Showing posts with label magelang. Show all posts
Showing posts with label magelang. Show all posts

Saturday, 6 January 2018

Aura Kemegahan Borobudur di Plataran Heritage Hotel Magelang

Plataran Heritage Borobudur is design with lashings of colonial charm and a modern pleasure, blending seamlessly in the mystic Borobudur ambience.

Dok. @balqis57
Desember 2017 saya batal traveling to Central Java karena nggak kedapetan tiket transportasi, padahal ada undangan pernikahan kerabat dekat di Semarang tanggal 23 Desember 2017. Huhuhu,padahal saya bersedia loh membayar tiket pesawat Rp 1 juta-an ke Semarang untuk sekali jalan. Tapi tiket memang benar-benar habis bis gimana dong? Uang sih masih bisa di dapatkan di kemudian hari, tapi suatu "moment" khan gak bakal bisa hadir lagi... Kakak-kakak saya lagi ogah nyetir sampai Jawa Tengah...
Tgl 23 Desember 2017 saya sempat ikut ke kantor Batik Air dan Stasiun Gambir, tapi masih aja belum berhasil dapat tiket. Kakak dan keponakan saya sedang cuti dan libur,jadi kekeuh banget untuk dapetin tiket. Kalau saya mah setiap saat liburan, makanya kalau acara udah selesai sih gak terlalu ngoyo, apalagi saya udah puluhan kali ke Jawa Tengah. Yaah, walaupun agak ngenes juga tidak dapat menghadiri kerabat yang sedang berbahagia ini...

Kolam renang difoto dari balkon kamar yang saya tempati (Dok. @balqis57)
Untuk menghibur diri ketidak hadiran di acara pernikahan kerabat , maka lebih baik saya melanjutkan kenangan terakhir kalinya di Jawa Tengah pada bulan Juni - July 2017. Khususnya saat menginap di Plataran Heritage Hotel & Convention Center yang dikelilingi pemandangan dan suasana pedesaan di kaki Bukit Menoreh. Berlokasi 90 menit dari Yogyakarta dan 10 menit dari the world heritage Borobudur Temple. Resepsi pernikahan disini keren banget deh pastinya! :D

Halaman Plataran Heritage Hotel
🌟🌟🌟🌟🌟 

Hotel berbintang 5 ini baru beroperasi di bulan Mei 2017

Kamar 312
29 - 30 Juni 2017 saya menginap di kamar 312, dengan rate perkamar @  Rp 1,200,000 include breakfast, kami menggunakan total 2 kamar (Rp 2,400,000) ,booking melalui internet/travel agent online saat kami masih dalam perjalanan dan menikmati dawet hitam di Purworejo melalui travel agent online yang ada di sisi kanan blog saya ini #CintaWisataKita

Bathroom di kamar 312 yang saya inapi

Friday, 11 March 2011

Lembah Tidar Suatu Hari di Februari 2011

Selama bertugas di 7 kota besar Indonesia saya sempat memanfaatkan jeda waktu sehari untuk visit ke keponakan saya yang sedang menuntut ilmu di SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah.
Kalau mengikuti itinerary perusahaan yang menugaskan : 7 - 9 February 2011 saya bertugas di Semarang, 10 - 12 February 2011 di Jogjakarta. Malam tanggal 12 February 2011 saya kembali ke Jakarta dan pagi hari tanggal 14 February saya sudah harus berada di Denpasar Bali. Wuuiii...please deh, lebih baik saya langsung ke Denpasar atau Semarang saja!
Ketika saya berada di Jogjakarta saya ditelpon kakak dan mengarahkan saya bagaimana agar saya dapat mencapai ke SMA Taruna Nusantara.

Check out dari Amaris Hotel pukul 11. Dengan menumpang becak saya menuju Malioboro Plaza, membeli paket J.Co dan Hoka Hoka Bento untuk diberikan ke Asti, keponakan saya. Ya, sekolah di Taruna Nusantara makanan sehari-harinya memang selalu tersedia makanan yang memenuhi syarat 4 Sehat 5 Sempurna. Oleh karenanya mereka jarang mengonsumsi jenis fastfood ;-)

Magelang by Rama Travel
Sekitar jam 14 saya berangkat dari markas travel yang terletak hanya beberapa langkah dari Amaris Hotel, Jln Diponegoro. Duduk di seat depan bersama Pak Sopir dan seorang cewek muda keturunan China yang juga dosen di Unika Atmajaya Jogjakarta. Dari obrolan kecil kami saya menjadi tahu bahwa dia tinggal di Magelang dan mengajar seminggu 2x di Jogjakarta. Melepas dari Jln Raya Magelang - Jogjakarta Pak Sopir kasak kusuk menelpon mencari informasi mengenai banjir lahar di jalan yang harusnya kami lintasi.Hhhmmm,sebelumnya gak terbayangkan saya harus dekat dengan lokasi bencana Merapi. Petualangan yang mengasyikkan ;-) Sedangkan Ibu Dosen disebelah saya sibuk juga membantu mencari informasi dari Blackberry-nya. Info Merapi di Twitter.
Hujan nan deras membuat kami akhirnya memotong jalan. Masuk ke pedesaan-pedesaan yang ketika Merapi meletus daerah tersebut salah satu yang terkena bencana, dekat dengan lokasi Mbah Maridjan. Posko bantuan dari perusahaan multinasional dan station TV masih terlihat dan masih terlihat "aktif".

Tuesday, 25 August 2009

Hotel Manohara Magelang [Jateng 2008]

Saat media banyak menjadikan ‘Manohara’ sebagai subjek berita, saya menjadi teringat akan sebuah hotel di Magelang yang kami inapi ketika liburan paska lebaran 1430 H, tepatnya 3 – 4 Oktober 2008. Ketika itu saya sempat menanyakan apa arti nama ‘Manohara’, ada yang menjawab bahwa Manohara adalah nama burung – seperti layaknya nama Cendrawasih dan ada pula yang menyatakan bahwa Manohara adalah nama tokoh yang ceritanya terdapat dalam relief candi Borobudur. Kalau sekarang sih saya ngertinya ‘Manohara’ itu salah satu judul sinetron di tipi....huuuu....;-p

Menginap di Hotel Manohara Magelang membawa kesan sendiri bagi saya, dikarenakan hotel milik pemerintah setempat dan berbintang 4 ini merupakan satu-satunya hotel yang berada di dalam the Borobudur Archaelogical Park. Petugas hotel (mirip Tora Sudiro euy!) yang membawa tas/koper kami ke kamar menjelaskan kepada saya bahwa Amanjiwo Resort, tempat bermalamnya para mega selebrities dunia tidak seberapa jauh dari kamar kami. Memang tidak terlihat, apalagi ketika itu hari sudah gelap. Petugas itu menceritakan juga bahwa David Beckham dan sang istri yang mantan personel Spice Girl sempat “bocor” berita-nya saat akan berkunjung kesana. Dan sang pemain bola tersebut “selundupkan” ke terminal cargo oleh orang-orang di bandara karena “kebocoran” berita tersebut ke public. Yup...para mega bintang dunia itu memang seringkali mengendap di sekitar Candi Borobudur dikarenakan privasi-nya yang tidak mau terganggu, bukan saja mega bintang di dunia hiburan/olah raga, bahkan mendiang Lady Diana pernah menginap di group ‘Aman...’ yang bagi rakyat Indonesia umumnya membuat isi dompet menjadi tidak aman...hehehe....Tarif menginap di Amanjiwo ini paling murah Rp 7 juta untuk 2 orang ,sedangkan yang termahal US$ 2,600 ,- permalam! (Halooo...itu rates belum termasuk tax yak!).Saya-pun langsung nongkrong di teras kamar yang ‘menghadap’ resort tersebut, ketika kakak saya menanyakan apa yang saya lakukan disana...saya menjawab dengan cuek,”Lagi menghirup dan menikmati udara Amanjiwo....” Hehehe...belum sempat menginap disana, setidaknya sudah merasakan udara disekitarnya.

Saya, kakak + kakak ipar dan keponakan (berempat) makan malam di restaurant hotel Manohara. Suasana Jawa traditional terasa kental, model restaurant juga ala pendopo Kraton lengkap dengan karawitan-nya. View-nya??? Candi Borobudur mengintip kami yang sedang upper dinner....namun kami belum dapat menikmati kemistisan candi terbesar di dunia tersebut dikarenakan malam menghalangi pandangan kami. Baru-lah saat breakfast kami melumati keindahan lanskap sekeliling candi.


PAGI DI BOROBUDUR.
Usai shalat Shubuh Mas Tunggal, Mbak Lien, Sekar dan Seno bergegas mengejar matahari. That’s true! Mereka akan menikmati kebesaran-Nya dengan menyaksikan sunrise on the top of Borobudur. Borobudur belum dibuka bagi public, namun bagi tamu Hotel Manohara mendapat keistimewaan boleh berada di puncak candi disaat matahari belum muncul (Public/non tamu Hotel Manohara diperkenankan ikut dengan membayar Rp 250.000,-/person).Oh ya, malamnya dari theater hotel kami menyaksikan film mengenai Candi Borobudur. Sedangkan saya dan Mbak Rita lebih memilih menikmati sekeliling candi dari bawah. (Saya masih ingat benar berada di puncak candi Borobudur beberapa tahun yang lalu, walaupun bukan pada sunrise...hehehe, ingat panas-nya yang ampun-ampunan dan bergaya ala pemain film India tapi ‘ngojek payung’. ) Saat itu Mbak Ritha memang sedang mengalami masalah dengan kaki-nya, sehingga kemungkinan untuk mendaki candi sangat kecil. So kami berdua menyewa 2 sepeda yang disediakan oleh pihak Hotel Manohara. Kemana??? Mengelilingi Candi Borobudur tanpa “diganggu” orang lain.....!!! Berasa deh tuh candi kita yang punya...hihihi....Sepeda kami kayuh dengan santai. Kami singgah di kandang Gajah yang siang nanti akan “bertugas” di kawasan tersebut. Mereka masih menikmati makan pagi-nya. Kemudian kami menghentikan sepeda kami ke beberapa wahana di sekitar candi, diantaranya beberapa museum yang terdapat disana. Belum dibuka untuk umum, mereka masih bersiap-siap – namun dengan ramahnya mereka mempersilakan kami masuk dan melihat-lihat begitu mengetahui kami adalah tamu Hotel Manohara.
Dari kejauhan kami menyaksikan calon pengunjung Candi Borobudur yang belum diperkenankan masuk ke kawasan tersebut. Sangat ramai! Maklumlah libur lebaran, syawalan. Beberapa diantaranya melihat kami yang dengan santai-nya berkeliaran di dalam kawasan. Heran melihat tampilan kami yang dijamin bukan penampilan petugas dan bukan pula penampilan warga desa setempat, namun dapat wara wiri di dalam lokasi tanpa ada yang melarang. Mudah-mudahan sih mereka nggak mengira kami makhluk penampakan atau lebih kejamnya mengira kami adalah bagian dari ‘peliharaan’ atraksi kawasan wisata..hehehe...

Kami berdua kembali mengayuh sepeda ke arah Hotel Manohara. Meletakkan sepeda di depan lobby, dan langsung menuju tempat makan pagi.Breakfast sambil memandang keindahan Borobudur dan lanskap-nya. Menunggu mereka yang baru turun menyaksikan sunrise. Tak lama mereka muncul dan bergabung bersama kami berdua.

Selesai breakfast saya dan Mas Tunggal berkeliling sekitar hotel sambil mengamati aneka tumbuhan yang ada disekitar kami, ada pohon Bodie – yang dianggap keramat bagi umat Budha, dan ditanam oleh ‘orang-orang khusus’ serta pohon Maja yang buahnya mirip buah Semangka namun tidak diperkenankan dimakan. Kata-nya buah ini yang ‘disumpah2in’ oleh Gajah Mada, yang menyatakan ogah makan buah ini sebelum Nusantara bersatu. Masaq iya seh???!! Ada juga pohon bunga yang sebelumnya tidak pernah kami temukan di tempat lain, bahkan ketika kami meminta penjelasan orang disekitar sana mereka tidak mengetahui nama bunga-nya. Dengan meminta izin, kami membawa beberapa bibit bunga tersebut untuk dibawa dan kami tanam di Jakarta. Bahkan kami juga membawa beberapa buah Maja. Bukan maksud kami merusak loh, justru kami berniat menanam dan mengembang biakkan tanaman-tanaman tersebut di sekitar tempat tinggal kami.
Siang itu kami kembali ke Jogjakarta, menjemput ibu di rumah Galuh dan langsung menuju ke Semarang (lewat Magelang lagi deh!) – singgah sebentar di Eva Coffee House.....( http://odysseygemini.blogspot.com/2008/10/eva-coffee-house-jawa-tengah.html ) dan malam ini kami terlelap di Grand Candi Hotel, hotel berbintang 5 di Semarang.