt-nya.

Emang keren banget ya budaya kita, Indonesia. Bahkan di Jakarta saja kita bisa menikmati sebagian dari kebudayaan tersebut. Ini bisa berperan untuk pengembangan wisata kita di mancanegara! Sepupu saya di Kebumen Jawa Tengah melaksanakan adat pernikahan Jawa Tengah lengkap di dokumentasikan oleh orang Jepang, kemudian dokumentasi tersebut ditayangkan di negeri Matahari terbit. Ketika itu Bupati Kebumen Ibu Rustriningsih turut hadir. *Sayangnya saya nggak hadir di acara tersebut *>

Friday, 12 December 2014

Taman Narmada : Sepercik Surga di Lombok

Pagi itu (December 2012) saya dan keluarga kakak saya berangkat dari hotel yang terletak di tengah kota Mataram untuk berwisata di Lombok dan sekitarnya. Tujuan obyek wisata kami adalah Taman Narmada. Menarik, karena di sini terbukti bahwa kita dapat menikmati keindahan Pulau Bali di Pulau Lombok. Informasi yang kami dapatkan dari sopir yang kendaraannya kami sewa seharian adalah Taman Narmada adalah pura Hindu. Hanya pura-kah yang terdapat disana??? Mobil langsung menuju ke lokasi.....nguuuung....*eh emangnya bajaj ;-p

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEDevm56saoDh39uufIUHDOf5lkSFlG-6tPvOgnAyOZ6ZBKD8MYLBWyqRDY2n-XGo8vIc03wEQ7J7iObAmrMIL5tgO_7-Vmy92-DkyqjH31dcHVXG77_NBFGZcOMVSmQd6AdqL_P1iCFES/s1600/WisataNarmada.jpg
Taman Narmada terletak di Desa Lembuah, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Nggak terlalu jauh dari pusat kota Mataram, sekitar 10 km. Begitu menurunkan kami di pintu gerbang area taman, mobil terparkir dan kakak saya membeli tiket masuk. Kami juga menerima tawaran salah satu tour guide yang menyambut kami di pintu gapura. Iyaaa dong, sebaiknya khan kita menerima tawaran baik-nya. Selain kita mendapatkan informasi lebih pasti, maka kita dapat berbagi dengan penduduk asli yang baik hati  :)
Memasuki area taman seluas 2 ha, disisi kiri gapura berdiri satu bangunan yang dahulunya digunakan oleh raja untuk beristirahat di musim kemarau. Boleh dikatakan area ini merupakan istana bagi Raja Karang Asem ketika bertahta di Lombok Barat. Beliau, Anak Agung Ngurah Karang Asem membangun area Narmada untuk memudahkan penyelenggaraan upacara Pakelem di Segara Anak yang dipimpinnya. Dikarenakan faktor "U" kondisi fisik beliau menurun hingga akhirnya beliau membuat replika Gunung Rinjani di area ini, dan mengadakan upacara-nya di sini.
Beberapa bangunan atau bagian yang berada di sekitar Taman Narmada, diantaranya : Bale Terang, Bale Loji, Bale Bancingah, Bale Pamerajan, Telaga Padmawangi, Telaga Kembar dan Pura Narmada yang merupakan 1 dari 8 pura tertua di Lombok. Taman ini pernah beberapa kali direnovasi, tetapi semuanya tetap dipertahankan keasliaannya.
           
Bale Petirtan, Sumber Air Awet Muda
“Penyakit” yang banyak diidap oleh banyak orang, khususnya wanita adalah awet muda. Banyak yang berlomba-lomba ingin kelihatan lebih muda dari usia aslinya...hehe,padahal sesungguhnya khan kecantikan yang baik/ideal adalah sesuai dengan usia dan pastinya normal atau sewajarnya. Oleh karenanya bagi yang terobsesi untuk memiliki “penyakit” awet muda, dapat berkunjung ke Bale Petirtan yang berada di Taman Narmada ini. Bale Petirtan terdapat pertemuan 3 sumber mata air, yakni sumber air Suranadi, Lingsar dan Narmada. Umat Hindu memiliki keyakinan bahwa sumber air ini merupakan air suci.
Bagi saya yang tidak memiliki obsesi awet muda, maka saya tidak “mengejar” air ini untuk membuat wajah saya awet muda. Tetapi saya memiliki keinginan untuk selalu awet sehat di segala usia. Zaman sekarang sih anak usia 10 tahun saja banyak yang memiliki penyakit berat, jadi sangat lebih baik untuk awet sehat daripada awet muda khan? J Secara logika air tersebut tentu saja memiliki khasiat untuk menyehatkan tubuh dikarenakan bersumber dari daerah yang belum banyak polusi dan banyak didoa-kan oleh umat yang pastinya berdoa kepada Sang Pencipta dengan suci dan maksud baik. Nah pengunjung yang memeluk agama Hindu dapat bersembahyang di Bale Petirtan dengan dikenakan donasi sebesar Rp 50 ribu untuk uang banten. Setelah mengenakan selendang berwarna kuning di pinggang pengunjung memasuki pintu ke ruang kecil dimana sumber air tersebut mengalir. Inilah Bale Petirtan. Saya yang kebetulan berkunjung ke sana dalam kondisi berhalangan bulanan tidak dapat masuk ke Bale Petirtan tersebut tetap mengenakan selendang di luar bale, untuk gaya foto-fotoan...hehehe.
Eh, nggak lama keponakan saya membawakan segelas air suci tersebut kepada saya yang sedang asyik berfoto-foto ria. Orang-orang disekitar menyarankan agar saya membasuh wajah serta meminumnya agar awet muda. Waaaduuuh, nanti semakin banyak yang menyatakan cinta dong??? Malah bikin repot nolaknya...hahaha...bikin dosa. Kalau dibuang juga khan menyakiti hati mereka yang ada disana. Oleh karena-nya setelah saya berdoa agar senantiasa sehat serta berkah sesuai dengan keyakinan saya maka saya-pun meminum air tersebut. Segar! Dan semoga memang menyehatkan jiwa dan raga saya di segala usia. Amin.
Oke, Anda siap berwisata ke taman yang menurut informasi mirip dengan Taman Soekasada Ujung, Karangasem, Bali?? Dengan mengendarai kendaraan pribadi Anda dapat melalui rute dari Mataram ke arah Cakranegara – Sweta – Bertais dan tibalah di Narmada. Taman Narmada terletak di seberang Pasar Narmada. Di sekitar object wisata tersebut kita juga dapat membeli aneka souvenir dengan harga terjangkau. Harga tiket masuk Taman Narmada juga sangat terjangkau, masih dibawah sepuluh ribu untuk perorangnya. Jika ingin menggunakan jasa tourguide dapat ditemui dekat counter tiket masuk. Anggaplah bersedekah kepada masyarakat sekitar dengan membayar tiket,tips tourguide dan membeli souvenir di Taman Narmada. Selain itu di Taman Narmada juga tersedia musholla bagi umat Islam yang ingin melaksanakan shalat. Ketenangan dan kesejukan air di Taman Narmada benar-benar laksana percikan dari nirwana. (Penulis : Anna R.Nawaning S - Twitter : @balqis57)

Friday, 21 February 2014