Sunday 31 July 2016

Makan Siang di One Cafe at The Park Lane Jakarta

Saya kepincut dengan One  Cafe – Asian Fusion, All Day Dinning yang merupakan salah satu tempat F & B di The Park Lane Jakarta. Hal ‘ketidak sengajaan’ saya berkesempatan makan siang di cafe ini.


The Park Lane Jakarta adalah hotel berbintang 5 yang nyaris setiap hari saya lewati jika saya ke/dari kantor di Jln Prof Satrio atau Kota Kasablanka. Cowok teman kerja   ada yang bekerja di hotel ini. tetapi saya baru 2 kali masuk ke sini. Pertama kali saat saya akan melakukan body treatment di spa-nya yang terletak di dekat kolam renang, dan kedua kalinya pada tanggal 29 Juli 2016 untuk hadir dalam Temu Blogger 2016 : Sehatkan Anak Indonesia Dengan Imunisasi. Letak ruangan untuk acara tersebut juga di dekat kolam renang. Acara dimulai jam 9 pagi, dan kami para Blogger yang diundang duduk di kursi dengan round table ala fine dinning. Hanya air mineral, gelas dan pulpen berikut kertas catatan yang ada di hadapan kami. Tak lama tersaji snack pagi, yakni potongan chocolate cake  dan pastel.
Saya pikir makan siang dilakukan di round table ruangan seminar, ternyata kami dipersilakan menuju ‘One Cafe Asian Fusion’ yang terletak di bawah lobby hotel. Yess! Petualang kuliner kembali tercatat dalam catatan saya! Selain One Cafe, ada pula Riva yang menyediakan masakan Perancis . Yang terlihat dari jalan hanya nama Riva. Sedangkan One Cafe merupakan All Day Dinning,juga berarti breakfast tamu hotel yang menginap dilakukan di cafe ini.

Ada kerupuk lengkap dengan kalengnya
Siang itu kami lunch dengan system buffet. Kami menyusur melihat-lihat aneka makanan yang di sediakan. Selera makan saya langsung bangkit, di sudut saya melihat beraneka makanan Indonesia. Seru-nya ada pete, jengkol sambal, cumi goreng, ikan teri goreng dan aneka pepes. Hal yang jarang saya temukan di hotel berbintang 4-5. Tanpa ragu saya mengambil makanan tersebut. *Halah, di hotel berbintang 5 kok ngambilnya lauk pasar sih?* Eh, jangan salah loh, justru disini saya ingin menikmati makanan khas Indonesia dengan kondisi tempat yang bersih serta memasaknya pasti berdasarkan standar operasional prosedur. Kebersihan dan kesehatannya pasti terpantau dong. Terbukti, ketika saya makan 3-4 keping jengkol ternyata tidak meninggalkan aroma yang tidak enak. Ini sempat saya katakan kepada seorang blogger yang mengatakan doyan jengkol tetapi khawatir akan aroma-nya, saya katakan,”Pastinya sudah diolah dengan cara tersendiri versi memasak hotel berbintang dong supaya nggak nimbulin aroma yang tidak enak. Mosoq hotel sama dengan warteg sih? Kayaknya nggak deh...hehehe”

Ada lalapan plus pete bakarnya
Setelah saya mengambil lauk ala pasar, saya mengambil Mie Ayam secara prasmanan. Biasanya khan Mie Ayam  di stall/gubug ya? Tetapi di Cafe One kita meracik sendiri sesuai selera. Pertama kita mengambil mie telur dengan menambahkan topping sesuai keinginan kita. Saya memilih white fish ball, salmon ball , jamur putih berikut cabe ijo iris kecap. Tersedia juga beef ball, berbagai jenis jamur dan sayur beserta beberapa jenis sambal. Kesan awalnya seperti menu Shabu Shabu atau Baso Singapore, sehingga ketika akan diberi kuah saya sempat minta kuah Tom Yam dan Chef-nya langsung mengatakan,”Ini Mie Ayam.” Ooo...oke! Memang setelah di beri kuah kaldu mereka menaburi dengan irisan ayam seperti layaknya mie ayam pada umumnya. Setelah saya coba menu tersebut saya merasa cocok, namun tidak berniat nambah karena ingin mencicipi menu lain yang dihidangkan.
Saya menikmati makanan semeja dengan Mbak Yayat,  Mbak Waya, Mbak Gita dan Kak Resi. Melihat Mbak Gita dan Mbak Waya menikmati Sop Buntut dari salah satu stall maka saya jadi penasaran. Sop Buntutnya terlihat mengundang selera, dan akhirnya saya mengambilnya. Ternyata memang terasa sedap dan bersih , porsi-nya juga pas! Kenapa saya katakan bersih? Karena saya tidak merasakan sop yang terlalu gurih dengan MSG bubuk dan seperti tidak berlemak. Kuahnya cenderung bening namun tetap terasa gurih dengan kaldu asli, daging-nya juga termakan semua . Tomat, wortel ,kentang dan daun bawang bertaburan melengkapi kelezatan sop tersebut. Oh ya, sebelum mengambil Sop Buntut saya juga mencicipi Fish Soup yang tersedia di meja prasmanan dekat nasi, tidak banyak yang Fish Soup yang saya ambil. Sekedar penyegar mulut dengan kehangatan, namun Fish Sop-nya terasa asin di lidah.
Berikutnya saya ingin mengambil Sushi, makanan Jepang. Yang tersaji sejenis Sushi Sashimi Tuna. Karena tidak melihat Sushi Gunkan Tobiko/Ebiko atau telor ikan lainnya maka saya mengurungkan niat ini. Kemudian saya mengambil es krim 2 scoop, 1 coffee cream dan 1 green tea yang di tabur sedikit toping dari berbagai topping yang ada, dan di tambah 1 butir buah zaitun yang diambil dari meja salad. Sebagai penutup saya menikmati asinan buah yang terdiri dari potongan buah belimbing, kedondong dan...apalagi ya? Yang jelas saya memesan tidak pakai bengkoang. Kedondongnya memang kecut, tapi saya justru sukak! 
Yang saya rasakan kurang adalah air putih dan juice buah! Air putih hanya diberikan secangkir dan petugasnya tidak berkala berkeliling refill jika sudah habis. Kami juga tidak menemukan juice buah. Kalau dessert banyak, jenisnya bermacam-macam. Es Buah memang tersedia, tetapi saya lagi mau juice buah tanpa gula.

Harga pastinya saya tidak menanyakannya, tapi melihat harga promo yang tercantum di FB-nya saya kira harga tidak jauh dari harga ini deh :)
Ketika blogger yang shalat Jumat telah berada di Cafe One dan waktu istirahat tersisa 30 menit lagi, saya langsung menuju mushala di lantai 7. Nampaknya mushala ini sebelumnya adalah kamar hotel, tapi salut juga sama The Park Lane Hotel yang menyediakan mushala dengan kondisi yang layak. Bersih, rapi dan mengambil air wudhu-nya juga tanpa harus keluar dari ruangan mushala karena ruang wudhu sepertinya bekas bathroom kamar tersebut.
Semoga di lain kesempatan saya bisa menginap di kamarnya dan menikmati layanan spa-nya. Wifi lobby hotel juga lancar tanpa harus memasukkan password.


Bagaimana cara menuju ke sana?

Kalau saya berangkat dari Pulo Mas Jakarta Timur  jam 7 pagi dengan memesan ojeg online Uber Motor, dikenakan tarif Rp 18.500,- sampai depan gerbang The Park Lane. Sodorin deh Rp 20.000,- tanpa meminta kembalian, walaupun sopir-nya jujur mengingatkan kembalian. Rp 1,500 ,- sebagai pengganti pulsa tadi dia mencari jalanlah.
Pulangnya saya dan Kak Resi jalan-jalan dulu di Kota Kasablanka sampai ba’da Maghrib, karena hujan – jalanan becek dan saya takut naik ojek (dalam kondisi seperti ini) akhirnya saya menyetop Taksi Bluebird di depan Kokas. Sampai depan gerbang rumah Pulo Mas argo yang tertera Rp 49rb-an, saya sodorin deh voucher senilai Rp 50.000,- hadiah menang cerita #SekotakPenuhKesan.

The Park Lane Jakarta
Jln Casablanca Kav 18
Jakarta 12870
Phone : +6221 8282000
 

Sunday 24 July 2016

Menghirup Damai Di Pesona Alam Resort and Spa

Hadiah voucher menginap di Pesona Alam Resort yang saya dapatkan saat menjadi Pemenang Pertama Bengawan Solo Coffee Indonesia Review Competition akan berakhir tanggal 19 Maret 2016. Sehari sebelum batas waktu, tanggal 18 Maret 2016 saya memanfaatkan complimentary tersebut bersama Amel and her Mom. Berangkat dari Pasar Minggu jam 5-an sore, setelah Amel's Mom pulang dari kerja-nya. Detik menjelang berangkat mereka berdua masih pilah pilih tas untuk packing, setelah itu kami pilah pilih mobil yang akan kami pakai,antara Honda Odyssey, Suzuki Karimun dan Nisan Go+ . Pilihan akhir-pun ke Suzuki Karimun yang memang bawaan Amel sehari-hari. Semoga kuat nanjak yach nih mobil :)


Bertindak sebagai driver sore-malam itu adalah Amel's Mom. Saya duduk di kursi belakang sambil mengemil aneka cemilan instan yang dibawa Amel. Sebenarnya sih nggak terlalu doyan dengan aneka cemilan/keripik/cips instan nan penuh pewarna,penyedap dan pengawet, tetapi berhubung lapar...jadi hajar aja dah! Sampai akhirnya kami tiba di Jln Raya Puncak dan mampir makan di Warung Sate Shinta.


Sekitar pukul 8-an kami tiba di Pesona Alam Resort and Spa. Memasuki gerbang Pesona Alam Sedayu dari Jln Raya Taman Safari kami menyusuri hutan pinus. Pesona Alam Sedayu adalah sebuah kawasan dengn luas sekitar 45 ha yang di dominasi alam bebas yang sangat indah. Di sisi jalan nampak villa, dan menujulah kami ke lobby. Saya check in bersama Amel sambil melihat suasana malam di lobby. Terdengar denting nyanyian khas Parahyangan dan saat check in petugas wanita memberikan saya dan Amel secangkir kecil bajigur yang langsung saya tenggak!

Kamar deluxe dengan nomor kamar 550 di lantai 5 kami dapatkan. Kamarnya luas (Ya eyalaaah, secara bintang 4 gitu loh nih hotel. Terdapat sofa panjang dibawah tv flat. Dinding di atas tempat tidur terdapat foto perkebunan teh dengan seekor kuda dan petani-nya. Di dekat meja rias yang bisa merangkap meja kerja terdapat safe deposit box serta kulkas berpintu kaca transparant. Modern and clean. Gantungan pintunya menarik, hingga membuat Amel's Mom tertarik dan membayarnya untuk dibawa pulang!

Jam sebelasan sambil menyaksikan Voice dari channel RCTI kami memesan makan diantar ke kamar (Room Service). Mendadak lapar euy! Makan Mie Goreng dan Lumpia sepertinya asyik..so emang berasa nikmatnya deh makan menjelang tengah malam di kamar...hehehe,padahal sebenarnya udah dinner khan tadi :D

Dinner Part 2 :D


Breakfast di  The Banyan All Day Dining Cafe
Pagi-pagi sekali Amel dan her Mom berenang. Sedangkan saya di kamar menikmati wifi yang lumayan baik. Asyik dan kesempatan khan chatting dengan My Lovely di Auckland. Niat hati menginap disini bersamanya, tapi apa daya...masih ada kerjaan dan belum dapet penerbangan yang cocok.



Setelah selesai berenang saya dan Amel menuju resto untuk sarapan. Makanan dan minuman disediakan prasmanan, seperti biasanya di hotel berbintang 3-5 lainnya. Banyak turis keluarga asal Saudi Arabia yang juga sarapan...hihihi...kami malah kepo ngelirikin cara makan para ibu itu karena mereka bercadar. Tetapi ada aja tuh yang dengan cuek-nya melepas cadar dan menikmati makanan tanpa peduli di sekitarnya non-muhrim. Melihat wanita bercadar di hotel berbintang jadi ingat tokoh Aisyah di novel/film 'Ayat Ayat Cinta'-nya Kang Abik...Eaaalah, lagi kepikir gitu kok tiba-tiba pencipta tokoh Aisyah mention saya di twitter pas saya sedang breakfast ini...hehehe...*Tuh,peringatan supaya nggak kepo sama orang lain! Fokus aja sama makanan kita...hehehe

Hayo,Anna,bersyukur dan fokus sm sarapannya...Jgn ngekepo'in org lain :D
Menurut saya yang sudah keluar masuk di ratusan resto hotel menu makanan pagi itu tidak terlalu bervariasi. Saya "kepentok" oleh daging asap atau daging olahan yang tidak saya sukai. Entahlah mungkin hanya pagi itu makanan terbanyaknya menyajikan daging olahan ini. Sedangkan saya anti dengan yang namanya daging asap dan sosis. Dengan diiringi lagu-lagu Jawa Barat sayup-sayup, saya membayangkan beraneka makanan traditional Indonesia tersaji di sini. Terhibur sih oleh Mbok Jamu yang berada di sana!


Tetapi sungguh pelayanan di resto ini begitu "cekatan", karena ketika saya dan Amel sedang mengambil makanan dan minuman lagi, begitu kembali ke meja semuanya telah diangkut. Waduuuh, padahal di piring dan gelas yang kami tinggalkan di meja masih penuh makanan dan minuman. Tak lama kemudian meja di sebelah saya ada orang yang berteriak-teriak ke pelayan yang sepertinya sedang membersihkan meja tersebut. Oalah, ternyata tamu yang teriak itu cangkir kopinya yang masih penuh sedang diangkut oleh pelayan itu...hahaha...padahal itu tamu sejenak keluar ruangan untuk memotret sambil menunggu kopinya agak dingin...hihihi....

Bersepeda dan Berkuda

Yes, sebelum check out kami bertiga meminjam sepeda dari hotel dan Amel's Mom menyewa kuda dengan biaya Rp 90.000 memasuki hutan pinus serta berkeliling di area resort. Dengan menggunakan golf car kami menuju Club Huis yang sudah saya posting di blog ini (Baca : Menghirup Kedamaian di CLUB HUIS at Pesona Alam )

Alamat Pesona Alam Resort & Spa 
Jln Taman Safari No 101
Kp Baru Tegal
Desa Cibeureum
Bogor 16750
+62 251 8217111

Thursday 21 July 2016

Rumah Ibadah Indah di Bumi Pertiwi

Friday 15 July 2016

Ketika Aku Mengelilingi Bumi Pertiwi (4)

Sudah lama saya nggak update mengenai perjalanan saya berkeliling Indonesia. Jabodetabek saja banyak daerah baru yang harus saya sambangi. Ingat ya, bahwa saya berniat jalan-jalan ke Indonesia benar-benar menelusuri setiap kelurahannya. Bukan sekedar berwisata yang mainstream :) Tetap, saya selama berwisata juga mengutamakan kebersihan - misalnya wisata kulinernya dan lingkungannya harus bersih. Demikian pula orang-orang disekitarnya. Dengan kebersihan hal yang sederhana juga bisa menjadi nyaman. Ingat saja bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman! Hayo apakah kamu sudah bersih-bersih? Hahaha....

 Lebaran tahun ini saya nggak mudik. Secara gitu Ibu saya orang yang dituakan yang masih ada di dunia, sehingga hari pertama lebaran rumah saya rame banget dengan tamu-tamu yang berdatangan. Bahkan lebaran tahun ini saya tidak ziarah ke makam Ayah di TMP Kalibata karena menerima banyak tamu sampai sore. Baru di hari ke-2 saya ziarah ke Kalibata.
Tahun 2008 kami "mudik" ke Jogjakarta. Saya bersama beberapa kakak dan keponakan 2 hari sebelum lebaran dengan kendaraan pribadi melalui jalur Selatan berangkat dengan santai ke Jogjakarta. Alhamdulillah, perjalanan lancar,santai dan sekaligus berwisata. Kami mampir ke Raja Polah Tasikmalaya yang banyak menjual produk kerajinan daerah. Saya membeli beberapa diantaranya. Kemudian kami berbuka puasa di Sate Ambal Kebumen - Jawa Tengah. Malam hari sampailah kami di Jogjakarta, di tempat tinggal Galuh yang saat itu kuliah di FE UGM. Disana sudah ada orang tua Galuh. Keesokan harinya kami shalat Ied di halaman kantor post dekat perumahan tempat tinggal Galuh. Siangnya diantara kami menjemput Ibu dan Kakak pertama  ke Adi Soecipto Airport. Mereka berdua ke DIY seusai shalat Ied di Jakarta.

Mengambil air wudhu juga merupakan cara utama kita membersihkan diri. Sayangnya banyak orang yang sekedar mengambil air wudhu untuk sekedar basah! Berwudhu tetapi membuat sekelilingnya menjadi kotor. Pasti ini bukan kamu! :) Kamu pasti orang yang mencintai kebersihan yang membuat sampah pada tempatnya, rajin memotong kuku, tidak meludah sembarangan, menyiram toilet setelah buang air dan tidak meletakkan/membuang tissue bekas pakai sembarangan. Iiih, bersih deh kamu!
Mari kita jaga rumah ibadah ini (foto saya di Masjid Agung Jawa Tengah - Semarang) sebaik-baiknya. Belum pernah ke Masjid Agung Jawa Tengah? Mushola di sekitarmu sekarang saja kita ikut jaga kebersihannya :) 

Di desa wisata di Lombok Nusa Tenggara Barat tahun 2012. Ini kedua kalinya saya berkunjung ke desa ini. Pertama kalinya di tahun 1999. Memang di beberapa rumah lantainya dilapisi dengan kotoran sapi, sesuai dengan adat istiadat mereka. Tetapi 'penampakan' di jalanan dan lingkungannya bersih dan terawat. So soal kebersihan? Hihihihi....silakan menilai sendiri yach :)