Showing posts with label Accomodation. Show all posts
Showing posts with label Accomodation. Show all posts

Tuesday, 31 December 2019

The Posh Phayathai, Luxury Hostel in Bangkok

Keberangkatan kami berlima ke Seoul membuat kami singgah di Bangkok Thailand. Keempat anggota keluarga yang akan bepergian dengan Saya ternyata masih masuk kerja di hari Jumat. Mereka berangkat seusai jam kerja di hari Jumat (20 Desember 2019), tiba di Bangkok Thailand tengah malam dan menyewa penginapan kemudian kami berangkat ke Seoul Korea keesokan harinya (Sabtu, 21 Desember 2019).


Saya  memutuskan berangkat sehari sebelum mereka berangkat. Pengen menikmati kembali kota Bangkok sebagai solo traveler ceritanya....hahaha...Berangkatlah Saya hari Kamis (19/12/19) ke Bangkok Thailand dengan penerbangan Air Asia dari Soekarno Hatta ke Don Mueang. Sudah menahun nih nggak jadi solo traveler, so pengen juga njajal (kembali) menjadi solo traveler yang sedang digandrungi millenial. Huhuhu...padahal saat kuliah saya puluhan kali menjadi solo traveler. Terbang dengan penerbangan full services dan hotel berbintang 4 - 5. Sekarang mencoba deh jadi smart traveler yang terbang dengan LCC dan menginap di hostel. Browsing internet tentang penginapan terjangkau, ada pilihan hostel di dekat KBRI di Bangkok. Terlihat instagramable, terkesan seperti co working space yang memang keren terlihat di foto. Testimonial dari tamu yang menginap di hostel tersebut juga baik-baik. Tetapi saya jadi ragu saat melihat foto-foto tamu yang pernah menginap di hostel tersebut. So sorry...kok kesannya penampilan mereka berantakan dan banyak yang menggunakan tas ransel/backpack ya?! Kembali saya telusuri media sosial dan cerita2 netizen yang pernah menginap disana. Wah, akhirnya saya urung untuk bermalam di hostel tersebut. Lebih baik saya menginap di hotel privat sekalian deh...toch tarif hotel berbintang  di Bangkok masih terjangkau oleh kondisi keuangan. Hhhmmm walaupun sebenarnya saya ingin mendapatkan pengalaman, petualangan dan pemandangan berbeda dari traveling sebelumnya.
Alhamdulillah, saat browsing kembali saya menemukan The Posh. The Posh menyatakan bahwa ini adalah luxury hostel. Tampilannya di berbagai foto di web sungguh menarik, dan pemberi testimoni juga smart traveler yang tidak bergaya hemat kebangetan dan juga tidak bergaya sultan. Pokoknya seperti saya deh, liburan aman nyaman terjangkau. Ogah travel sok hemat. Kalau uang ngepas mending piknik di sekitar rumah aja. Traveling tuh harus memberi manfaat buat warga lokal daerah kita berwisata.
 
How to The Posh from Don Mueang International Airport?
Setelah memberi check dokumentasi imigrasi, Saya mengikuti arah keluar yang menunjukkan tempat apabila kita ingin mengendarai umum. Melihat tour guide atau penjemput mengangkat papan nama traveler yang dijemput membuat saya ingat Afee yang menjemput saya 2 bulan lalu. Nggak pakek nunggu, naik ke van yang langsung membawa kami ke hotel. Kini saya menunggu bis shuttle nomor A1 tujuan Mon Chit BTS Stasiun. Kurang dari 10 menit shuttle datang. Mirip dengan bis airport yang mengantar kita ke depan pesawat terbang, namun lebih diperbanyak kursinya. Nyaman. Alhamdulillah, diluar ekpektasi saya yang mengira bis di Thailand tidak lebih baik dari Jakarta. Petugas yang menagih pembayarannya juga ramah serta membantu saya. Seorang wanita bersuara nyaring, memegang kaleng yang dikrecek-krecek berpakaian seragam rapih. Tariff bis adalah 30 bath. Di terminal airport berikutnya bis menjadi penuh banyak yang berdiri. Untungnya saya sudah duduk, travel bag juga berdiri di dekat seat. Setelah sampai Mo Chit, saya menuju BTS Stasiun. Di kaca kasir saya melihat tariff BTS menuju Phaya Thai, yakni 37 bath. Terpampang nyata sehingga tidak perlu menanyakan kembali. Naik BTS dengan menjinjing travel bag beroda 2, akhirnya tibalah di station BTS Payathai. Melalui exit 2 dengan mudah saya temukan The Posh. Langsung terlihat begitu saya turun dari tangga stasiun BTS. Di sebelahnya terdapat Sevel Eleven.


Monday, 25 November 2019

Hotel di Ramkhamhaeng Bangkok Bernama Thomson Huamark Hotel


Hello Wanderlust...
Kali ini saya ingin cerita tentang akomodasi yang saya inapi saat saya dan Jeng Erny berada di Bangkok Thailand. Hotel ini saya dapatkan dari travel agent yang kantor operasionalnya di daerah Duren Sawit Jakarta Timur. Kami membeli paket Bangkok – Hua Hin dengan beberapa pilihan akomodasi dengan harga yang berbeda pula. Kami pilih paket “Super Hemat”. Hemat dengan kualitas hotel berbintang 3 , walaupun sebenarnya selisih harganya tidak tinggi dengan yang kelas diatasnya. Jeng Erny bilang,”Khan kita di hotel tinggal tidur aja, jadi nggak perlu yang harganya tinggi-tinggi deh!” Sedangkan saya justru berpendapat, karena seharian kita berjalan-jalan dan banyak beraktifitas di luar maka saya akan memilih tempat istirahat malamnya yang aman dan nyaman agar istirahat kita berkualitas dan keesokan harinya kita bisa beraktivitas dengan segar, sehat dan nyaman. 

Di Depan Hotel
Saya percaya pihak travel agent memberikan akomodasi yang baik. Walaupun nama paket-nya “Super Hemat” tetapi itu super hemat bagi pangsa pasarnya yang tingkat sosial ekonominya menengah deh. Thomson Hotel Huamark  memang berada tidak di pusat kota dan tidak dekat dengan stasiun BTS tetapi selama di Bangkok kami memang rencananya tidak menggunakan transportasi umum. Kami akan selalu diantar jemput oleh van dari travel agent saat melakukan perjalanan sesuai jadwal. Di sela waktu bebas, kami akan gunakan transportasi mobil online karena saya yakin transportasi online di Bangkok Thailand memiliki tariff  hampir sama dengan tariff  transportasi online di Jakarta. Nggak setinggi di Singapore! 

Lobby Hotel

Sunday, 31 December 2017

Holiday Trip in Jakarta : J – Sky Ferris Wheel and Jakarta Aquarium

Hai Pecinta Wisata Negeri Tercinta Indonesia 😍😍😍,
Kemanakah liburan kalian di akhir tahun 2017? Ada yang tengah berlibur ke Jakarta akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018? Saya informasikan nih, 2 wahana wisata baru di ibu kota negeri tercinta yang baru beroperasi di tahun 2017. Langsung saja saya ceritakan kunjungan saya ke lokasi-lokasi tersebut yuuukkk....!
🚘🚗🚙
J – Ferris Wheel di AEON Mall JGC Cakung Jakarta Timur, Landmark Baru Kota Jakarta

Dok. Instagram J-Sky Ferris Wheel
Akhirnya saya naik kincir raksasa atau ferris wheel  pada kunjungan untuk ke-3 kalinya ke AEON Mall JGC Cakung Jakarta Timur . Pertama berkunjung ke AEON Mall JGC saya menghadiri Grand Opening CGV* saat nobar bersama Kompasianers dan media ,kunjungan ke-2 seorang diri dari Buaran naik ojeg online dan ke-3 kalinya pada tanggal 9 Desember 2017 sekalian njajal mobil Mitsubishi Xpander Sport-nya Qian yang baru dibeli cash dari hasil nge-yutub.
Kincir raksasa atau bianglala ini bernama J-Sky Ferris Wheel , dengan ketinggian 69 meter menjadi bianglala tertinggi di Indonesia. Sekaligus menjadi icon baru kota Jakarta. Berada di AEON Mall Jakarta Garden City Cakung Jakarta Timur.

Kunjungan pertama ke J-Sky Frerries Wheel - Hanya foto2 :))
J-Sky Ferris Wheel resmi beroperasi sejak 30 September 2017 berbarengan dengan grand opening AEON Mall Cakung Jakarta Timur, tetapi grand launching resminya baru seminggu kemudian, tepatnya pada hari Sabtu tanggal 7 Oktober 2017 di-support oleh Jakarta Garden City, Modernland, AEON Credit Service, Zurich, Japan Airlines, United Mind dan Aptown.


Sunday, 6 January 2013

Gili Trawangan,I'm Fallin' in Love With Yuuhh

Perjalanan dimulai dari Lombok Plaza Hotel di pusat kota Mataram seusai breakfast. Pak Mukhlis bersama dengan Toyota Avanza-nya menjemput kami, dan sebelum menuju ke Pelabuhan Bangsal kami mampir ke toko garment yang...oke-oke deh pakaian pantainya. Kakak saya membeli berbagai kaos untuk dipakai selama di Lombok (keponakan saya kehabisan pakaian bersih cuy!) , sedangkan saya hanya sempat menyambar 2 dress pantai berwarna cihuy ceria. Kalau nggak segera diingatkan barangkali saya masih menyambar berbagai dress pantai dan kaos untuk si Mr.Mistery.

Menuju Pelabuhan Bangsal di Kecamatan Pemenang kami melalui daerah Senggigi. Melewati Hotel Bintang Senggigi, tempat saya bermalam ketika pertama kali berlibur di Lombok bersama Mr.Past. Kakak saya berkomentar - tepatnya meledek,"Mau mampir di Senggigi, An? Barangkali mau bernostalgia di hotel tempat kamu menginap dulu....". Pyuuuh, justru berharap amnesia untuk peristiwa yang menurut orang kebanyakan adalah pengalaman yang membahagiakan ;p Beberapa poin wisata kami lewati, bahkan singgahi, seperti Pantai ...... yang dapat melempar pandangan ke 3 Gili dan Teluk Nare. Pak Mukhlis-pun dengan fasih memberikan informasi mengenai hotel yang kami lewati ber level premium, rate permalam-nya lebih dari 1 juta rupiah sampai 8.5 juta.
Oh ya, soal penginapan di Gili Trawangan kami "terpaksa" bermalam di cottage yang tidak terletak di pinggir pantai dikarenakan Villa Ombak, penginapan berbintang 4 di Gili Trawangan sudah penuh. Rate-nya juga lagi tinggi, yakni (Termurah) Rp 1.9juta/night. Sedangkan kami harus memakai 2 kamar,berarti khan mengeluarkan nyaris Rp 4 juta/night. Mendingan untuk jalan ke Labuhan Bajo deeeh...hehe. 8 bulan lalu keluarga kakak saya menginap di Villa Ombak, dan rate-nya belum setinggi itu. Menurut info penginapan ini adalah satu-satunya penginapan yang menyediakan air segar - bukan air payau. Sebenarnya kami ingin menginap di Villa Ombak di hari kedua karena keponakan saya agak rewel gitu kalau kami menginap di penginapan "standard" (Gaya banget deh nih anak, tapi gak apa-apa sih secara khan saya jadi kecipratan enaknya...hehe), namun karena masih juga fullbooking jadinya kami  berwisata di Gili Trawangan hanya semalam.



GILI TRAWANGAN, Yeaaah....!
Sebelumnya Kakak Ipar saya menceritakan tentang pengalamannya menyebrang ke Gili Trawangan dengan menggunakan public boat. Agak tidak mengenakkan walaupun jika diingat-ingat hal tersebut membuat kami tertawa. 8 bulan lalu kakak ipar dan beberapa turis asing harus menahan lemari kaca milik pedagang pulsa yang juga ingin menyeberang ke Gili Trawangan. Turis asing-nya sempat marah-marah, sedangkan si pedagang pulsa malah asyik tidur di public boat tersebut. Hahaha...sukses juga tuh pedagang pulsa bikin kerjaan turis asing and kakak ipar saya yang memiliki jabatan tinggi di salah 1 company besar en ternama. Kali ini kakak ipar saya juga sempat keqi dikarenakan koper besarnya ditumpuk-tumpuk sembarangan oleh porter yang membawanya ke boat. Saya jadi ingat film Arisan 2 deh, "kelakuan" kami yang membawa berbagai koper dan travelbag kok jadi mirip mereka di film itu ya? Waktu nonton film itu sih saya ketawa ngakak melihat kelakuan Aida Nurmala yang membawa aneka koper (bukan carrier) ,lah ternyata sekarang giliran kami. Namun tetap aja tuh saya nggak minat membeli carrier (lagi) untuk traveling....hehehe...*Waktu jadi Ketua Pecinta Alam sih saya sempat punya 2 carrier.
Public boat merapat di pantai Gili Trawangan, semua penumpang menyemplung ke pinggir pantai sambil menenteng bawaan masing-masing. Nggak ada dermaga-nya yaaa...siap berbasah ria :)

Kakak saya minta penjemput (petugas cottage) untuk memanggil Cidomo untuk mengangkut barang bawaan. Yang penting barang bawaan kami deh, kalau kami sih jalan kaki juga oke. Eh kok ya malah koper kakak ipar saya diangkut dan langsung dibawa dengan sepeda. Berjalan sekitar 100meter-an akhirnya sampai juga di Lumbung Cottage. Waw, semakin ingat dengan film Arisan 2 deh!  Di kamar nggak tersedia TV, WiFi bagus kalau kita berada di pinggir kolam renang. Hal ini membuat 2 keponakan saya lebih betah berinternet di bale bengong alias gazebo pinggir kolam renang.



Di dalam kamar ber-AC saya merasa "mati gaya", siang cuaca terik dan jalanan becek! Nggak ada TV ,dan sinyal internetpun ogah-ogahan membaik.Mendadak kepengen manggil guru yoga privat seperti tokoh MeiMei di film Arisan 2 jadinya...hehe. Sekar asyik ber-WiFi ria di gazebo, kakak ipar saya sepertinya masih "sibuk" dengan kopernya yang "dizholimi" dan ternyata Seno bersama ayahnya menyewa sepeda berkeliling pulau. Saya-pun leyeh-leyeh ngadem di kamar sambil membaca novel yang dibeli Sekar di Mataram Mal. Saya juga sms dan menelpon Fajar di Jakarta untuk dikirimi pulsa....*Gak jelaslah saya ini sebenarnya "mati gaya" atau "males gerak"....hahaha. Akhirnya malah siang itu saya manfaatkan sekalian untuk nyuci pakaian dalam en celana panjang!  Menjelang sore hujan tercurah di Gili Trawangan....Alhamdulillah "mati gaya" jadi ada hikmahnya juga :)


28.12.2012 Saya menyempatkan diri berenang. Cuma saya dan kakak ipar yang berenang setelah sarapan.Air kolamnya payau.

Karena air payau maka sikat gigi-pun saya harus menggunakan air mineral kemasan,plus pasta gigi-nya Optifresh Oriflame :D

GILI TRAWANGAN, Nightlive...
Semula kami ingin bersepeda menuju tempat makan malam, tetapi sepeda yang kami sewa khan hanya 2 (kami makan malam bertiga) apalagi saya tersadar bahwa saya mengenakan rok panjang, jadinya kami berjalan kaki ke Night Food Market. Rameeee bangeeetzz, dan sumpe dah, susah ndapetin turis domestik disini. Berbagai petugas resto/bar/cafe menawarkan kami bertiga untuk singgah di tempatnya, bahkan ada yang menyodorkan menu dengan penawaran,"Disini murah-murah,Pak...Nasi Goreng cuma Rp 15.000.". Kami tersenyum dan mengucapkan terimakasih atas penawaran mereka.
Lah, pandangan saya kok lebih interest ke bulek-bulek handsome yang malam itu bertebaran di cafe-cafe  ya? Hahaha...parah! Emang ciyus nih, enelan deh cowok-cowok bulek disini tuh emang terlihat rapi,bersih dan mirip para aktor Holywood.Eaaalaaah, malah saya merasa melihat Chris Pine sedang menikmati hidangan malamnya. Beda deh sama bulek yang berseliweran di Kuta Bali yang menurut pandangan saya udah agak bluwek...hahaha...* Oh Gili Trawangan, I'm fallin love with yuuuuh!


Berbagai cafe/resto ada di Gili Trawangan, salah 1-nya Tir Na Nog, konon The Irish Bar yang terdapat di pulau terkecil paling jauh dari negeri asalnya. *Ngebayangin U2 show di bar tersebut :D


Yang membuat saya jatuh cinta dengan kehidupan malam Gili Trawangan , diantaranya :

Nggak ada yang protes atas nama ini, padahal di Jakarta ada yang protes kalau dijadikan bar/cafe. Ya iyaaalaaah...nama sesuatu yang mulia kok dijadikan tempat "mabok2an" :D Kalau untuk nama Diving Course gak apa2 kali yak?

  • Turis international yang makan malam terkesan rapih dan bukan bulek yang ngumbar-ngumbar aurat disini. Mereka bisa menempatkan diri , barangkali mereka akan berbikini ria jika di siang hari - itupun di pantai.
  • Mereka banyak yang membawa anak-anak. Kesan 'family tour', bukan solo traveler. Pada sempat lari-larian di dekat saya, tetapi saya kok merasa oke-oke aja yah nyaris ditubruk oleh mereka. Orang tua mereka sih sempat mengingatkan agar mereka tidak berlarian di dalam resto.
  • Saat menyusuri jalanan, seringkali pengendara Cidomo dan sepeda berkata,"Excus me...Excusme...". Pejalan kaki menepi dan jalanan dilalui oleh mereka. Tenang bangeet deh, gak ada polusi BBM atau suara. Bahkan polisi juga tidak ada, tetap amaaaan.
  • Suara pengajian terdengar jelas dari mesjid yang terdapat di pulau tersebut. Suaranya terkesan selaras dengan suara musik yang saya dengar dari cafe/bar di sekitar. Rasanya nggak akan bisa kita dapati hal ini di Kuta Bali, Legian, Seminyak atau Ubud.
  • Dan seperti yang saya katakan sebelumnya....cowok-cowok bulek-nya ganteng ganteeeeng .....
Duuh, dari tadi ngomongin si bulek melulu.Trus kami bertiga makan malam dimana???

Scallywags Organic Seafood Bar


Dari awal datang ke gili ini Sekar udah ngoceh-ngoceh mengenai es krim yang terdapat disini. Jadilah kami bertiga menuju ke Scallywags Organic Seafood Bar.
Si Mas yang melayani sampai ngerti banget,"Sebelumnya pernah kesini ya?".
My Bro and Sekar manggut-manggut.
Tanya si Mas lagi : "Nginep di Villa Ombak?"
My Bro,"Nggak kedapetan tuh,full. Waktu liburan lalu nginep disana..."
Dan seterusnya ......
Saya memesan ice cream rasa coklat yang emang asyik banget. Langsung ngebayain jadi ibu kucing yang mandiin anak-nya. Nikmat euy! Jadi termotivasi masuk sorga deh aaah....*Sampai Jakarta harus sedekah ke kucing2 di rumah nih en cari ice cream merk ini...hihihi

Food Market Gili Trawangan

Kami memesan beberapa Sate Seafood disini, sedangkan My Bro membelikan keponakan saya Nasi Goreng seharga @ Rp 15.000. Kalau Sate Udang Pedas yang saya pesan harga peporsi (3 tusuk) Rp 25.000. Sate Cumi Rp 30.000/tusuk.Di kasih bonus nasi plus Bakwan Jagung. Menikmati makanan tersebut di cottage. Pedas-nya mantap! Kebayang banget kalau bulek yang makan....apa gak kejang-kejang ya mereka??? *Ngebayangin Chris Pine kepedesan....

Sunday, 15 April 2012

Imlek @ Ancol Superblock


Longweekend coming! (Yang sebenarnya gak terlalu berpengaruh untuk kehidupan saya sejak Oktober 2011 sih :D). Kakak saya no-3 sudah "memesan" beberapa hari sebelumnya (tgl 17 January 2012 saat Bimo birthday) agar saya ikut bermalam di Mercure Hotel Ancol pada longweekend kali ini. Nemenin ibu di kamar! Hhhmmmm,berarti stay overnigth at hotel kali ini bukan dengan maksud "me time" ya. Jadilah saya bersiap-siap untuk ber-longweekend Imlek tahun ini di Mercure Hotel. Baru 20 hari yang lalu saya menginap di chain hotel yang sama untuk merayakan tahun baru Masehi. 20 hari lalu kami menginap di Mercure Hotel yang di Hayam Wuruk.
Berangkat naik Innova dijemput My Sist en her husband and her son. Jam 3 check ini 3 kamar, saya and my mom menempati kamar bernomer 638, Galuh en Arif di 637 en My Sist en husband di 636. Dari jam 3 hingga menjelang Maghrib saya berinternet ria di kamar sambil nonton TV. Sekedar twitteran, FB en nulis berbagai artikel mini. Dari situ saya berkomunikasi dengan keponakan, dari yang berada di Magelang – Jogjakarta – Senayan City sampai ada yang di dekat lokasi Ancol. Maghrib-nya Sekar, Seno and their parents mampir ke hotel. Nostalgia keluarga nih, karena saat ayah saya masih bersama kami, keluarga kami seringkali menginap atau berpesta tahun baru-an di hotel yang dahulu bernama Hotel Horison Ancol.Jam 7 rombongan keluarga makan malam , masih di dalam area Ancol – yakni Bandar Jakarta.

Yang namanya Bandar Jakarta Resto pengunjungnya ampun-ampunan rame-nya. Kita harus mendaftar terlebih dahulu untuk mendapatkan tempat. Setelah mengajukan nama untuk waiting list, kami berkeliling Ancol. Ancol dahulu berbeda dengan saat ini. Beberapa tahun lalu Ancol di waktu malam, dipinggir pantainya banyak “mobil goyang”, “tenda goyang” dan wanita-wanita penjaja seks! (Huh deh, seks yang merupakan salah satu ibadah kenapa harus dijajakan sih?Please deh…), atau hal menyeramkan seperti hantu wanita legendaries yang sampai pernah disinetronkan. Tapi kini (semoga) semua-nya sirna. Sekarang berdiri gagah apartmen Ancol Mansion, perumahan mewah dan di bagian yang dulu di anggap jin buang tuyul disana aja takut, kini berdiri stage konser music plus Ancol Bay City Lifestyle Mall. Weees, Mal di dekat pantai , cuy! Jadi Ancol sekarang udah benar-benar mirip superblock. Oke banget sih, apalagi ada Dufan, Sea World ditambah Eco Park yang baru. Jarak ke area wisata shopping di Mangga 2, Cempaka Mas dan Kelapa Gading sangat mudah dijangkau. Station kereta api dan pelabuhan laut-pun dekat. Bandara mudah terjangkau (Apalagi kalau bandara masih di Kemayoran seperti di komik Tin Tin yak?hehehe).Malam imlek saya dan keluarga makan malam di Planet Bakso, disamping hotel. Siangnya area tersebut dipakai untuk acara Hip Hip Hura – nya SCTV tuh.

Oleh karena-nya selama 3 hari di Ancol kami tidak keluar dari area tersebut. Selain makan malam di Bandar Jakarta bersama (Saya, My Mom, My Sist and her Husband, Galuh en Arif, Pandu, Sekar, Seno and 2 S’s parents) , keesokan harinya kami juga makan siang di Jimbaran Resto.



Makan siang di Jimbaran Resto tanpa Sekar ,Seno and her parents, namun kali ini kami kedatangan Owin en her Mom. Kami juga member makan kepada ratusan atau bahkan ribuan ekor ikan di Eco Park dengan makanan yang dapat dibeli disana seharga @ Rp 5000,-. Sedekah untuk ikan – makhluk hidup ciptaan-NYA merupakan salah satu kegiatan yang mengasyikkan. Kami juga jalan-jalan ke Pasar Seni. Saya pribadi berharap agar Ancol tetap mempertahankan bahkan menambah seni khas budaya Indonesia – khususnya Jakarta. Emaknya Sekar berarti mengatakan bahwa Ancol sebenarnya lebih oke disbanding Sentosa Singapore! Yang langsung disanggah oleh Sekar, anaknya….hahaha. Sekar mengatakan bahwa untuk urusan perawatan dan kebersihan sangat jauh lebih baik Sentosa Singapore. Weeei, dari sini seharusnya sebagai warga Jakarta kita bantu Ancol agar tetap asri dan terawatt. Prospek bisa mengalahkan “kehebatan” tempat wisata di Singapore khan tuh ;-D Gak perlu jor-joran ngebangun seperti Esplanade or Kincir Raksasa,tapi cukup warnai Ancol dengan kekayaan budaya (petugasnya mengenakan busana Abang None, misalnya) , keramahan  dan kedisiplinan (missal : menjaga kebersihan laut dan pantainya – ayo pengelola,Ancol ,tolong beri tong sampah berbentuk khas seperti ondel-ondel,misalnya.). Lebih asoy lagi kalau Ancol membuka akademi pariwisata di area Ancol…keren dah tuh!

My Sist and her husband malah sempat bersepeda ria di sekitar Ancol. Pagi hari berjalan kaki dari hotel ke pinggir kali Jln Lodan dan Eco Park, keesokan harinya bersepeda dari samping hotel ke dekat makam pahlawan Belanda. Waduh, kok saya baru ingat bahwa saya dulu pernah ikutan Rally Sepeda dan menjadi Juara 2 se-Jakarta ya.Rally sepeda itu berlangsung di Ancol juga!

Ketika check-out, pukul 11.30 kami sempat menyaksikan Barongsai di lobby hotel. Perjalanan pulang hanya memakan waktu 17 – 18 menit dari Ancol sampai depan rumah saya, padahal gak ngebut dan gak lewat toll loh.Sehingga siangnya saya masih janjian dengan Yuli di Mal Kelapa Gading.Sempat menyaksikan boy band Max 5 yang awalnya kami kira rombongan barongsai…hahaha.

BREAKFAST @ Mercure Ancol Hotel 

Oh ya, dari di Ancol sampai MKG semuanya bagai lautan manusia. Tapi justru saya jadi jarang melihat etnis China tuh. Justru etnis Melayu yang ramai. Atau barangkali etnis China justru makan-makan saja di rumah???
Tahun baru China kali ini saya merasakan penuh keramaian bersama keluarga dan rekan. Sedangkan tahun lalu saya berada di Surabaya, berkunjung ke Pecinan Surabaya yang juga justru sepi :D Baca kisahnya DISINI