Thursday 5 March 2015

Semalam di The Falatehan Hotel by Safin

Nggak ada prediksi bahwa suatu saat saya bermalam di hotel berbintang 3 yang terletak di kawasan Blok M Jakarta Selatan. Bermula dari My Lovely  yang datang dari negeri seberang ingin menikmati waktu-nya di salah satu hotel. Saya mempertimbangkan hotel di Kemang dan Menteng, hotel berbintang 3, dia memberi alternatif hotel di Puri Indah Jakarta Barat, Tendean dan The Falatehan Hotel by Safin. Karena Puri Indah sulit saya akses jika tidak membawa kendaraan pribadi dan saya pernah menginap di hotel yang terletak di Tendean – itupun belum sampai 2 bulan yang lalu. Akhirnya saya menuruti-nya untuk booking di The Falatehan Hotel by Safin, walaupun saya agak jiper melihat lokasi lingkungannya. Hihihi, bisa juga ya saya jiper? Ya bisa-lah, karena ada pengalaman yang tidak diharapkan terjadi di area itu beberapa tahun yang lalu. Karena My Lovely  merasa lebih minat di hotel tersebut, maka saya booking melalui internet, survey antara Agoda dan booking.com – jadilah tanggal 18 February 2015 saya booking untuk tanggal 20-21 February 2015.
Tumben ya saya “ngalah” dengan kemauan seseorang? Yap, karena soal waktu, waktu saya bersama My Lovely terasa sangat mahal. Kedua dia yang bayar...hehehe, bukan karena saya nggak mampu loh ya, saya bertekad kok akan membayar-nya suatu saat nanti di suatu tempat yang pastinya pernah saya impikan. Ketiga, warna biru yang menjadi ornamen tempat tidur-nya terlihat fresh.
Jumat, 20 February 2015 – setelah saya menyelesaikan berbagai amanah, saya menuju ke hotel. Hanya menyebut nama-tanpa memperlihatkan voucher hotel. Saat diminta KTP saya kelimpungan karena sepertinya KTP tertinggal di tas kerja. Membayar deposit Rp 100.000 ,- yang saya bayarkan menggunakan debet card, kemudian diberikanlah key card kamar 336 dengan catatan saat My Lovely sampai hotel harus registrasi menyerahkan KTP-nya. Saya wanti-wanti agar memberikan KTP Indonesia-nya agar tidak dikenakan tariff turis asing...hehe, tadinya dia berniat memakai driver license dari negeri tempat tinggalnya sekarang.

Kamar Tanpa Jendela
Ingat cerita saya tentang KamarTanpa Jendela? Kali ini terjadi kembali. Front Officer sudah mengatakan bahwa kamar yang kami tempati di lantai 2 tidak memiliki akses lift. Saya harus bisa melalui tangga, melewati rest room dan pintu kitchen resto hotel. Dikatakan juga bahwa kamar tidak memiliki jendela. Hadeuh, di internet memang tertulis di keterangannya “no view”, saya pikir sekedar view mentok tembok, jadi gak kebayang deh tuh kalau tanpa jendela. Kalau mau jendela saya bisa up grade ke kamar deluxe dengan menambah Rp 100.000,-. Ah, sudahlah...malam ini justru kami tidak memerlukan jendela bukan? ;D
Akses ke kamar memang “nggak banget” seperti yang saya tulis di atas. Ada 8 kamar yang kondisi-nya seperti itu. Kami mendapat kamar di pojok.
Bersyukur begitu membuka kamar saya melihat kamar-nya bersih dan rapih. Nggak terlalu “melenceng” dengan yang ada di foto website promo-nya. Luas kamar-nya pas. Terdapat lemari berpintu lengkap dengan gantungan baju dan safe deposit box, coffee/tea maker dilengkapi 2 air mineral ukuran kecil merk Oasis (Disediakan juga air mineral ukuran 1.5 liter yang jika kita membuka-nya dikenakan biaya Rp 20.000,-), cermin ukuran seluruh badan tergantung di dinding dengan desk untuk sepatu atau koper, tv flat dan cermin dinding yang lebih sebagi hiasan. Ada sofa baca di sisi tempat tidur, selain desk untuk menulis/makan.
Bathroom-nya nggak ada bathub ya J . Tidak ada tube di shower, hanya ada tirai. Relatif bersih dan walaupun bukan dari material yang nomor 1 tapi kondisi dan model-nya baru.



Dinner & Breakfast @ Hotel
Awalnya saya berniat membelikan My Lovely makanan “Ceker Ayam” di resto China Muslim yang terletak di Pasaraya. Melihat lingkungan kehidupan malam di sekitar hotel membuat saya mengurungkan niat tersebut. Sebenarnya saya sudah lapar, demikian pula dengan My Lovely  yang masih dalam perjalanan. Akhirnya dia menyarankan saya memesan di “Room Service” 5 menit menjelang dia datang. Tapi jadi-nya pesan justru saat dia sudah sampai di kamar....
My Lovely  memesan Rawon dan untuk saya Nasi Goreng Seafood. Yang menerima pesanan dia, ternyata sekalian bayar. Rasa makanannya termasuk lezat untuk ukuran hotel. Atau memang karena saya lapar ya? Hehehe...
Untuk makanan Room Service tidak sempat diambil foto-nya, keburu di makan dalam sekejab habis :D
Pagi jam 7-an kami menuju resto hotel untuk breakfast. Baru 1 meja yang terisi. Sebelumnya kami berputar  melihat makanan yang tersedia. Saya hanya mengambil Bubur Ayam, Cereal dan secangkir kopi. Sedangkan dia sudah memenuhi piring-nya dengan Nasi Kebuli, Sosis...entah apa lagi! Kenapa jadi terbalik gini sih “sistem” makanannya?! Dia yang sudah lebih dari 20 tahun di negeri bulek justru sarapan yang bikin para bulek mendelik, sedangkan saya yang sudah lama meninggalkan negeri itu justru pilih yang ringan.
Usai sarapan kami kembali ke kamar. Pukul setengah 12-an kami check out, saya mengambil uang deposit, sementara dia ke lounge khusus. 

1 comment:

  1. Artikel yang bagus, bagi bro n sis yg pengen nyobain oleh2 khas kota medan bisa order dimari www.medanpoenya.com

    ReplyDelete